Sebuah pos terluar Jerman dalam pertempuran memperebutkan kota Stalingrad, akhir musim panas 1942. Dua orang Landser yang berlindung di Stichgraben (Celah Parit) ini mempersenjatai diri dengan sebuah senapan mesin MG-34, mortir ringan IeGW.36 5cm, dan sebuah senapan mesin ringan MP-40. Kotak amunisi kosong di belakang mereka merupakan bukti dari pertempuran berat yang telah terjadi sebelumnya. Sekarang, setelah kemenangan mulai terlihat jelas oleh 6. Armee, unit-unit Jerman mengadaptasi metode dalam mengalihkan kekuatan pendorong utama mereka antara satu wilayah dengan wilayah lainnya serta menghantam habis satu demi satu blok pertahanan musuh
Tiga buah foto yang memperlihatkan gudang gandum di Stalingrad, salah satu bangunan yang paling dipertahankan secara mati-matian oleh pasukan Rusia di kota tersebut. Di tempat penggilingan gandum raksasa yang terletak di selatan lembah Tsaritsa ini, pertempuran yang terjadi benar-benar tidak mengenal ampun. Kedua belah pihak sama-sama menderita korban besar dalam usaha merebut dan mempertahankan bangunan ini. Selama tiga hari nonstop pasukan dari 24. Panzer-Division membombardir struktur beton masif tersebut dengan artileri, senjata anti-tank, mortir, dan meriam tank, sehingga membuat biji gandum yang tersimpan di dalamnya terbakar hebat. Tentara Soviet yang berlindung di dalamnya menolak untuk menyerah, sehingga pertempuran berlanjut dengan duel satu lawan satu yang menyebar di seluruh ruangan. Pada tanggal 21 September 1942 akhirnya pihak Jerman berhasil mendudukinya. Tapi penderitaan tidak berhenti sampai disini: pertempuran yang sama brutalnya kemudian berlanjut ke Lapangan Merah, pabrik kuku, dan Department Store Univermag
Satu regu Maschinengewehrtrupp bersenjatakan MG 34 bergerak menuju posisi baru mereka melalui jalanan kota Stalingrad yang sudah penuh dengan puing-puing. Grup senapan mesin biasanya membawa satu atau dua buah laras cadangan, yang biasanya dipakai untuk mengganti laras utama setelah 250 peluru ditembakkan secara non-stop. Tujuannya adalah untuk memberi kesempatan laras utama didinginkan sebelum dipakai kembali. Pada fase ini (September 1942), semua prajurit infanteri yang bertempur di kota Stalingrad digolongkan sebagai Alte Hasen (Kelinci Tua, Tangan Tua, Veteran Tempur), yaitu mereka yang mampu bertahan hidup melalui hari demi hari pertempuran brutal tak terperikan!
Satu regu Maschinengewehrtrupp bersenjatakan MG 34 bergerak menuju posisi baru mereka melalui jalanan kota Stalingrad yang sudah penuh dengan puing-puing. Grup senapan mesin biasanya membawa satu atau dua buah laras cadangan, yang biasanya dipakai untuk mengganti laras utama setelah 250 peluru ditembakkan secara non-stop. Tujuannya adalah untuk memberi kesempatan laras utama didinginkan sebelum dipakai kembali. Pada fase ini (September 1942), semua prajurit infanteri yang bertempur di kota Stalingrad digolongkan sebagai Alte Hasen (Kelinci Tua, Tangan Tua, Veteran Tempur), yaitu mereka yang mampu bertahan hidup melalui hari demi hari pertempuran brutal tak terperikan!
Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad