SS-HAUPTSTURMFÜHRER / HAUPTMANN
SS-Hauptsturmführer Josef Kramer (Kampkommandant Bergen-Belsen) mengenakan pakaian dalam dengan print insignia camo yang langka - dengan pangkat SS-Hauptsturmführer. Foto ini diambil pada tanggal 17 April 1945, dua hari setelah Kamp Konsentrasi Bergen-Belsen (di barat daya kota Bergen, Niedersachsen, Jerman) dibebaskan oleh pasukan Inggris dari 11th Armoured Division. Meskipun menjelang pembebasan banyak para penjaga kamp yang melarikan diri karena takut akan adanya pembalasan dari tawanan mereka, Kramer dengan berani memutuskan untuk tetap tinggal dan mengerjakan tugas sehari-hari seperti biasa. Pasukan Inggris begitu terkejut ketika mendapati bahwa kamp tersebut menampung 60.000 penghuni - dengan sebagian besarnya dalam kondisi sangat menyedihkan - sementara tidak kurang dari 13.000 mayat lainnya bertebaran di segala penjuru tanpa sempat dikuburkan! Sang Kampkommandant dengan tenang menyambut tentara Inggris, dan bahkan menyempatkan diri untuk menemani mereka melihat-lihat Bergen-Belsen! Pada tanggal 17 November 1945 Kramer dijatuhi hukuman mati atas peran aktifnya dalam "kejahatan terhadap kemanusiaan", dan dihukum gantung di penjara Hamelin pada tanggal 13 Desember 1945. Sebagai algojonya adalah Albert Pierrepoint, seorang pekerja toko kelontong yang bekerja sampingan sebagai petugas eksekusi. Pierrepoint terkenal sebagai "pengeksekusi paling efisien dalam sejarah Inggris", dan di sepanjang karirnya telah membantu mengirimkan 435 orang ke alam baka!
---------------------------------------------------------------------
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk SS-Sturmbannführer Erich Olboeter (Kommandeur III.[gepanzerte]Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 26 / 12.SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"), yang diselenggarakan di Normandia pada tanggal 28 Juli 1944. Dari kiri ke kanan: tidak diketahui, Erich Olboeter (membelakangi kamera), SS-Hauptsturmführer Hermann "Bibl" Weiser (Adjutant I. SS Panzerkorps "Leibstandarte"), SS-Sturmbannführer Hubert Meyer (Ia Erster Generalstabsoffizier 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"), SS-Obersturmbannführer Max Wünsche (Kommandeur SS-Panzer-Regiment 12/12.SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"), SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Josef "Sepp" Dietrich (Kommandierender General I. SS Panzerkorps "Leibstandarte"), dan SS-Standartenführer Kurt Meyer (Kommandeur 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"). Dietrich dan Meyer sama-sama mengenakan seragam kamuflase dengan insignia khusus di bagian lengan, sesuai dengan pangkat mereka masing-masing. Insignia milik Dietrich tetap dia simpan, bahkan setelah naik pangkat menjadi SS-Oberstgruppenführer beberapa hari kemudian. Insignia tersebut nantinya diberikannya kepada salah satu rekan seperjuangannya, dan ujung-ujungnya berakhir menjadi salah satu koleksi dari pengarang buku Markus Lippl
---------------------------------------------------------------------
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk SS-Sturmbannführer Erich Olboeter (Kommandeur III.[gepanzerte]Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 26 / 12.SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"), yang diselenggarakan di Normandia pada tanggal 28 Juli 1944. Dari kiri ke kanan: tidak diketahui, Erich Olboeter (membelakangi kamera), SS-Hauptsturmführer Hermann "Bibl" Weiser (Adjutant I. SS Panzerkorps "Leibstandarte"), SS-Sturmbannführer Hubert Meyer (Ia Erster Generalstabsoffizier 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"), SS-Obersturmbannführer Max Wünsche (Kommandeur SS-Panzer-Regiment 12/12.SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"), SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Josef "Sepp" Dietrich (Kommandierender General I. SS Panzerkorps "Leibstandarte"), dan SS-Standartenführer Kurt Meyer (Kommandeur 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"). Dietrich dan Meyer sama-sama mengenakan seragam kamuflase dengan insignia khusus di bagian lengan, sesuai dengan pangkat mereka masing-masing. Insignia milik Dietrich tetap dia simpan, bahkan setelah naik pangkat menjadi SS-Oberstgruppenführer beberapa hari kemudian. Insignia tersebut nantinya diberikannya kepada salah satu rekan seperjuangannya, dan ujung-ujungnya berakhir menjadi salah satu koleksi dari pengarang buku Markus Lippl
Sumber :
www.yadvashem.org