Quantcast
Channel: NAZI JERMAN
Viewing all 1111 articles
Browse latest View live

Foto Baris Kemenangan (Abschußbalken/Victory Bar) Pesawat Luftwaffe

$
0
0
Sayap ekor dari pesawat Messerschmitt Bf 109 E yang diterbangkan oleh Oberleutnant Gerhard Schöpfel (Staffelkapitän 9.Staffel / III.Gruppe / Jagdgeschwader 26 "Schlageter") di bulan Agustus 1940, difoto pada tanggal 18 Agustus 1940 sekembalinya dia ke pangkalan dari sebuah misi tempur yang kemudian menjadi misinya yang paling terkenal. Dalam misi ini Schöpfel berhasil menembak jatuh empat pesawat Hurricane Inggris dari 501 Squadron hanya dalam waktu empat menit! Ini menjadi kesuksesannya yang terbesar, dan mengerek jumlah kemenangannya menjadi 12 buah. Sampai saat itu, semua kemenangannya diraih di bulan Mei dan Agustus 1940, kecuali satu kemenangan yang dicatatkannya pada tanggal 2 Juni 1940. Sebelum karirnya berakhir, Schöpfel mampu mengemas 45 kemenangan udara terkonfirmasi, yang kesemuanya diraih dalam pertempuran melawan pesawat-pesawat Inggris dan Amerika yang diawaki oleh pilot-pilot kawakan


  Oberfeldwebel Heinrich "Heinz" Bartels (13 Juli 1918 - 23 Desember 1944) dari 11.Staffel / IV.Gruppe / Jagdgeschwader 27 (JG 27) "Afrika" bersama dengan pesawat Messerschmitt Bf 109 G-6 "Rote 13" (Werknummer 27169) yang menjadi andalannya. Di bagian samping pesawat tersebut terdapat tulisan "Marga" yang merupakan pujaan hati Bartels. Foto diambil di lapangan udara Kalamaki, Yunani, tahun 1943. Sebelumnya Bartels bertugas di wilayah Arktik bersama dengan JG 5, tapi kemudian dipindahkan dengan paksa ke JG 27 setelah melakukan pelanggaran berat kedisiplinan di unitnya akibat terlalu banyak menenggak minuman keras!. Selama karir militernya, Heinrich Bartels tercatat meraih 99 kemenangan udara dari 500 misi tempur (49 diantaranya di Front Timur)


 Oberleutnant Viktor Bauer (Staffelkapitän 9.Staffel / III.Gruppe / Jagdgeschwader 3 "Udet") berpose bersama dengan burung yang "berani-beraninya" bertengger di pesawat Messerschmitt Bf 109 F-4 "Y7+1" (Werknummer 13325) yang dipilotinya. Tampaknya si burung begitu jinak dan tetap tenang saat sang pilot jagoan memberinya makan. Kita bisa melihat dengan jelas 100 buah baris kebenangan (abschußbalken) yang terpampang di bagian ekornya. Foto ini sendiri diambil di Frolov pada tanggal 25 Juli 1942 saat gerak maju 6. Armee menuju Don dan Stalingrad. Foto oleh Kriegsberichter Gerbracht


 Sayap ekor pesawat Junkers Ju 88 A-4 yang dipiloti oleh Werner Baumbach. Disini kita bisa melihat bahwa 16 kapal Sekutu telah menjadi korban keganasannya, dengan 13 diantaranya ditenggelamkan sementara 3 sisanya dirusakkan. Di bawah gambar masing-masing kapal terdapat juga keterangan jumlah tonase-nya. Selama karirnya sebagai pilot bomber Luftwaffe, Baumbach tercatat menenggelamkan tidak kurang dari 300.000 GRT kapal Sekutu dalam 200+ misi tempur. Jumlah tonase kapal musuh yang ditenggelamkannya ini jauh melebihi jagoan kapal selam terbaik dalam Perang Dunia II, Fregattenkapitän Otto Kretschmer, yang "hanya" mampu menenggelamkan 40 kapal dengan total tonase 208.954 GRT!



  Oberfeldwebel Franz Dietrich Fadenau terlihat sedang menambahkan satu buah Abschußbalken (baris kemenangan) di ekor pesawat Messerschmitt Bf 109F-2 yang dipilotinya. Foto ini diambil di Front Timur tahun 1942. Sejauh ini terlihat sudah 12 buah abschußbalken yang didapatnya: 8 di Front Timur (yang berbintang merah), sementara yang lainnya adalah pesawat Inggris atau Prancis yang dihancurkan di Front Barat. Nantinya pesawat Fadenau ditembak jatuh saat dalam perjalanan pulang dari sebuah misi. Jenazahnya tak pernah ditemukan. Foto ini sendiri pertama kali dipublikasikan tahun 1942 dalam buku "Fliegende Front" karya Hauptmann Walter Eberhard Freiherr von Medem


Close-up dari abschußbalken (baris kemenangan) yang terpampang di pesawat Focke-Wulf 190 A-2 (Werknummer 20209) milik Hauptmann Joachim "Jochen" Müncheberg, Gruppenkommandeur II.Gruppe / Jagdgeschwader 26 (JG 26) "Schlageter", di Abbeville-Ducat (Prancis), tanggal 1 Mei 1942. Disini tercatat ada 67 buah baris kemenangan


 
 
 
Pesawat Messerschmitt Bf 109 F-4 ((+ (werknummer 13376) milik Stab I.Gruppe / Jagdgeschwader 77 yang dipiloti oleh Gruppenkommandeur Hauptmann Heinz Bär, difoto di Sisilia tahun 1942. Berhubung prestasi pemiliknya yang "mempesona", maka pesawat ini kerap dijadikan latar belakang saat berfoto oleh para anggota unit atau tamu yang berkunjung. Bagian favorit untuk berpose adalah sayap ekor karena memperlihatkan Abschußbalken (baris kemenangan) yang telah diraih oleh Bär sejauh ini. Angka "100" dalam karangan daun ek serta jumlah baris 13 menunjukkan bahwa jumlah kemenangannya bertengger di angka 113, sementara medali Schwerter di bawah karangan daun ek menunjukkan bahwa pemiliknya adalah Schwerternträger (peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwerter)
 Hans Dammers adalah jagoan udara Luftwaffe dengan 113 kemenangan udara (ditambah 23 kemenangan lain yang tak terkonfirmasi!). Dalam begitu banyak misi serang udara-ke-darat yang dijalaninya, dia telah berhasil membabat habis 11 pesawat yang sedang terparkir di landasan, 8 gerbong kereta api, 39 kereta kuda, 34 truk, 3 lokasi senjata anti serangan udara, dan 1 kendaraan lapis baja pengangkut personil! Atas prestasinya tersebut dia dianugerahi Ritterkreuz pada tanggal 23 Agustus 1942 sebagai Feldwebel dan Flugzeugführer 9.Staffel/Jagdgeschwader 52. Pada tanggal 13 Maret 1944, pesawat Messerschmitt Bf 109 G-6 (Werknummer 20162) yang dipiloti Dammers terkena pecahan ledakan Lavochkin La-5 Rusia yang ditembak jatuhnya. Dammers bail-out tapi parasutnya tersangkut di sayap pesawat. Dia gugur di rumah sakit Stanislau akibat luka-luka parah yang dideritanya pada tanggal 17 Maret 1944, dan kemudian dipromosikan secara anumerta menjadi Leutnant


 Foto ini memperlihatkan salah satu pilot Luftwaffe yang menjadi “bayang-bayang” pilot lain yang lebih terkenal. Dia adalah Unteroffizier Gerhard Proske dari 1.Staffel / Jagdgeschwader 54 (JG 54) yang berpose di dekat ekor pesawatnya, sebuah Messerschmitt Bf 109 G-2 “Weiße 7”, Werknummer 10411 (perhatikan lambang Geschwader dan Gruppe-nya di bawah kokpit, juga celana tebal bergaris bulu yang dikenakannya!). Foto ini diambil tanggal 1 Oktober 1942 di lapangan udara Krasnowardeisk. Sampai saat itu Unteroffizier Proske, yang bergabung dengan  I.Gruppe/JG 54 di musim semi 1941, telah mengemas 20 fliegerabschüsse (kemenangan udara). Beberapa di antaranya dibukukan saat dia menjadi Katschmarek (wingman) bagi Gruppenkommandeur Hauptmann von Selle (2 Juli 1941 – 14 Desember 1941) dan Hauptmann Eckerle (14 Desember 1941 – 14 Februari 1942. KIA). Gerhard Proske dianugerahi Eisernes Kreuz I.Klasse dan Frontflugspange in Bronze. Pada tanggal 30 Januari 1944 Feldwebel Gerhard Proske (take-off jam 08:30 pagi dengan Focke-Wulf Fw 190 A-6 “Gelbe 1”, Werknummer 550899) ditembak jatuh oleh pesawat pemburu Rusia bersama dengan pendatang baru Obergefreiter Helmut Wilhelm (Fw 190 A-5 “Gelbe 2”, Werknummer 304719) saat sedang melakukan terbang pengenalan kondisi di wilayah udara Vitebsk-Boburisk. Dia lalu menjadi tawanan perang dan baru kembali ke Jerman setelah perang usai. Jumlah kemenangan totalnya adalah 29 buah


Pada tanggal 4 Mei 1942, Hans "Assi" Hahn meraih kemenangan udara ke-60-nya. Sayap ekor di atas memperlihatkan 61 dari 108 kemenangan udara yang diraihnya (68 di antaranya di Front Barat)


Erich Hartmann sebagai pilot JG 52 di bulan Oktober 1942. Pada saat ini dia belumlah menjadi 'siapa-siapa' dan baru merintis karis sebagai pilot pemburu. Jumlah kemenangannya, seperti yang terpampang di ekor pesawatnya, 'baru' mencapai 15 buah


Erich Hartmann berpose dengan ekor pesawatnya yang memperlihatkan 121 kemenangan udara. Pada masa awal perang, jumlah 20 kemenangan sudah cukup untuk mengantarkan seorang pilot Jerman untuk meraih Ritterkreuz, tapi di tahun 1943 (saat foto ini diambil) sudah ada 50 orang pilot Luftwaffe lain yang mempunyai pencapaian serupa Hartmann (100+ kemenangan), dan bahkan ini tidak cukup untuk membuatnya dianugerahi Ritterkreuz! Hartmann baru mendapatkannya setelah dia mencetak kemenangan ke-148 tanggal 29 Oktober 1943


"Gazala" I./JG 27. Di latar depan adalah pesawat Messerschmitt Bf 109 milik Oberleutnant Gerhard Homuth (komandan Staffel ke-3) dengan 20 baris kemenangan di bagian ekornya


tukang cat JG 27 sedang bersiap-siap menggambar baris kemenangan baru. Sebentar lagi Hans-Joachim Marseille mendarat dengan pesawatnya, dan sudah ada konfirmasi akan kemenangan terbaru yang diraihnya!


Tukang cat JG 27 menggambar baris kemenangan ke-50 untuk pesawat Hans-Joachim Marseille. Wajah Marseille sendiri bisa kita lihat berada di tengah menghadap kamera


Pesawat Messerschmitt Bf 109F "Yellow 14" milik Hans-Joachim Marseille sedang mendapat 'sentuhan' seni dari tukang cat Staffel 3/JG 27, yaitu baris kemenangan ke-50, tak lama setelah dia mendarat dari misi yang berakhir sukses (setidaknya bagi dia!)


Sayap belakang pesawat Messerschmitt Bf 109 E-7 (W12+) dari 7./JG 27 yang dipiloti oleh Joachim Müncheberg di Libya bulan Juli tahun 1941. Terlihat 45 buah palang abschußbalken disana



18 Februari 1944: Oberleutnant Heinz-Wolfgang Schnaufer (Staffelkapitän 12./NJG 1) menunjukkan 47 buah jumlah kemenangan yang telah diraihnya yang tertera pada ekor pesawat Messerschmitt Bf 110 G-4 "G9+EF" yang dipakainya. Termasuk di antaranya adalah tiga buah kemenangan terakhir di baris paling bawah yang dicetaknya pada malam tanggal 15 Februari 1944 di atas St. Trond, Belgia (jam 22:58, 23:19, dan 23:33). Skor akhir Schnaufer adalah 121 kills, dan ini membuat dia tercatat sebagai pilot Nachtjäger tersukses dalam sejarah!


Setelah kemenangannya yang ke-87, sayap belakang pesawat milik Werner Schroer mendapat tambahan Eichnlaub, sebagai pertanda bahwa pemiliknya telah dianugerahi medali ini


Lapangan udara Petsamo (Finlandia), bulan Agustus 1943. Oberleutnant Theodor "Theo" Weissenberger (Staffelkapitän 7.Staffel / III.Gruppe / Jagdgeschwader 5 "Eismeer") menunjukkan pada kamera gambar medali Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes yang telah diperolehnya sebagai penghargaan atas 112 kemenangan terkonfirmasi yang diraihnya sampai sejauh ini. Abschußbalken (baris kemenangan) bersama dengan medali kebangaannya terlukis di bagian sayap ekor pesawat Messerschmitt Bf 109 G-2 (Werknummer 13912) yang biasa diterbangkan oleh Weissenberger. Sebuah jam tangan Chronograph Hanhart yang biasa dipakai oleh pilot pemburu Luftwaffe dengan jelas terlihat melingkar di pergelangan lengannya. Jumlah akhir kemenangan sang pilot jagoan sendiri adalah 208 buah yang diperolehnya dari 500 misi tempur. 175 dari kemenangannya diperoleh di Front Timur sementara 33 sisanya di Front Barat (dengan 25 kemenangan diperoleh di Front Normandia, termasuk 7 pesawat pembom dan 8 menggunakan pesawat jet Messerschmitt Me 262)


  
Sebuah kecelakaan Henschel Hs 126 yang biasa, tapi pesawatnya yang nggak biasa, beibeh! Sayap ekornya menunjukkan tiga abschußbalken (baris kemenangan), suatu hal yang “tidak normal” bagi sebuah pesawat yang kerjaannya “hanya” mengintai posisi musuh dan biasanya justru menjadi korban pesawat lawan! Ini menunjukkan bahwa si pilot pastilah seorang penembak yang jempolan. Verbandskennzeichen di tubuhnya hanya kelihatan dua huruf belakangnya saja: “ +BN”. Ini menunjukkan bahwa pesawat tersebut berasal dari 5.Staffel/Nahaufklärungsgruppen (NAG). Huruf individu pesawat “B” tidak berwarna putih seperti biasanya dimiliki oleh 5. Staffel, melainkan berwarna hitam dengan pinggiran putih. Sebagian dari strip kuning di badannya bisa kita lihat, yang khas dimiliki oleh pesawat-pesawat Luftwaffe di Front Timur. Foto ini kemungkinan diambil di Rusia periode 1941/1942. Perhatikan pula spiner baling-balingnya yang dicat tiga warna (hitam-hijau/merah/putih)


Sumber : 
Buku "8,8 cm Flak 18-36-37" karya Waldemar Trojca
Buku "Aircraft Of The Luftwaffe Fighter Aces: A Chronicle In Photographs" oleh Bernd Barbas
Buku "German Fighter Ace Hans-Joachim Marseille, The Life Story Of The Star Of Africa" karya Franz Kurowski
Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad
Buku "Luftwaffe Aces of the Western Front" karya Robert Michulec
Majalah "Luftwaffe im Focus" edisi no.1 tahun 2002 
Majalah "U-Boot Im Focus" edisi no.2 - 2007

Foto Baris Kemenangan (Abschußbalken/Victory Bar) Meriam Artileri

$
0
0

Sebuah artileri flak 88mm yang sangat sukses, terlihat dari baris kemenangan yang tergambar di laras meriamnya. Dari Abschußbalken-nya kita bisa mengetahui bahwa awak senjata satu ini sudah berhasil menghancurkan 5 buah bunker, 7 buah tank, 8 ranpur lapis baja, dan 27 pesawat terbang! Logo Infanterie-Sturmabzeichen menunjukkan 10 buah serangan infanteri yang berhasil dihalau


Foto ini memperlihatkan meriam artileri FlaK 18 88mm sedang menghantarkan "perawatan" (die Behandlung) dengan membombardir sebuah pabrik di wilayah tengah kota Stalingrad bulan September 1942. 9. Flak-Division Luftwaffe berada di bawah komando 6. Armee dan senjata-senjatanya kebanyakan digunakan untuk memberikan tembakan pendukung langsung, sementara di lain pihak pasukan artileri Soviet lebih memilih pola pemboman ketinggian karena jauhnya jarak mereka dengan pasukan darat yang terpisahkan oleh sungai Volga. FlaK ringan 20mm dan 37mm milik 9. Flak-Division lebih berguna untuk menghadapi pesawat musuh yang terbang rendah. Perhatikan lima buah Abschußringe (cincin jumlah korban) di laras meriamnya! Dengan Stalingrad sekarang terbelah dua, meriam-meriam artileri Jerman kini bisa mengarahkan senjata mereka dari satu sisi ke sisi terluar lainnya lagi. Penembak meriam mengatur target tembakan dan penghalang jalan di ujung barat dan lalu merangsek ke ujung lainnya. Sembilan persepuluh kota Stalingrad telah berada di tangan pasukan Wehrmacht di akhir bulan September 1942 sehingga pasukan bantuan Soviet yang menyeberangi sungai Volga kini dikirim ke wilayah sekitar distrik pabrik Krasny Oktyabr yang menjadi pusat pertempuran

Sebuah PaK 40 75mm sedang beraksi dengan awaknya adalah para sukarelawan Belgia dalam tubuh Waffen-SS. Meriam anti-tank ini merupakan senjata yang sangat efektif serta mematikan, dan disini kita bisa melihat setidaknya ada 22 Abschußbalken yang tertera di laras meriamnya, yang berarti sudah 22 tank musuh yang menjadi korbannya!


Leutnant der Reserve Johann Muhr dari 5./Flak-Abteilung 505 sedang memperhatikan senjata andalannya. Dia menunjukkan prestasi yang mengesankan dalam pertempuran di tanah genting Perekop sehingga dianugerahi Ritterkreuz tanggal 22 November 1943. Cincin putih di laras meriam menunjukkan jumlah pesawat terbang yang menjadi mangsa senjata ini, sementara siluet tank di perisainya adalah jumlah korban tank. Ini menunjukkan betapa mematikannya senjata satu ini!


LinkFlak 88 ini telah melalui begitu banyak pertempuran, dengan rekor kemenangan yang impresif (yang terpampang di perisai bajanya): 10 pesawat udara, 27 tank, 8 bunker, 4 artileri dan 4 pos observasi! Gambar tank dari jenis M3 Lee menandakan bahwa flak satu ini pernah bertugas di sektor selatan Front Timur


8,8cm Flak 18 dari 1./Flak-Regiment 33 ini adalah veteran yang sudah memakan banyak korban. Terlihat dari baris di larasnya, kita bisa mengetahui kalau 39 tank dan 5 pesawat udara musuh telah dihancurkannya! Foto ini diambil di Sollum dekat Tobruk (Afrika Utara) bulan Juli 1941


Sumber : 
Buku "8,8 cm Flak 18-36-37" karya Waldemar Trojca
Buku "Aircraft Of The Luftwaffe Fighter Aces: A Chronicle In Photographs" oleh Bernd Barbas
Buku "German Fighter Ace Hans-Joachim Marseille, The Life Story Of The Star Of Africa" karya Franz Kurowski
Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad
Majalah "Luftwaffe im Focus" edisi no.1 tahun 2002 
Majalah "U-Boot Im Focus" edisi no.2 - 2007

Foto Baris Kemenangan (Abschußbalken/Victory Bar) Panzer Wehrmacht

$
0
0
Oberleutnant Franz Ludwig (Chef 2.Batterie/Sturmgeschütz-Abteilung 1346) mendiskusikan masalah strategi bersama anakbuahnya di Bois de Bavan, timur Orne, dengan latar belakang Sturmgeschütz III berhiaskan 16 ring kemenangan. Dia baru saja meraih kemenangan ke-16 beberapa menit sebelumnya setelah meng-KO tank Inggris, sementara unitnya sendiri diperbantukan di divisi infanteri standar Jerman (346. Infanterie-Division) dalam pertempuran Normandia, dan foto ini diambil tak lama setelah penganugerahan Ritterkreuz-nya tanggal 24 Juni 1944. Ludwig sendiri tak lama gugur dalam pertempuran tanggal 14 Agustus tahun yang sama


 Eichenlaubträger Oberleutnant Bodo Spranz (Chef 1.Batterie / Sturmgeschütz-Abteilung 237 / 330.Infanterie-Division / IX.Armee-Korps / 4.Armee / Heeresgruppe Mitte) bersama awak dan senjata andalannya, sebuah Sturmgeschütz III Ausf.G model awal dengan 34 baris kemenangan di laras meriam, musim panas tahun 1943. Dalam foto ini Spranz mengenakan medali Deutsches Kreuz in Gold (6 Mei 1942) serta empat buah Panzervernichtungsabzeichen in Silber (27 Agustus 1942). Nantinya dia juga akan mendapat Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #2182 mit Eichenlaub #308. Dia dipromosikan menjadi Hauptmann, juga menerima Ritterkreuz dan Eichenlaub di tanggal yang sama, 3 Oktober 1943, dan menjadi satu-satunya orang yang mendapat keistimewaan seperti itu selain pilot Luftwaffe Wilhelm Crinius!


Sumber :

Dijual! DVD Film Axis - Jepang

$
0
0
Bagi para penggemar film sejarah dan perang terutama yang berkaitan dengan Jepang dalam Perang Dunia II, saya ingin membagi koleksi film yang saya miliki. Untuk mendapatkannya, caranya sangat sederhana : Harga adalah 30 ribu/DVD, dan untuk pembelian 6 DVD ke atas maka diskon menjadi 25 ribu/DVD. Berhubung TIDAK ADA TAMBAHAN ONGKOS KIRIM, maka untuk di Jawa pemesanan minimal 2 DVD, sementara luar Jawa 6 DVD. Untuk pembayarannya bisa ditransfer ke rekening BCA dengan nomor 3770149389 atau Mandiri 9000003384550 (Sukabumi) atas nama ALIF RAFIK KHAN. Setelah itu, e-mail judul video yang anda inginkan (2 judul) ke alamat : alifrafikkhan@gmail.com atau ke HP 0856-2007755, plus alamat pengiriman. Pesanan akan dikerjakan setelah konfirmasi transfer diterima, dan pengiriman ke alamat tujuan menggunakan TIKI, JNE atau Pos biasa (tergantung lokasi). So, tunggu apa lagi? Pesan dari sekarang! BTW, harga dihitung per-keping DVD bukan per-judul. Untuk film yang mempunyai beberapa seri/DVD sudah saya cantumkan keterangannya.

Untuk daftar semua koleksi DVD film Axis dilihat DISINI


 226 : FOUR DAYS OF SNOW AND BLOOD (1989)
Peristiwa G 30 S/PKI-nya Jepang, dimana sekumpulan perwira muda AD Jepang memberontak dan membunuh para politisi serta pejabat tinggi militer pada tanggal 26 Februari 1936. Mereka menuntut adanya reformasi dalam tubuh pemerintahan Tokyo yang dianggap korup. Berhasilkan usaha mereka? Teks Inggris


1941 (1979)
Film komedi yang mengetengahkan ketakutan berlebihan warga Los Angeles akan datangnya invasi Jepang beberapa hari setelah Pearl Harbor. Skenario ditulis oleh Robert Zemeckis sementara sutradaranya adalah Steven Spielberg. Dijamin bermutu! Teks Inggris



A PLACE IN HELL (1969)
Sekelompok prajurit Amerika yang selamat dari cengkeraman pasukan Jepang dipaksa oleh keadaan untuk melakukan misi yang mustahil dalam peranan baru mereka sebagai anggota gerilyawan Filipina. Uniknya, meskipun film ini menceritakan tentang konflik Amerika-Jepang-Filipina, tapi merupakan buatan Italia! Audio Inggris tanpa teks


 
BATAAN (1943)
Jepang telah menginvasi Filipina dan pasukan Amerika mati-matian berperang menahannya. 13 orang ditugaskan untuk menghancurkan sebuah jembatan di semenanjung Bataan dan mencegah pihak Jepang membangunnya kembali. Teks Inggris



 
BACK TO BATAAN (1945)
Dibintangi oleh aktor legendaris John Wayne. Setelah Amerika tersingkir dari Filipina, Kolonel Joseph Madden ditugaskan untuk menggalang perang gerilya melawan tentara pendudukan. Banyak hal-hal tidak terduga yang kemudian terjadi dalam tugasnya tersebut. Teks Inggris


 
BROKEN SUN (2010)
Kalau film yang menceritakan tentang pihak Sekutu yang ditawan Jepang mungkin kita sudah biasa, tapi ini sebaliknya: tentara Jepang yang ditawan di Australia dan berusaha melarikan diri. Teks Indonesia



DEATH AND GLORY IN CHANGDE (2010)
Disebut-sebut sebagai "Stalingrad-nya Medan Perang Pasifik", Pertempuran Changde adalah pertempuran brutal antara 8.000 orang pasukan Cina melawan 30.000 orang pasukan Jepang. Siapa yang menang? Tonton saja sendiri! Teks Indonesia



EMPIRE OF THE SUN (1987)
Film besutan Steven Spielberg ini benar-benar tak dapat dilukiskan dengan kata-kata saking bagusnya, dari mulai cerita, akting pemeran sampai setingnya yang luar biasa. Anak kecil di film ini kemudian meroket namanya berkat perannya sebagai Batman! Teks Indonesia



FLAGS OF OUR FATHERS (2006)
Kisah tentang enam orang marinir yang memancangkan bendera Amerika di Gunung Suribachi, Iwo Jiwa, dan terkenal ke sepenjuru Amerika gara-gara sebuah foto yang diambil pada waktu yang tepat. Teks Indonesia



 FLYING LEATHERNECKS (1951)
Major Daniel Kirby memimpin skuadron penerbang marinirnya yang tidak disiplin dalam menghadapi pasukan Jepang yang berpengalaman dalam Pertempuran Guadalcanal. Teks Indonesia


  
FLYING TIGERS (1942)
Film klasik yang dibuat tahun 1942 (saat perang masih berjalan!) dan dibintangi oleh bintang besar masa itu, John Wayne. Film ini menceritakan tentang kelompok pilot sukarelawan Amerika yang membantu Nasionalis Cina dalam melawan agresor Jepang, beberapa tahun sebelum Amerika dan Jepang secara resmi berperang! Teks Inggris




FOR THOSE WE LOVE (2007)
Mempunyai judul lain yaitu "Kamikaze", film ini menceritakan tentang sebuah misi penghabisan oleh Zero Fighter Jepang yang bertujuan untuk mengancurkan musuh dengan cara apapun, termasuk bunuh diri dengan menabrakkan pesawatnya ke kapal musuh demi untuk mencapai satu tujuan, yaitu kemenangan. Teks Indonesia



 
HALLS OF MONTEZUMA (1950)
Kisah seru unit marinir Amerika yang ditugaskan untuk merebut sebua pangkalan roket dari tangan Jepang. Mereka harus berburu dengan waktu. Teks Inggris
 


 
HIROSHIMA (1995)
Kisah tentang pemboman paling bersejarah dalam sejarah. Miniseri tiga episode yang dirangkum dalam 1 DVD dan mencampurkan antara cuplikan asli masa itu dengan film masa sekarang. Teks Indonesia
 



ISOROKU YAMAMOTO (2011)
Biografi dari Panglima Armada Angkatan Laut Jepang yang memporakporandakan kekuatan militer Sekutu di awal Perang Pasifik. Secara pribadi dia menentang perang tersebut, tapi manakala tanggungjawab telah berada di pundaknya, maka sebagai seorang panglima dia berkewajiban untuk berbuat yang terbaik bagi negaranya. Teks Indonesia


 JOHN RABE (2009)
Kisah nyata tentang seorang pengusaha Jerman yang menyelamatkan lebih dari 200.000 orang Cina dalam peristiwa Pembantaian Nanjing tahun 1937-1938. Teks Inggris


 
KOKODA (2006)
Kokoda adalah nama sebuah jalur lintas yang menjadi ajang dari pertempuran-pertempuran paling brutal di Papua Nugini antara pasukan Jepang melawan Australia. Pertama saya kira pemerannya adalah Mel Gibson (dia juga orang Australia lho!) tapi ternyata bukan. Teks Indonesia




LETTERS FROM IWO JIMA (2006)
Jarang-jarang nih ada film Hollywood yang mengangkat tema Perang Pasifik dalam sudut pandang pihak Jepang, dan film ini salah satunya! Sutradaranya adalah Clint Eastwood, dan dibuat sebagai "pendamping" film Flags of Our Fathers. Teks Indonesia



 MERRILL'S MARAUDERS (1962)
Brigadir Jenderal Frank D. Merrill memimpin 3.000 orang anakbuahnya (yang sebagian besar sukarelawan) dalam operasi penyerbuan di belakang garis pertahanan Jepang dari Birma sampai Myitkyina, dan membuat musuhnya kewalahan. Teks Inggris



MIDWAY (1976)
Pertempuran laut antara Jepang vs Amerika yang menjadi titik balik peperangan di front Pasifik. Salah satu pertempuran laut terbesar ini, uniknya, lebih ditentukan oleh serangan dari udara daripada kekuatan masing-masing kapal perang! Teks Inggris




OBA: THE LAST SAMURAI (2011)
Berdasarkan kisah nyata perjuangan seorang prajurit Jepang bernama Sakae Ōba yang keukeuh tidak mau menyerah walaupun pasukan Amerika sudah menduduki Kepulauan Saipan. Selama berbulan-bulan dia memimpin sekelompok prajurit dan warga sipil masuk ke dalam hutan demi menghindari penangkapan oleh pihak musuh, dan baru menyerah bulan Desember 1945, tiga bulan setelah Jepang secara resmi menyerah! Teks Indonesia



 
PARADISE ROAD (1997)
Mau lihat Indonesia masuk film Hollywood? Disinilah jawabannya! Kisah tentang para tawanan wanita Inggris dan Belanda yang ditawan Jepang di Sumatera, dan mereka mendirikan paduan suara yang ujung-ujungnya mempesona para penawannya! Teks
Indonesia


 
PEARL HARBOR (2001)
Film terkenal yang dibintangi oleh Ben Affleck tentang penyerangan tak terduga pesawat-pesawat Jepang atas pangkalan Angkatan Laut Amerika di Hawaii. Teks Indonesia




PRICE FOR PEACE (2002)
Film dokumenter berdurasi 90 menit yang mengupas habis Perang Pasifik, dari mulai penyerangan Jepang ke Pearl Harbor sampai pemboman Nagasaki. Muanteb, apalagi dengan teks Indonesia!
 


 
RETURN FROM THE RIVER KWAI (1989)
Film yang merupakan lanjutan dari film fenomenal "The Bridge on the River Kwai". Film ini menceritakan tentang kisah para tawanan perang dari kamp sungai Kwai yang diberangkatkan menuju Jepang melalui perjalanan yang berat dan panjang. Teks Inggris





SHANGHAI (2010)
Kisah berlatar tahun 1940-an yang berputar di sekitar kepulangan seorang ekspatriat Amerika ke Shanghai karena mendengar kematian sahabatnya, hanya beberapa bulan sebelum penyerangan Jepang atas pearl Harbor. Teks Indonesia 


 
SISTERS OF WAR (2010)
Dua orang perawat Australia terperangkap dalam serbuan tentara Jerman di Papua Nugini. Mereka mampu mengatasi cobaan berat yang kemudian mendera sebagai tawanan perang dengan tetap bersatu dan tak kehilangan harapan akan kebebasan. Teks Indonesia


 
THE BRIDGE ON THE RIVER KWAI (1957)
Salah satu film tentang perang Sekutu-Jepang yang paling melegenda. Berkisah tentang pembangunan jalan kereta api sekaligus jembatannya yang dilakukan oleh para tawanan perang Inggris. Teks Indonesia




THE COLD FLAME (2008)
Mengambil latar di akhir-akhir perang antara Cina dan Jepang tahun 1944, film ini berkisah tentang jatuh cintanya seorang suster belia kepada seorang prajurit terluka yang dirawatnya, yang lebih pantas untuk menjadi ayahnya bila melihat dari usianya. Disini kita bisa melihat para tentara Cina mengenakan stahlhelm alias helm Jerman! Teks Inggris


 THE FIGHTING SEABEES (1944)
kisah tentang satuan CB (Construction Battalion) Amerika yang mempunyai tugas ganda dalam satu waktu: membangun kompleks pendukung militer sekaligus berperang dengan musuh! Dibuat saat Perang Dunia II masih berkecamuk dengan dibintangi oleh aktor legendaris saat itu, John Wayne. Teks Indonesia



THE FLOWERS OF WAR (2011)
Seorang pria barat mendapat perlindungan di sebuah gereja bersama sekelompok wanita dalam peristiwa "Rape of Nanking". Dia menyamar sebagai pendeta demi menyelamatkan wanita-wanita tersebut. Berhasilkan usahanya? Adegan pertempurannya nyata banget selayaknya film Hollywood, dan tentara Cinanya pake helm Jerman! Teks Indonesia


 
THE MESSAGE (2009)
Setelah terjadinya pembunuhan berantai atas para kolaborator Jepang di Nanking (Cina), pemerintahan Dai Nippon mengumpulkan orang-orang yang dicurigai terlibat dalam sebuah gedung untuk ditanyai. Disinilah terjadi ketegangan dan saling akal-mengakali layaknya komik manga CONAN! Teks Indonesia




THE PACIFIC (2010)
Miniseri dahsyat keluaran HBO yang terdiri dari 10 seri (dalam 4 DVD). Berkisah tentang petualangan para marinir Amerika dalam melawan Jepang di front Pasifik. Miniseri ini tercatat sebagai serial dengan bujet termahal dalam sejarah! Teks Indonesia
 


 
THE THIN RED LINE (1998)
Film ini dibintangi banyak aktor top (lihat saja di covernya!) dan menceritakan tentang neraka yang dihadapi oleh pasukan Amerika di Guadalcanal yang merupakan titik balik peperangan di Pasifik. Teks Indonesia

 TO END ALL WARS (2001)
Diambil dari kisah nyata tentang tawanan perang Sekutu yang dipaksa Jepang untuk membangun jalan melintasi hutan Birma yang tak mengenal ampun. Teks Indonesia


 TOO LATE THE HERO (1970)
Film Perang Dunia II yang bersetting di sebuah pulau Pasifik. Pasukan Jepang dan sekutu menempati berbagai bagian pulau. Ketika sekelompok tentara Inggris akan dikirim ke misi di belakang garis musuh, sesuatu tidak berjalan persis dengan rencana. Film ini berbeda dalam ceritanya, dimana beberapa dari 'pahlawan' diceritakan enggan untuk bertempur. Teks Indonesia


 TORA! TORA! TORA! (1970)
Film lain tentang penyerangan Pearl Harbor. Tora Tora Tora sendiri merupakan kode yang dipakai oleh para pilot Jepang yang memberitakan bahwa mereka telah membuat Amerika terkejut. Teks Indonesia


 UP PERISCOPE (1959)
Penyelam muda dari Tim Peledak US Navy menjalani tugas berbahaya penyelundupan ke sebuah pulau yang dikuasai Jepang dengan menggunakan kapal selam demi untuk memotret kode radionya. Teks Inggris


 WINDTALKERS (2002)
Bagaimana usaha Amerika agar Jepang tidak berhasil menyadap hubungan radio dan jalur sinyal mereka? Pakailah orang Indian dan gunakan bahasanya! Teks Inggris

Dijual! DVD Film Axis - Italia

$
0
0
Bagi para penggemar film sejarah dan perang terutama yang berkaitan dengan Jepang dalam Perang Dunia II, saya ingin membagi koleksi film yang saya miliki. Untuk mendapatkannya, caranya sangat sederhana : Harga adalah 30 ribu/DVD, dan untuk pembelian 6 DVD ke atas maka diskon menjadi 25 ribu/DVD. Berhubung TIDAK ADA TAMBAHAN ONGKOS KIRIM, maka untuk di Jawa pemesanan minimal 2 DVD, sementara luar Jawa 6 DVD. Untuk pembayarannya bisa ditransfer ke rekening BCA dengan nomor 3770149389 atau Mandiri 9000003384550 (Sukabumi) atas nama ALIF RAFIK KHAN. Setelah itu, e-mail judul video yang anda inginkan (2 judul) ke alamat : alifrafikkhan@gmail.com atau ke HP 0856-2007755, plus alamat pengiriman. Pesanan akan dikerjakan setelah konfirmasi transfer diterima, dan pengiriman ke alamat tujuan menggunakan TIKI, JNE atau Pos biasa (tergantung lokasi). So, tunggu apa lagi? Pesan dari sekarang! BTW, harga dihitung per-keping DVD bukan per-judul. Untuk film yang mempunyai beberapa seri/DVD sudah saya cantumkan keterangannya.

Untuk daftar semua koleksi DVD film Axis dilihat DISINI


 
CAPTAIN CORELLI'S MANDOLIN (2001) 
Film seru tentang kisah cinta tentara Italia (Nicolas Cage) dengan wanita Yunani (Penelope Cruz) yang dibumbuhi dengan perwira Jerman yang menghadapi dilema. Teks Indonesia


 LAST DAYS OF MUSSOLINI (1974)
Hari-hari terakhir diktator Fasis Italia Benito Mussolini yang mengalami akhir yang mengenaskan setelah dieksekusi oleh gerakan perlawanan Komunis bersama kekasihnya Clara Petacci di kota Como. Mayatnya kemudian dipertontonkan di kota Milan. Teks Inggris


LION OF THE DESERT (1981)
Kisah perjuangan Omar Mukhtar dalam melawan penjajahan negaranya (Libya) dari tangan kolonialis Italia di bawah pimpinan Mussolini dan gubernurnya Graziani. Luar biasa dahsyat dan mengharukan! Teks Indonesia


 MALÉNA (2000) 
Seorang bocah Italia menjalani masa ABG dalam kecamuk Perang Dunia II dengan mengidolakan secara diam-diam seorang janda yang luar biasa cantik. Lha, terus apa hubungannya sama Monica Bellucci? Makanya harus dilihat! Teks Indonesia

Dijual! DVD Film Axis - Finlandia

$
0
0
 Bagi para penggemar film sejarah dan perang terutama yang berkaitan dengan Jepang dalam Perang Dunia II, saya ingin membagi koleksi film yang saya miliki. Untuk mendapatkannya, caranya sangat sederhana : Harga adalah 30 ribu/DVD, dan untuk pembelian 6 DVD ke atas maka diskon menjadi 25 ribu/DVD. Berhubung TIDAK ADA TAMBAHAN ONGKOS KIRIM, maka untuk di Jawa pemesanan minimal 2 DVD, sementara luar Jawa 6 DVD. Untuk pembayarannya bisa ditransfer ke rekening BCA dengan nomor 3770149389 atau Mandiri 9000003384550 (Sukabumi) atas nama ALIF RAFIK KHAN. Setelah itu, e-mail judul video yang anda inginkan (2 judul) ke alamat : alifrafikkhan@gmail.com atau ke HP 0856-2007755, plus alamat pengiriman. Pesanan akan dikerjakan setelah konfirmasi transfer diterima, dan pengiriman ke alamat tujuan menggunakan TIKI, JNE atau Pos biasa (tergantung lokasi). So, tunggu apa lagi? Pesan dari sekarang! BTW, harga dihitung per-keping DVD bukan per-judul. Untuk film yang mempunyai beberapa seri/DVD sudah saya cantumkan keterangannya.

Untuk daftar semua koleksi DVD film Axis dilihat DISINI


 BEYOND ENEMY LINES (2004)
Mempunyai judul asli "Främsta linjen", film ini berkisah tentang Resimen Infanteri 61 Finlandia yang bertempur dari Syväri sampai ke Tanah Genting Karelia, dengan sebagiannya berada di wilayah musuhnya Soviet! Teks Inggris


 TALI IHANTALA 1944 (2007)
Pasukan raksasa Soviet berhasil menerobos pertahanan Finlandia pada bulan Juni 1944. Pasukan Finlandia yang kecil harus menemukan cara menahan kekuatan yang seakan tak tertandingi ini. Yang terjadi kemudian adalah "mukjizat" di Tali Ihantala yang tercatat sebagai pertempuran paling kolosal dalam sejarah negara-negara Nordik! Teks Inggris


THE CUCKOO (2002)
Mengambil setting perang musim dingin antara Finlandia-Uni Soviet. Dua orang prajurit dari kedua belah pihak yang bermusuhan dengan secara tidak sengaja diselamatkan oleh seorang wanita Lapp yang merawat mereka di rumahnya. Mampukah kedua seteru ini berdamai meskipun hanya untuk sesaat? Teks Inggris

Simbol Unit dan Divisi

$
0
0
Varian simbol divisi Waffen-SS:
1 1. SS Panzer Division Leibstandarte Adolf Hitler;
2 2. SS Panzer Division Das Reich;
3 Das Reich Kursk marking;
4 3. SS Panzer Division Totenkopf;
5 4. SS Panzergrenadier Division Polizei;
6 Polizei Division variant (unofficial);
7 5. SS Panzer Division Wiking;
8 6. SS Gebirgs Division Nord;
9 Nord Division variant;
10 7. SS Freiwilligen Gebirgs Division Prinz Eugen;
11 8. SS Kavallerie Division Florian Geyer;
12 9. SS Panzer Division Hohenstaufen;
13 Hohenstaufen Division variant, in red, used after Arnhem;
14 10. SS Panzer Division Frundsberg;
15 Frundsberg Division variant, white on yellow rhomboid;
16 11.SS Freiwilligen Panzergrenadier Division Nordland;
17 Nordland Division variant;
18 12. SS Panzer Division Hitlerjugend;
19 13. Waffen Gebirgs Division der SS Handschar (kroatische Nr 1);
20 Handschar Division variant;
21 14. Waffen Grenadier Division der SS Galicia (ukrainische Nr 1);
22 15. Waffen Grenadier Division der SS (lettische Nr 1);
23 15. Division variant;
24 16. SS Panzergrenadier Division Reichsführer-SS;
25 17. SS Panzergrenadier Division Götz von Berlichingen;
26 18. SS Freiwilligen Panzergrenadier Division Horst Wessel;
27. Horst Wessel Division variant;
28 19. Waffen Grenadier Division der SS (lettische Nr 2);
29 19. Division variant;
30 20. Waffen Grenadier Division der SS (estnische Nr 1);
31 21. Waffen Gebirgs Division der SS Skanderberg (albanische Nr 1);
32 22. SS Freiwilligen Kavallerie Division der SS Maria Theresia;
33 23. SS Freiwilligen Panzergrenadier Division Nederland (niederländische Nr 1);
34 23. Waffen Gebirgs Division der SS Kama (kroatische Nr 2);
35 24. Waffen Gebirgs Division der SS Karstjäger;
36 25. Waffen Grenadier Division der SS Hunyadi (ungarische Nr 1);
37 26. Waffen Grenadier Division der SS Gömbös (ungarische Nr 2);
38 27. SS Freiwilligen Grenadier Division Langemarck;
39 28. SS Freiwilligen Panzergrenadier Division Wallonien;
40 Wallonien Division variant;
41 29. Waffen Grenadier Division der SS RONA (russische Nr 1);
42 29. Waffen Grenadier Division der SS (italienische Nr 1);
43 30. Waffen Grenadier Division der SS (russische Nr 2);
44 31. SS Freiwilligen Grenadier Division Böhmen-Mähren;
45 Böhmen-Mähren Division variant;
46 32. SS Freiwilligen Grenadier Division 30 Januar;
47 33. Waffen Grenadier Division der SS (ungarische Nr 3) (unconfirmed);
48 33. Waffen Grenadier Division der SS Charlemagne (französische Nr 1);
49 34. SS Freiwilligen Grenadier Division Landstorm Nederland (also displayed vertically);
50 35. SS und Polizei Grenadier Division;
51 36. Waffen Grenadier Division der SS;
52 37. SS Freiwilligen Kavallerie Division Lützow;
53 38. SS Grenadier Division Nibelungen.



Sumber :
www.5sswiking.tumblr.com

Foto Panji dan Bendera SS

$
0
0
 Para sukarelawan Flemish dari Legion Flandern dalam sebuah upacara di Antwerpen, Belgia, yang menandai keberangkatan mereka ke 27. SS-Freiwilligen-Grenadier-Division "Langemarck" pada tahun 1944


Sumber :
www.5sswiking.tumblr.com

Foto 27. SS-Freiwilligen-Grenadier-Division "Langemarck" (flämische Nr. 1)

$
0
0
 Para sukarelawan Flemish dari Legion Flandern dalam sebuah upacara di Antwerpen, Belgia, yang menandai keberangkatan mereka ke 27. SS-Freiwilligen-Grenadier-Division "Langemarck" pada tahun 1944


Sumber :
www.5sswiking.tumblr.com

Shield (Perisai) Kampanye Militer Jerman

$
0
0


Oleh : Alif Rafik Khan

Penggunaan Perisai (Shield) untuk memperingati pertempuran atau kampanye militer besar tidak hanya terjadi di masa Perang Dunia II saja, tapi sudah dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Jerman / Prusia berpuluh-puluh tahun sebelumnya. Meskipun metodenya sendiri menarik dan membuat si prajurit penerima bertambah "bling bling", tapi pemakaiannya sendiri tidak bisa seenaknya karena terdapat peraturan yang membatasi seberapa banyak Shield yang dapat dipakai oleh si prajurit. Shield semacam ini dipakai secara permanen di lengan kiri atas dari seragam tugas atau jaket yang digunakan. Seorang prajurit dapat dianugerahi Shield kedua dan biasanya Shield tambahan tersebut diletakkan 5mm di bawah Shield pertama.

Dalam kancah Perang Dunia II terdapat tiga macam Shield yang diproduksi: Shield resmi keluaran Wehrmacht dan dianugerahkan kepada prajurit yang berhak; Shield resmi keluaran Wehrmacht tapi tidak sempat untuk diproduksi; dan Shield tidak resmi yang dibuat di lapangan oleh prajurit yang bertempur di front dan biasanya dalam keadaan terkepung oleh musuh. Yang terakhir ini berlangsung di akhir-akhir peperangan dan biasanya keberadaannya sendiri masih menjadi kontroversi apakah benar-benar diproduksi atau hanya sampai tahap prototipe saja.


Contoh pemakaian Shield Wehrmacht oleh yang punya blog yang cool-nya diluar batas kewajaran alam jin!


Bagi anda yang berminat untuk mendapatkan Shield-Shield keren Wehrmacht tersebut maka tidak usah khawatir karena anda bisa membelinya disini dengan harga Rp 150.000,-/buah (belum termasuk ongkos kirim). Apabila semua Shield dibeli (tujuh buah), maka akan diberikan diskon Rp 20.000,- sehingga harga totalnya adalah Rp 840.000,- (dari seharusnya Rp 1.050.000,-), dan sudah bebas ongkos kirim! Untuk pemesanannya sendiri bisa melalui email: alifrafikkhan@gmail.com atau HP/WA 0856-2007755. Untuk pembayarannya bisa dialamatkan ke rekening BCA 3770149389 atau Mandiri 9000003384550 (Sukabumi) a/n ALIF RAFIK KHAN. 


------------------------------------------------------------------------------

SHIELD RESMI

NARVIKSCHILD (NARVIK SHIELD)
Mulai dikeluarkan tanggal 19 Agustus 1940 dan diberikan kepada para personil Wehrmacht yang ikut serta dalam Pertempuran Narvik di Norwegia (9 April - 9 Juni 1940). Bagian utama Shield ini dirancang untuk merepresentasikan tiga kekuatan yang ambil bagian dalam pendudukan Narvik: bunga Edelweiss mewakili Gebirgsjäger (Pasukan Gunung), jangkar mewakili Kriegsmarine (Angkatan Laut), dan baling-baling mewakili Luftwaffe (baik pasukan udara maupun daratnya, Fallschirmjäger)


KRIMSCHILD (KRIM SHIELD)
Mulai dikeluarkan tanggal 7 Juli 1942 dan diberikan kepada para personil Wehrmacht yang berperan dalam pendudukan Krimea dan Sebastopol di bawah pimpinan Generalfeldmarschall Erich von Manstein (26 September 1941 - 4 Juli 1942). Desain utama dari Shield ini berbentuk Semenanjung Krim yang menjadi medan pertempuran, dengan Hohetsabzeichen terkembang di bagian atasnya. Jenderal Von Manstein sendiri kemudian dianugerahi Krimschild khusus yang bersepuh emas, juga Marsekal Ion Antonescu dari Rumania yang membantu gerak majunya ke wilayah musuh


DEMJANSKSCHILD (DEMYANSK SHIELD)
 Mulai dikeluarkan tanggal 25 April 1943 dan diberikan kepada para personil Wehrmacht yang terkepung dalam Kantong Demyansk (8 Februari - 20 Mei 1942). Desain utama Shield ini berbentuk sebuah pesawat pengintai kecil bermesin tunggal dengan dua buah pedang bersilang di bawahnya. Sedikit di bagian atas terdapat bentuk dua buah bunker pertahanan dengan moncong senjata terarah ke muka. Uniknya, tidak seperti Shield lainnya, peraturan mensyaratkan bahwa Demjanskchild harus dipakai di lengan kanan dan bukannya lengan kiri, dengan personil Waffen-SS menempatkannya di atas simbol elang (Hoheitsabzeichen)


CHOLMSCHILD (KHOLM SHIELD)
Diberikan kepada para personil Wehrmacht yang terkepung dalam Kantong Kholm, selatan Leningrad (23 Januari - 5 Mei 1942). Dalam pertempuran hidup-mati yang kemudian terjadi, 6000 orang prajurit Jerman di bawah pimpinan Generalmajor Theodor Scherer berhasil menangkal setiap upaya pasukan Soviet untuk menerobos dan menduduki kota kecil tersebut. Desain dasar dari Cholmshield sendiri dibuat oleh jenderal Scherer bersama dengan Rotwachtmeister Schlimmer, dan kemudian disempurnakan oleh Profesor Klein


 
KUBANSCHILD (KUBAN SHIELD)
Mulai dikeluarkan tanggal 21 September 1943 dan diberikan kepada para personil Wehrmacht yang mempertahankan mati-matian jembatan penghubung di wilayah Kuban sehingga memungkinkan pasukan Jerman yang terdesak untuk mundur secara teratur dari wilayah Kaukasus (Januari - Oktober 1943). Desain utama Shield ini berbentuk wilayah Kuban yang menjadi pusat pertempuran, dengan sudut-sudut seperti tangga di tengah merepresentasikan garis pertahanan Jerman. Tiga nama jembatan penghubung utama yang menjadi saksi pertempuran brutal turut disertakan pula dalam Shield ini: “KRYMSKAJA” (tengah), “LAGUNEN” (dekat atas), dan “NOWORO; SSIJSK” (bawah)

------------------------------------------------------------------------------

SHIELD TIDAK RESMI

 LAPPLANDSCHILD (LAPLAND SHIELD)

STALINGRADSCHILD (STALINGRAD SHIELD)


WARSCHAUSCHILD (WARSAW SHIELD)



Sumber :

Reenactment Pertempuran Carentan di Kota Tua Jakarta, 5 April 2015

$
0
0




































































Sumber :
Foto koleksi pribadi Arief Rahman Saleh, Ekko Survianto, Frenky Wong, Errol Tornado, Opan Ndut, Randy Wirayudha, Surja Saputra, Tamsyq Tamama, dan lain-lain (maaf yang nggak kesebut namanya)

Foto Werner Mölders

$
0
0
Oberst Werner "Vati" Mölders (18 Maret 1913 - 22 November 1941) adalah pilot Luftwaffe terkenal yang mencatatkan rekor sebagai pilot pertama dalam sejarah yang mampu mencatat 100 kemenangan. Total kemenangannya sendiri adalah 115, 101 dicatat dalam Perang Dunia II, sementara 14 dibukukannya dalam Perang Saudara Spanyol. Prestasinya yang dahsyat membuat Mölders mudah saja menapaki karir, bahkan telah menjadi seorang Geschwaderkommodore (Komandan Wing Tempur) di usia 27 tahun! Belum cukup? Mölders juga telah menjadi kolonel plus Inspektur Jenderal Fighter Luftwaffe di usianya yang ke-28! Medali dan penghargaan yang diterimanya: Flugzeugführerabzeichen (21 Mei 1935); Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV.Klasse (2 Oktober 1936); Medalla de la Campaña de España 1936-1939 (4 Mei 1939); Medalla Militar Individual de España (4 Mei 1939); Spanienkreuz in Gold mit Schwertern und Brillanten (6 Juni 1939); Eisernes Kreuz II.Klasse (17 September 1939); Eisernes Kreuz I.Klasse (3 April 1940); Frontflugspange für Jäger in Gold mit Brillanten; Verwundetenabzeichen in Schwarz; Gemeinsames Flugzeugführer-Beobachter Abzeichen mit Brillanten (Agustus 1940); serta Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #54 (29 Mei 1940), Eichenlaub #2 (21 September 1940), sebagai Major dan Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 51 (JG 51), Schwertern #2 (22 Juni 1941), dan Brillanten #1 (15 Juli 1941). Namanya disebutkan pula dalam Wehrmachtbericht (siaran radio propaganda Wehrmacht sebanyak 11 kali (29 Mei 1940, 6 September 1940, 25 September 1940, 23 Oktober 1940, 26 Oktober 1940, 11 Februari 1941, 27 Februari 1941, 18 April 1941, 23 Juni 1941, 1 Juli 1941, dan 16 Juli 1941). Biografi singkatnya bisa dilihat DISINI


 Rumah di Gelsenkirchen dimana Werner Mölders dilahirkan. Dia lahir sebagai anak ketiga dari empat bersaudara. Orangtuanya bernama Viktor Mölders dan Anna-Maria Riedel, sementara saudara-saudarinya adalah Annemarie Mölders (kakak), Hans Mölders (kakak), dan Victor Mölders (adik). Viktor Mölders gugur dalam kancah Perang Dunia Pertama tanggal 2 Maret 1915 dalam pertempuran di Hutan Argonne (Prancis) sebagai Leutnant der Reserve di Königs-Infanterie-Regiment (6. Lothringische) Nr. 145. Dari sejak kecilnya, Werner - yang sering mendengar cerita tentang kepahlawanan ayahnya - lalu bertekad untuk menjadi seorang tentara


 Werner Mölders (kiri) bersama dengan teman sepermainannya. Adiknya Victor Mölders berdiri ketiga dari kanan. Victor nantinya mengikuti jejak kakaknya sebagai pilot Luftwaffe dan bertugas di Zerstörergeschwader 1, Nachtjagdgeschwader 1 serta Jagdgeschwader 51. Karirnya berakhir prematur ketika harus menjadi tawanan Inggris dalam Pertempuran Britania tanggal 7 Oktober 1940. Saat itu dia baru saja ber-dogfight ria dengan sebuah pesawat Hurricane RAF di atas pantai selatan Inggris ketika dipaksa untuk mendaratkan pesawat Messerschmitt Bf 109 E yang dipilotinya di Winchelsea. Jumlah kemenangan udara resmi yang diraih oleh Victor Mölders adalah 9 buah, sementara medali tertingginya adalah Eisernes Kreuz I.Klasse


Upacara penganugerahan Spanienkreuz in Gold mit Brillanten yang diadakan di Hamburg tanggal 30 Mei 1939. Para penerimanya, dari kiri ke kanan: Oberleutnant Otto Bertram, Hauptmann Joachim Schlichting, Hauptmann Harro Harder, Hauptmann Werner Mölders, Hauptmann Wolfgang Schellmann, Oberleutnant Walter Oesau, Oberleutnant Reinhard Seiler, Major Martin Harlinghausen, Major Karl-Heinz Wolff, General der Flieger Hugo Sperrle, General der Flieger Helmuth Volkmann, dan Generalmajor Wolfram Freiherr von Richthofen


 Upacara penganugerahan Spanienkreuz in Gold mit Brillanten untuk para anggota Legion Condor yang diadakan di Hamburg tanggal 30 Mei 1939. Generalfeldmarschall Hermann Göring (Oberbefehlshaber der Luftwaffe) mempersembahkan medali tersebut kepada komandan terakhir Legion Condor, Generalmajor Wolfram Freiherr von Richthofen, sementara di sebelah kanan memperhatikan Hauptmann Werner Mölders. Mölders mengenakan seragam lengkap Luftwaffe dan bukannya seragam coklat Legion Condor seperti Richthofen karena dia telah tiba lebih awal dari rombongan Legion Condor lainnya. Dia juga adalah salah seorang penerima Spanienkreuz in Gold mit Brillanten


 Upacara penyambutan Legion Condor yang diselenggarakan di Berlin pada tanggal 6 Juni 1939. Para perwira Luftwaffe ini mengenakan medali Spanienkreuz in Gold mit Brillanten yang mereka peroleh beberapa hari sebelumnya dalam upacara yang sama di Hamburg (30 Mei 1939). Dari kiri ke kanan: Oberleutnant Otto Bertram, Oberleutnant Joachim Schlichting, Hauptmann Harro Harder, Hauptmann Werner Mölders, Hauptmann Wolfgang Schellmann, Oberleutnant Walter Oesau, tidak diketahui, Major Martin Harlinghausen and Major Karl-Heinz Wolf


 Werner Mölders dengan istri tercintanya, Luise Thurner. Sebelumnya Luise pernah menikah dan membawa nama suami pertamanya, Luise Baldauf. Ketika menikah untuk kedua kalinya dengan Mölders, otomatis dia pun mengganti namanya menjadi Luise Mölders. Pada saat suami tercintanya yang jagoan udara Luftwaffe tersebut meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis, Luise sedang mengandung putri mereka yang kemudian dinamakan Verena Mölders (kemudian berganti nama menjadi Verena Buchanan mengikuti nama suaminya). Luise lalu menikah lagi untuk ketiga kalinya sehingga namanya berganti lagi menjadi Luise Petzold. Dia meninggal dunia di Starnberg tanggal 21 April 2011 dalam usia 98 tahun



 Pesawat Messerschmitt Bf 109 E-3 "Emil" yang menjadi andalan Werner Mölders dalam menghadapi pilot-pilot Prancis dalam kancah pertempuran udara di Front Barat tahun 1940 (termasuk yang diklaim sebelum bulan Mei 1940). Di sayap ekornya terdapat 15 buah baris kemenangan (abschußbalken). Pesawat-pesawat lain yang tercatat pernah digunakan oleh Mölders: Messerschmitt Bf 109B "Schwarze 6x16", Messerschmitt Bf 109 D-1 "Schwarze 6x79", Messerschmitt Bf 109 E-4 (Werknummer 2804), 5915 "Rote 2" dan 3737 "Schwarze"


 Para pilot jagoan Luftwaffe dan Generaloberst Dr.-Ing. h.c. Ernst Udet (Generalluftzeugmeister und Chef des Planungsamts der Luftwaffe) berfoto bersama di Prancis tanggal 4 September 1940. Dari kiri ke kanan: Hauptmann Wilhelm Balthasar (Gruppenkommandeur III./JG 3); Hauptmann Walter "Gulle" Oesau (Gruppenkommandeur III./JG 51), Oberstleutnant Adolf Galland (Geschwaderkommodore JG 26 "Schlageter"); Ernst Udet; Oberstleutnant Werner Mölders (Inspekteur der Jagdflieger); Hauptmann Rolf Pingel (Gruppenkommandeur I./JG 26 "Schlageter"); dan Leutnant Hartmann Grasser (Flugzeugführer di II./ZG 2)

 

Kemungkinan besar diambil pada waktu yang sama dengan foto sebelumnya: Generaloberst Dr.-Ing. h.c. Ernst Udet (Generalluftzeugmeister und Chef des Planungsamts der Luftwaffe) bersama dengan Oberstleutnant Adolf Galland (Geschwaderkommodore JG 26 "Schlageter") dan Oberstleutnant Werner Mölders (Inspekteur der Jagdflieger). Galland dan Mölders adalah dua orang pertama yang dianugerahi medali paling bergengsi Third Reich, Brillanten zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwerter! Perhatikan bahwa medali Brillanten disini adalah hasil tempelan, karena pada saat foto ini diambil (Desember 1940), keduanya belumlah mendapatkannya!



 

Major Adolf Galland (Geschwaderkommodore JG 26) dan Major Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore JG 51) dalam sebuah wawancara bersama dengan seorang koresponden perang Luftwaffe berpangkat Leutnant (tengah) di markas JG 26 di Le Hameau du Colombier, Prancis, bulan September 1940. Tampak Galland mengenakan fliegerstiefel (sepatu penerbang/pilot) di kakinya. Posenya dalam foto bisa dilihat dalam bentuk miniatur DISINI


Upacara penganugerahan Eichenlaub untuk jagoan udara Luftwaffe Major Werner Mölders yang diselenggarakan di Reichskanzlei, Berlin, tanggal 23 September 1940. Mölders tercatat sebagai penerima Eichenlaub urutan kedua setelah Generaloberst Eduard Dietl, dan dia menerimanya setelah mencetak 40 fliegerabschüsse (kemenangan udara), dan menjadi pilot pertama yang mencapainya dalam Perang Dunia II!


Oberbefehlshaber der Luftwaffe Reichsmarschall Hermann Göring dalam sebuah pertemuan dengan Major Werner "Vati" Mölders, Geschwaderkommodore JG 51. Göring tampak sedang "menginspeksi" medali Spanienkreuz in Gold mit Schwertern und Brillanten yang tersemat di seragam Mölders. Mölders sendiri adalah pemegang rekor pilot dengan skor tertinggi dalam Perang Saudara Spanyol (1936-1939) dengan 14 kemenangan udara


 Dua orang jagoan teratas Luftwaffe dalam acara perayaan kecil-kecilan ulang tahun Generalmajor Theodor "Theo" Osterkamp (kanan, Führer der Jagdflieger in der Luftflotte 2) yang ke-49 tanggal 15 April 1941. Oberstleutnant Adolf "Dolfo" Galland (Geschwaderkommodore JG 26) memperagakan saat-saat pertempuran udara yang dialaminya, sementara Oberstleutnant Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore JG 51) mendengarkan dengan seksama. Foto oleh Kriegsberichter Dreesen (KB-Kp. Lw. 3)


Oberstleutnant Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore JG 51) memperagakan saat-saat dia bertempur di udara melawan pesawat musuh yang kemudian berujung pada kemenangan terakhirnya di saat itu, sementara Oberstleutnant Adolf "Dolfo" Galland (Geschwaderkommodore JG 26) memperhatikan sambil mesem. Foto tertanggal 15 April 1941 oleh Kriegsberichter Dreesen (KB-Kp. Lw. 3)


 Acara perayaan kecil-kecilan ulang tahun Generalmajor Theodor "Theo" Osterkamp (Führer der Jagdflieger in der Luftflotte 2) yang ke-49 tanggal 15 April 1941. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant Adolf "Dolfo" Galland (Geschwaderkommodore JG 26); Oberstleutnant Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore JG 51); Theo Osterkamp; Oberstleutnant Karl Viek (Kommandeur Jagdfliegerschule 4); dan Major Günther "Franzl" Lützow (Geschwaderkommodore JG 3). Foto oleh Kriegsberichter Dreesen (KB-Kp. Lw. 3)


Acara perayaan kecil-kecilan ulang tahun Generalmajor Osterkamp yang ke-49 tanggal 15 April 1941. 1.Oberstleutnant Adolf "Dolfo" Galland (Geschwaderkommodore JG 26); 2.Major Günther "Franzl" Lützow (Geschwaderkommodore JG 3); 3.Oberstleutnant Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore JG 51); 4.Oberstleutnant Karl Viek (Kommandeur Jagdfliegerschule 4); 5.Generalmajor Theodor "Theo" Osterkamp (Führer der Jagdflieger in der Luftflotte 2); 6.Major Günther Freiherr von Maltzahn (Geschwaderkommodore JG 53); dan 7.Oberst im Generalstab Paul Deichmann (Chef des Stabes II. Flieger-Korps)


 Acara perayaan kecil-kecilan ulang tahun Generalmajor Osterkamp yang ke-49 tanggal 15 April 1941. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant Adolf "Dolfo" Galland (Geschwaderkommodore JG 26), Major Günther "Franzl" Lützow (Geschwaderkommodore JG 3), Generalmajor Theodor "Theo" Osterkamp (Führer der Jagdflieger in der Luftflotte 2), Oberstleutnant Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore JG 51). dan Major Günther Freiherr von Maltzahn (Geschwaderkommodore JG 53)


 Acara perayaan kecil-kecilan ulang tahun Generalmajor Osterkamp yang ke-49 tanggal 15 April 1941. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant Adolf "Dolfo" Galland (Geschwaderkommodore JG 26), Oberstleutnant Adolf "Dolfo" Galland (Geschwaderkommodore JG 26), Major Günther "Franzl" Lützow (Geschwaderkommodore JG 3), Major Günther Freiherr von Maltzahn (Geschwaderkommodore JG 53), Generalmajor Theodor "Theo" Osterkamp (Führer der Jagdflieger in der Luftflotte 2), dan Oberstleutnant Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore JG 51)



Acara resepsi untuk para "Kreta-Kämpfer" (Pejuang Kreta) yang diselenggarakan pada tanggal 17 Juli 1941. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant Hans-Georg von der Osten (IIa Personalverwaltung Jagdfliegerführer 2), Major Walter Storp (Geschwaderkommodore Schnellkampfgeschwader 210), Oberstleutnant Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 51), Hauptmann Walter "Gulle" Oesau (Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 3), dan Oberstleutnant Oskar Dinort (Geschwaderkommodore Sturzkampfgeschwader 2). Mereka sedang melihat-lihat album foto Pertempuran Kreta


 Oberst Werner Mölders (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 51) dalam sebuah foto yang dibuat pada akhir bulan Juli 1941 oleh Kriegsberichter Jütte, tak lama setelah dianugerahi medali Brillanten zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwertern (15 Juli 1941) serta kenaikan pangkat dari Oberstleutnant menjadi Oberst (20 Juli 1941)



Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Chef Luftflotte 2) dan Oberst Werner Mölders (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 51) di Rusia selama berlangsungnya Unternehmen Barbarossa, musim panas tahun 1941. Di belakang mereka tampak sayap dari pesawat transport ringan Fieseler Fi 156 "Storch" yang biasa digunakan oleh perwira tinggi Wehrmacht untuk bepergian



Para petinggi Luftwaffe di tahun 1941. Dari kiri ke kanan: General der Flieger Bruno Loerzer (Kommandierender General II. Fliegerkorps), General der Flieger Wolfram Freiherr von Richthofen (Kommandierender General VIII. Fliegerkorps), Generalleutnant Joachim Coeler (Kommandierender General IX. Fliegerkorps), Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Chef Luftflotte 2), Generalfeldmarschall Hugo Sperrle (Chef Luftflotte 3), Oberst Josef "Beppo" Schmid (Chef 5. Abteilung vom Generalstab der Luftwaffe und Generalstabsoffizier im Ministeramt des Oberbefehlshaber der Luftwaffe im Reichsluftfahrtministerium), Reichsmarschall Hermann Göring (Oberbefehlshaber der Luftwaffe), Generalmajor Günther Korten (Chef des Generalstabes Luftflotte 4), Generalfeldmarschall Erhard Milch (Generalinspekteur der Luftwaffe), General der Flieger Hans Jeschonnek (Chef des Generalstabes der Luftwaffe), Generaloberst Hans-Jürgen Stumpff (Chef Luftflotte 5), Generalleutnant Wilhelm Speidel (Chef der deutschen Luftwaffenmission in Rumänien), General der Flieger Gustav Kastner-Kirdorf (Chef der Luftwaffenpersonalamt), Generalleutnant Hans-Georg von Seidel (Generalquartiermeister der Luftwaffe), Generalleutnant Otto Deßloch (Kommandierender General II. Flakkorps), Generaloberst Ernst Udet (Generalluftzeugmeister und Chef des Planungsamts der Luftwaffe), dan SS-Oberführer Dr. Erich Gritzbach (Chef des ”Stabsamtes des Reichsmarschalls des Großdeutschen Reiches”)


 Upacara pemakaman secara kenegaraan untuk jagoan udara Luftwaffe Oberst Werner Mölders yang diselenggarakan pada tanggal 28 November 1941 di Berlin. Panglima Luftwaffe Reichsmarschall Hermann Göring memimpin prosesi pemakaman. Di belakangnya berbaris empat orang pilot Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz) diikuti oleh para jenderal Luftwaffe yang mengenakan mantel berlapel putih. Untuk identifikasi Ritterkreuzträger yang memakai stahlhelm, dari kiri ke kanan: Oberleutnant Siegfried "Wumm" Schnell (Staffelkapitän 9.Staffel / III.Gruppe / Jagdgeschwader 2 "Richthofen"), Oberleutnant Josef "Pips" Priller (Staffelkapitän 1.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 26 "Schlageter"), Hauptmann Hans "Assi" Hahn (Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 2 "Richthofen"), dan Hauptmann Werner Streib (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1). Untuk identifikasi jenderalnya: General der Flieger Hans Jeschonnek (Chef des Generalstabes der Luftwaffe), Generaloberst Hubert Weise (kepala tertunduk, Luftwaffen-Befehlshaber Mitte), Generalfeldmarschall Erhard Milch (Generalinspekteur der Luftwaffe), dan General der Flieger Bruno Loerzer (Kommandierender General II. Fliegerkorps)



Lukisan Werner Mölders sebagai Major dan Eichenlaubträger (peraih medali Eichenlaub) karya Wolfgang Willrich. Willrich biasa bepergian ke berbagai front pertempuran demi bertemu langsung dengan pahlawan-pahlawan perang Jerman tersebut, lalu kemudian menggambar wajah mereka dalam versi close-up. Karyanya disebarluaskan dan dijual dalam bentuk kartu pos. Uniknya, meskipun notabene menjadi penggerak utama mesin propaganda Jerman di masa perang melalui karya-karyanya, sang pelukis nyentrik menolak saat Himmler menawarinya menjadi perwira kehormatan SS, dan juga menolak untuk masuk menjadi anggota partai Nazi! 


 Lukisan para perwira Generalstab (Staff Jenderal) Luftwaffe yang dibuat pada tahun 1941, dari kiri ke kanan: 1. General der Flakartillerie Günther Rüdel (Befehlshaber der Luftverteidigung und Inspekteur des Luftschutz), 2. SS-Oberführer Dr. Erich Gritzbach (Chef des ”Stabsamtes des Reichsmarschalls des Großdeutschen Reiches”), 3. Oberstleutnant Adolf Galland (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 26 "Schlageter"), 4. Oberst Josef "Beppo" Schmid (Chef 5. Abteilung vom Generalstab der Luftwaffe und Generalstabsoffizier im Ministeramt des Oberbefehlshaber der Luftwaffe im Reichsluftfahrtministerium), 5. Generalfeldmarschall Erhard Milch (Generalinspekteur der Luftwaffe), 6. Oberst Werner Mölders (General der Jagdflieger), 7. Generaloberst Ernst Udet (Generalluftzeugmeister und Chef des Planungsamts der Luftwaffe), 8. Reichsmarschall Hermann Göring (Oberbefehlshaber der Luftwaffe), 9. Oberst im Generalstab Bernd von Brauchitsch (Adjutant des Reichsmarschalls des Großdeutschen Reiches), 10. General der Flieger Gustav Kastner-Kirdorf (Chef der Luftwaffenpersonalamt), 11. Generalfeldmarschall Hugo Sperrle (Chef Luftflotte 3), 12. General der Flieger Robert Ritter von Greim (Kommandierender General V. Fliegerkorps), 13. General der Flieger Hans Jeschonnek (Chef des Generalstabes der Luftwaffe), 14. Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Chef Luftflotte 2), dan 15. General der Fallschirmtruppe Kurt Student (Kommandierender General der Fallschirmjäger)


 D186 Mölders adalah nama kapal perusak bersenjatakan peluru kendali dari Bundesmarine (Angkatan Laut Jerman Barat) dan, nantinya, Deutsche Marine (Angkatan Laut Jerman Bersatu). Dia adalah kapal kedua dari kelas Lütjens yang merupakan hasil modifikasi dari kelas Charles F. Adams. Pada tanggal 3 Maret 1965 perusahaan pembuat kapal Amerika Bath Iron Works (BIW) mendapat orderan untuk membuat kapal perusak D186. Lunasnya mulai diturunkan pada tanggal 12 April 1966 dengan nomor kubah DDG-29. Pada tanggal 13 April 1967 D186 diluncurkan dan dibaptis berdasarkan nama jagoan Luftwaffe Jerman dalam Perang Dunia II, Werner Mölders, oleh ibunya, Anna-Maria Mölders. Pada tanggal 23 Februari 1969 Mölders secara resmi mulai bertugas dan ditempatkan di bawah komando 1. Zerstörergeschwader yang berpangkalan di Kiel. Selama 33 tahun masa tugas aktifnya, tercatat 14.000 orang pelaut dan 16 orang kapten kapal yang pernah merasakan bertugas di Mölders. Dia juga mengarungi samudera sejauh 675.054,6 mil laut. Pada tanggal 28 Mei 2003 kapal ini akhirnya dipensiunkan dalam sebuah upacara di Wilhelmshaven. Tidak seperti saudaranya Lütjens (D185) dan Rommel (D187), Mölders tetap dipertahankan dan kini dipamerkan sebagai kapal musium di Deutsches Marinemuseum, Wilhelmshaven. Ironisnya, selama masa aktifnya yang panjang, Mölders tidak pernah berpangkalan di Wilhelmshaven


Untuk menghormati namanya, sebuah unit udara Bundesluftwaffe (Angkatan Udara Jerman Barat) dinamai sebagai Jagdgeschwader 74 (JG 74) "Mölders". Setelah Jerman bersatu, namanya sedikit mengalami perubahan menjadi Taktisches Luftwaffengeschwader 74 "Mölders". Foto ini memperlihatkan deretan pesawat pemburu F-104 Starfighter dari JG 74 "Mölders" sedang terparkir di sebuah lapangan udara bulan Juni 1965



Jagoan Luftwaffe, Oberst Werner Mölders dalam angle tertentu mempunyai wajah yang mirip dengan Kapten Herbert Sobel (yang diperankan oleh David Schwimmer) dalam miniseri "Band of Brothers". Terimakasih banyak buat pembaca blog frosty höchstenGött atas foto ini! :)

------------------------------------------------------------------------------











































Sumber :
Buku "Luftwaffe at War: Luftwaffe Aces of the Western Front" karya Robert Michulec
Buku "Luftwaffe Officer Career Summaries" karya Henry L. deZeng IV dan Douglas G. Stankey

Oberst Werner Mölders (1913-1941), Pilot Pertama yang Meraih 100 Kemenangan Udara!

$
0
0

Album foto Werner Mölders bisa dilihat DISINI

Oleh : Alif Rafik Khan

Nama lengkap: Werner Mölders
Panggilan/julukan: Vati (Daddy)
Lahir: 18 Maret 1913 di Gelsenkirchen, Ruhrgebiet, Nordrhein-Westfalen (Jerman)
Meninggal: 22 November 1941 di atas Breslau-Schöngarten, Silesia (Jerman)
Nomor keanggotaan NSDAP: Tidak ada
Nomor keanggotaan SS: Tidak ada
Gelar akademis: Tidak ada
Agama: Katolik Roma
Anggota keluarga: Viktor Mölders dan Anna-Maria Riedel (orangtua); Annemarie Mölders (kakak), Hans Mölders (kakak), dan Victor Mölders (adik); Luise Baldauf-Thurner (istri); Verena Mölders (putri)
Ciri fisik: Tidak diketahui

Beförderungen (Promosi):
01.10.1931 Fahnenjunker-Gefreiter
01.04.1932 Fahnenjunker-Unteroffizier
01.06.1933 Fähnrich
01.02.1934 Oberfähnrich
01.03.1934 Leutnant
20.04.1936 Oberleutnant
18.10.1938 Hauptmann
19.07.1940 Major
25.10.1940 Oberstleutnant
20.07.1941 Oberst

Karriere (Karir):
00.00.1931 - 00.10.1932 Prajurit infanteri di II.Bataillon / Infanterie-Regiment 2
00.10.1932 - 00.06.1933 Mengikuti Kursus Kadet Reichswehr di LKS Dresden
11.06.1933 - 00.00.1934 Ditransfer ke 1.(Preussischen) Pionier-Bataillon / Infanterie-Regiment 2 Pionierschule di München
00.00.1934 - 06.02.1934 Mengajukan pemindahan ke Luftwaffe tapi usaha pertamanya gagal karena terkena mabuk udara
06.02.1934 - 31.12.1934 Mendapat pelatihan sebagai pilot di DVS Cottbus
01.01.1935 - 30.06.1935 Pelatihan lanjutan di Grosse KFS Tutow dan di JFS Schliessheim
01.07.1935 - 31.03.1936 Bersama dengan Fliegergruppe Schwerin (nantinya menjadi I./StG 162)
01.04.1936 - 14.03.1937 Staffelkapitän Jagdschulstaffel / II.Gruppe / Jagdgeschwader 134
15.03.1937 - 13.04.1938 Staffelkapitän 2.Staffel / Jagdgeschwader 334
14.04.1938 - 24.05.1938 Mengajukan diri untuk bergabung dengan Legion Condor dan dikirim ke Spanyol
24.05.1938 - 05.12.1938 Staffelkapitän 3.Staffel / Jagdgruppe 88
05.12.1938 - 06.12.1938 Kembali ke Jerman
06.12.1938 - 00.03.1939 Inspekteur der Jagdflieger im Reichsluftfahrtministerium (RLM)
15.03.1939 - 01.05.1939 Staffelkapitän 1.Staffel / Jagdgeschwader 133
01.05.1939 - 30.09.1939 Staffelkapitän 1.Staffel / Jagdgeschwader 53
08.09.1939 - 00.09.1939 Terluka dalam pendaratan darurat di lapangan udara Birkenfeld saat mesin pesawatnya bermasalah sehingga harus mendapatkan perawatan
03.10.1939 - 05.06.1940 Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 53
05.06.1940 - 30.06.1940 Menjadi tawanan perang Prancis setelah pesawat Messerschmitt Bf 109 E-4 yang dipilotinya ditembak jatuh oleh sebuah Dewoitine 520 di barat Compiègne. Mölders kemudian terpaksa mendarat darurat di wilayah antara Blincourt dan Sacy-le-Petit
01.07.1940 - 19.07.1940 Tergabung bersama Ergänzungsgruppe (ErgGr) Merseburg
27.07.1940 - 19.07.1941 Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 51 (JG 51)
28.07.1940 - 00.08.1940 terluka dalam pertempuran udara saat kakinya tertembak sehingga harus melakukan pendaratan darurat di St.-Inglevert
06.08.1941 - 22.11.1941 General der Jagdflieger

Orden und Ehrenzeichen (Medali dan Penghargaan):
21.05.1935 Flugzeugführerabzeichen
02.10.1936 Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV.Klasse
04.05.1939 Medalla de la Campaña de España 1936-1939
04.05.1939 Medalla Militar Individual de España
06.06.1939 Spanienkreuz in Gold mit Schwertern und Brillanten
17.09.1939 Eisernes Kreuz II.Klasse
03.04.1940 Eisernes Kreuz I.Klasse
00.00.194_ Frontflugspange für Jäger in Gold mit Brillanten
00.00.194_ Verwundetenabzeichen in Schwarz
29.05.1940 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht: "Hauptmann Mölders errang seinen 20. Luftsieg" (Kapten Mölders meraih kemenangan udaranya yang ke-20)
29.05.1940 Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #54, sebagai Hauptmann dan Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 53 (JG 53) "Pik-As" / Jagdfliegerführer 3 / Luftflotte 3
00.08.1940 Gemeinsames Flugzeugführer-Beobachter Abzeichen mit Brillanten
06.09.1940 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht: "Außer vier bereits genannten Offizieren haben in den Luftkämpfen der letzten Wochen drei weitere Jagdflieger 20 oder mehr Luftsiege errungen und zwar: Hauptmann Mayer, Hauptmann Oesau und Hauptmann Tietzen. An der Spitze der Sieger in Luftkämpfen steht Major Mölders mit 32 Abschüssen" (Sebagai tambahan dari empat perwira yang telah disebutkan terdahulu, tiga pilot pemburu lain mencapai kemenangan yang ke-20 atau lebih dalam pertempuran udara yang berlangsung selama beberapa minggu sebelumnya. Mereka adalah Kapten Mayer, Kapten Oesau dan Kapten Tietzen. Memimpin dalam hal pencapaian tertinggi adalah Mayor Mölders dengan 32 kemenangan udara)
21.09.1940 Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub #2, sebagai Major dan Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 51 (JG 51) / Jagdfliegerführer 2 / Luftflotte 2
25.09.1940 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht: "Major Mölders und Major Galland errangen ihren 40. Luftsieg" (Mayor Mölders dan Mayor Galland sama-sama meraih kemenangan udara yang ke-40)
23.10.1940 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht: "Major Mölders schoß, wie schon bekanntgegeben, in einem Luftkampf gegen zahlenmäßig überlegene feindliche Jäger seinen 49. 50. und 51. Gegner ab" (Seperti yang telah diumumkan sebelumnya, Mayor Mölders menembak jatuh lawannya yang ke-49, 50 dan 51 dalam pertempuran udara melawan pasukan pemburu musuh yang berkekuatan jauh lebih besar)
26.10.1940 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht: "Im Laufe der gestrigen Luftkämpfe schossen unsere Jagdflugzeuge 17 feindliche Jäger ab. Dabei errang Oberstleutnant Mölders seinen 52. und 53. Luftsieg" (Pasukan pemburu kita berhasil menembak jatuh 17 pemburu musuh dalam pertempuran udara yang berlangsung kemarin. Letkol Mölders meraih kemenangan yang ke-52 dan ke-53 dalam pertempuran tersebut)
11.02.1941 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht
27.02.1941 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht
18.04.1941 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht
22.06.1941 Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwertern #2, sebagai Oberstleutnant dan Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 51 (JG 51) / II.Fliegerkorps / Luftflotte 2
23.06.1941 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht
01.07.1941 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht
16.07.1941 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht
15.07.1941 Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub, Schwerter und Brillanten #1, sebagai Oberstleutnant dan Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 51 (JG 51) / II.Fliegerkorps / Luftflotte 2

Aufzeichnungen (Catatan):
* Viktor Mölders (ayah Werner Mölders) gugur dalam kancah Perang Dunia Pertama tanggal 2 Maret 1915 dalam pertempuran di Hutan Argonne (Prancis) sebagai Leutnant der Reserve di Königs-Infanterie-Regiment (6. Lothringische) Nr. 145. Dari sejak kecilnya, Werner - yang sering mendengar cerita tentang kepahlawanan ayahnya - bertekad untuk menjadi seorang tentara.
* Dalam periode antara tanggal 1 September 1939 (pecahnya Perang Dunia II) s/d 10 Mei 1940 (penyerbuan Jerman ke Prancis dan negara-negara Bawah) yang biasa disebut sebagai "Sitzkrieg" atau "Phoney War", Werner Mölders mengklaim telah menembak jatuh 11 pesawat musuh dan menjadi pilot Luftwaffe dengan skor terbesar sampai saat itu. Salah satu dari klaimnya tidak lolos verifikasi sehingga skor resminya adalah 10. Hal yang sama terulang di bulan Mei dan Juni 1940 dimana Mölders mengklaim 15 kemenangan, tapi hanya 14 yang diterima. Semakin lama jumlah pesawat yang ditembak jatuhnya semakin bertambah banyak, dan sebelum tanggal 22 Juni 1941 (penyerbuan Jerman atas Rusia), sang jagoan udara terkemuka telah mengemas 68 kemenangan. Skor akhirnya adalah 115 kemenangan terkonfirmasi, dengan 14 diantaranya dibukukannya di Spanyol. Selain itu, dia juga mempunyai empat kemenangan tak terkonfirmasi.
* Saat dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 29 Mei 1940, Mölders menjadi pilot pemburu pertama yang mendapatkan penghargaan setinggi itu. Dia meraihnya setelah menembak jatuh dua pesawat Curtiss 75 A Prancis dalam satu hari (27 Mei 1940) di 15km barat daya Amiens (Prancis) yang menjadi kemenangan udara ke-19 dan ke-20-nya dalam Perang Dunia II (bila digabungkan dengan Perang Saudara Spanyol, maka menjadi kemenangan udara ke-33 dan 34).
* Pada tanggal 12 Juli 1941, Jagdgeschwader 51 (JG 51) di bawah kepemimpinan Oberstleutnant Werner Mölders tercatat menghancurkan pesawat Soviet yang ke-500 dari sejak dimulainya Unternehmen Barbarossa tanggal 22 Juni 1941, sementara sejauh ini mereka hanya kehilangan tiga korban saja! Di hari itu pula JG 51 melaporkan kemenangan udaranya yang ke-1200 dalam Perang Dunia II. Tiga hari kemudian, tanggal 15 Juli 1941, Mölders melampaui garis batas "C" (100) saat mengklaim kemenangan yang ke-100 serta ke-101, dan dia merayakannya dengan melakukan putaran kemenangan di atas lapangan udara. Keesokan harinya dia menerima berita bahwa dia menjadi orang pertama di seantero Wehrmacht yang dianugerahi medali Brillanten zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub, Schwertern und Brillanten (sampai dengan akhir perang, hanya 27 orang prajurit terbaik Jerman saja yang mendapatkan medali tersebut!). Medali tersebut secara resmi diperkenalkan ke khalayak umum tanggal 28 September 1941, lebih dari dua bulan setelah Mölders mendapatkannya.
* Meskipun sebagai pilot pemburu dia tak terkalahkan dalam beratus pertempuran udara yang dilakoninya, ironisnya Mölders ditakdirkan untuk menemui ajalnya saat menjadi seorang penumpang pesawat pembom! Dia tewas dalam sebuah kecelakaan udara di atas Breslau-Schöngarten/Silesia ketika pesawat Heinkel He 111 H-6 (1G+BT) (WNr. 4513) yang ditumpanginya dalam perjalanan dari Krimea menuju Berlin (untuk menghadiri upacara pemakaman Generaloberst Ernst Udet) mengalami kerusakan mesin di tengah cuaca buruk. Saat melakukan pendaratan darurat, badan pesawat terbelah sehingga menewaskan seluruh penumpangnya termasuk Mölders. Sang pahlawan udara Jerman kemudian dimakamkan pada tanggal 28 November 1941.
* Selama karirnya dalam Perang Dunia II, Werner Mölders tercatat terbang dalam 330 misi tempur dimana 100 diantaranya dilakukan di Front Timur. Dia tercatat mempunyai 115 kemenangan udara terkonfirmasi, dimana 14 diantaranya dibukukan dalam Perang Saudara Spanyol (dalam 100+ misi tempur), dan sisanya - 101 kemenangan - dibukukan dalam Perang Dunia II dengan 33 diantaranya diraih di Front Timur. Dia juga ikut berjasa dalam menyumbangkan taktik dan strategi perang udara pilot pemburu yang masih digunakan sampai saat ini!
* Pesawat-pesawat yang tercatat pernah digunakan oleh Werner Mölders: Messerschmitt Bf 109B "Schwarze 6x16", Messerschmitt Bf 109 D-1 "Schwarze 6x79", Messerschmitt Bf 109 E-3, Messerschmitt Bf 109 E-4 (Werknummer 2804), 5915 "Rote 2" dan 3737 "Schwarze"

*  *  *  *  *

Werner Mölders (18 Maret 1913-22 November 1941) adalah pilot Luftwaffe terkenal yang mencatatkan rekor sebagai pilot pertama dalam sejarah yang mampu mencatat 100 kemenangan. Total kemenangannya sendiri adalah 115, 101 dicatat dalam Perang Dunia II, sementara 14 dibukukannya dalam Perang Saudara Spanyol. Prestasinya yang dahsyat membuat Mölders mudah saja menapaki karir, bahkan telah menjadi seorang Geschwaderkommodore (Komandan Wing Tempur) di usia 27 tahun! Belum cukup? Mölders juga telah menjadi kolonel plus Inspektur Jenderal Fighter Luftwaffe di usianya yang ke-28!

Mölders dilahirkan pada tanggal 18 Maret 1913 di Gelsenkirchen, anak dari guru bernama Viktor Mölders dan istrinya Annemarie Mölders (asalnya bernama belakang Riedel). Ayahnya kemudian terbunuh dalam Perang Dunia I sebagai Letnan Cadangan di Resimen Infanteri dalam pertempuran di hutan Argonne, Prancis, tanggal 2 Maret 1915. Mölders yang telah menjadi anak yatim di ulang tahunnya yang ke-2 kemudian bersekolah di Grundschule dan Saldria-Gymnasium yang terletak di Brandenburg an der Havel. Dia lulus tahun 1931 dengan Abitur.

Kemudian dia memutuskan untuk bergabung dengan ketentaraan pada 1 April 1931, dengan pangkat pertamanya sebagai kadet perwira infanteri. Ketika Hitler membentuk Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) tahun 1934, Mölders meminta untuk segera ditransfer. Pada usaha pertamanya untuk bergabung (1935), dia dinyatakan tidak cukup cakap untuk menjadi seorang pilot tempur. Tapi Mölders tidak menyerah dan mencoba mendaftar untuk kedua kalinya. Akhirnya dia diterima dengan beberapa persyaratan tambahan untuk segera memulai latihan terbangnya. Ternyata memang Mölders masih kurang beradaptasi. Rasa pening bahkan kemudian disertai dengan 'bonus' muntah-muntah mewarnai hari-hari pertamanya sebagai pilot. Tapi tekad yang besar ditambah dengan mulai terbiasanya tubuh Mölders menerima beban berputar dan jungkir balik membuat dia akhirnya mampu mengatasi hambatan tersebut. Pada 1 Juli 1935 Mölders ditempatkan di Fliegergruppe Schwerin, dan tak lama kemudian dia langsung diangkat sebagai Staffelkapitän dari 1./JG 334 tanggal 15 Maret 1936. Mölders lalu menjalani hari-harinya sebagai instruktur di Wiesbaden.

Pada tahun 1936 Perang Saudara berkecamuk di Spanyol, dan Hitler memanfaatkan momen ini untuk mengetes angkatan perang (Wehrmacht) yang baru dibangunnya dengan segera mengirimkan bantuan peralatan dan personil kepada pihak Nasionalis di bawah pimpinan Jenderal Franco y Bahamonde. Bantuan itu terutama adalah kesatuan udara Luftwaffe yang kemudian lebih dikenal sebagai Legion Kondor (Condor Legion). Pada tahun 1938 Mölders mengajukan diri menjadi sukarelawan, dan segera dikirimkan melalui laut ke Cadiz pada 14 April 1938. Dia kemudian mengambil alih jabatan komandan 3.Staffel/J 88. Di perang pertamanya inilah Mölders mulai memperlihatkan kualitasnya, tidak hanya dalam soal kemampuan sebagai pilot dan penembak tangguh, tapi juga sebagai peramu taktik dan strategi mumpuni. Meskipun begitu, ketaatannya sebagai seorang Katolik dan juga humanitarian kadang membuatnya mendapat masalah dengan atasannya, meskipun kejeniusannya dalam hal ber-dogfight ria membuat hambatan tersebut seakan tidak terasa. Bagaimana tidak? Jerman yang sedang bangkit butuh pahlawan sebagai simbol kebangkitannya, dan Mölders dengan skill bertempurnya sangat cocok sebagai gambaran utama. Karena itu, setiap aral dan rintangan terhadap Mölders akan segera diketahui oleh rakyat Jerman yang sangat antusias menanti setiap berita yang datang dari front Spanyol.

Bersama koleganya di Spanyol, Mölders mengembangkan taktik baru dalam peperangan udara yang dinamakan Finger Four, suatu inovasi baru yang membuat sang pilot dapat mempunyai pandangan luas ke segala arah dan mendorong kreativitasnya dalam bertempur.

Dari sejak pertengahan 1938 sampai berakhirnya Perang Saudara Spanyol, Mölders menjadi pilot paling jago dari Condor Legion, tercatat menembak jatuh 14 pesawat musuh : 4 Polikarpov I-15 dan 10 Mosca I-16, sebagian besar sewaktu dia menerbangkan pesawat tempur terbaru lansiran Messerchmitt, Bf 109. Pada akhirnya, sewaktu perang usai pada tahun 1939, Mölders pulang dengan reputasi yang membumbung tinggi ditambah kedewasaan yang jauh dari umurnya saat itu. Perang telah menempanya...

Pada tahun itu pula ia dipromosikan menjadi Staffelkapitän 1./JG 53, dan kemudian lebih dikenal oleh anak buahnya dengan panggilan Vati (Papa, atau Ayah) Mölders.

Perang Dunia II pecah pada 1 September 1939...

Hanya 20 hari kemudian, Mölders menembak jatuh korban pertamanya di perang super akbar ini, dan pada bulan Oktober dia telah didapuk sebagai Gruppenkomandeur III./JG 53. Pada tanggal 27 Mei 1940, setelah kemenangannya yang ke-20, dia dipromosikan menjadi Hauptmann (Kapten) dan menjadi pilot tempur pertama yang menerima medali bergengsi Ritterkreuz (Salib Ksatria). Naasnya, pilot yang telah menjadi legenda ini kemudian tertembak jatuh dalam suatu pertempuran oleh pesawat Dewoitine D.520 dari angkatan udara Prancis tanggal 5 Juni 1940. Mölders lalu menjadi tawanan perang sampai berselang dua minggu, ketika akhirnya Prancis takluk dan Mölders pun dibebaskan.

Kembali ke tanah air tercinta, Mölders naik pangkat menjadi Major dan menerima jabatan sebagai Geschwaderkommodore dari JG 51 tanggal 27 Juli 1940. Sejarah berulang. Baru saja mendapat promosi, keesokan harinya kembali Mölders tertembak jatuh dalam dogfight seru di Dover. Menurut kabar burung, kali ini dia menjadi korban dari pilot asal Afrika Selatan, Sailor Malan. Meskipun kepayahan karena terluka, Mölders berhasil juga mendaratkan pesawatnya di Wissant, Prancis. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sebenarnyalah Mölders di K.O. oleh F/lt. J.L. Webster dari Squadrin 41 dengan pesawat Spitfire-nya. Meskipun lukanya tidak terlalu serius, tetap membuat Mölders out-of-order selama sebulan.

Pada akhir tahun 1940, Mölders telah menembak jatuh 55 pesawat lawannya (25 dalam Battle of France, 30 dalam Battle of Britain). Pada awal-awal tahun 1941, Mölders tetap menjalani serangkaian pertempuran di semenanjung Prancis dan Inggris (selat Dover), dan skornya bertambah menjadi 68.

Pada bulan Juni 1941, JG 51 ditransfer ke front timur. Disini skill Mölders masih tetap memegang kendali. Bayangkan saja, pada hari pertama penyerbuan Rusia ke Uni Soviet, dia telah membukukan tiga kemenangan! Semua korbannya adalah bomber Tupolev SB.

Pada 30 Juni, Mölders menjadi pilot dengan skor paling tinggi dalam sejarah, mengalahkan Manfred von Richthofen (Red Baron) dari Perang Dunia I, setelah menembak jatuh lima bomber Soviet dan mengerek skornya sendiri ke angka 82, melebihi catatan Red Baron yang berhenti di angka 80. Tidak hanya itu saja. Secara keseluruhan, dari sejak dimulainya Operasi Barbarossa pada tanggal 22 Juni 1941, Mölders telah menghancurkan 27 pesawat musuh hanya dalam rentang waktu 23 hari! Hal tersebut membuat dirinya 'nongkrong' di urutan teratas daftar top skor (kayak maen bola aja!) dengan skor 101, suatu pencapaian yang fenomenal!

Hitler yang terpesona langsung 'menggampar' Mölders dengan Brillanten, suatu penghargaan super prestisius yang tercatat hanya disematkan pada 27 orang terpilih saja, dan Mölders adalah orang pertama yang mendapatkannya! Saking berharganya orang ini bagi Jerman, panglima Luftwaffe Göring langsung meminta Mölders untuk tidak mempertaruhkan nyawa di medan perang lagi dan ditarik untuk mengisi posisi administratif.

Mölders kini telah menjadi seorang Oberst (Kolonel) di usianya yang ke-28, dan juga menjabat sebagai Inspektur-Jendral Penerbang Tempur, suatu pos strategis yang berfungsi untuk menentukan taktik dan doktrin operasional terbaik bagi pilot-pilot tempur Luftwaffe yang mulai bermekaran di front penyemainya, front Rusia. Kembali lagi ke Rusia pada September 1941, Mölders mendirikan markas komandonya di lapangan terbang Chaplinka, dimana dia biasa menerbangkan pesawat pengintai Fieseler Fi 156 'Storch' untuk melihat kondisi di garis depan sekaligus memberi komando pada pilot-pilot kebanggaannya. Demi melihat 'seru'nya pertempuran, jiwa pemburu Mölders memberontak untuk dilepaskan, jadilah perwira tinggi yang diwanti-wanti supaya tidak bertarung di udara lagi ini diam-diam terbang dengan pesawat tempur dan turut berdogfight dalam beberapa kesempatan. Selain itu, Mölders juga sempat merangkap jabatan sebagai komandan JG 51 selama beberapa bulan yang dulu sempat dipimpinnya.

Sebagai guru yang baik, Mölders tidak segan-segan untuk memberikan pelajaran dan tips terbaik bagaimana caranya menghancurkan lawan secara cepat dan efisien sekaligus, ini yang paling penting, keluar dari pertempuran itu sendiri hidup-hidup. Contohnya, pada tanggal 9 Agustus 1941 dia bersama Herbert Kaiser berangkat dalam suatu misi untuk menghadang serombongan Il-2 Stormoviks. Sembari bertempur, Mölders masih sempat-sempatnya memberikan pelajaran one-in-a-lifetime pada Kaiser cara terbaik menembak pesawat semacam itu dengan mengarahkan senjata pada bagian belakang kokpitnya dimana tangki bahan bakar terdapat. Mölders langsung mempraktekkannya dan benar saja! Pesawat buruannya langsung terbakar api dan nyungsep ke dasar bumi. Kaiser pun mempraktekkannya dan dua lagi Stormovik menghunjam bumi. Hanya dalam rentang waktu dua bulan, secara tidak resmi Mölders tercatat telah menambah daftar 'koleksi' korbannya 30 atau lebih, dimana setidaknya enam di antaranya tercatat dalam buku log rekan perwiranya. Tapi karena secara resmi dia memang dilarang untuk bertempur, semua catatan itu tetap hanya jadi catatan 'gelap' yang tidak tercantum dalam daftar resmi Luftwaffe.

Seperti disebutkan sebelumnya, Mölders adalah seorang Katolik yang taat, dan dia mengharuskan bawahannya untuk memperlakukan setiap pilot musuh yang tertembak jatuh dan tertawan dengan baik, dan bahkan beberapa di antaranya mendapat undangan makan malam dari sang pilot legendaris sendiri! Ya, nama Mölders memang terkenal tak hanya di antara rekan sejawatnya saja, tapi juga telah tersebar di kalangan lawan-lawannya.

Di luar kehidupannya sebagai pejuang udara Jerman, seorang Mölders tetaplah manusia biasa yang bisa mencinta. Ia menikah dengan Luise Baldauf pada 13 September 1941, dan dari hasil perkawinan ini mereka mempunyai seorang putri bernama Verena. Tapi sedihnya, Mölders tidak pernah mendapat kesempatan untuk melihat darah dagingnya sendiri, karena takdir menentukan bahwa hidupnya tak lama lagi. Pada 22 November 1941, dia berangkat menaiki pesawat Heinkel He 111 sebagai penumpang Dari Crimea ke Jerman dalam rangka menghadiri pemakaman jenderal Luftwaffe mantan jagoan udara Perang Udara Pertama, Ernst Udet, yang juga merupakan atasan sekaligus sahabatnya. Cuaca buruk berhujan yang disertai petir membuat pilot pesawat berusaha mendarat darurat di lapangan terdekat yang berada di Breslau. Sayangnya, pendaratan tersebut gagal dan kedua penumpang, sang pilot dan Mölders, tewas dalam kecelakaan tragis tersebut. Dalam rangka mengenang jasa-jasanya, pada tanggal 20 Desember 1941, JG 51 diberi nama kehormatan "Mölders".

Total, Mölders telah terbang dalam 330 misi selama Perang Dunia II, 100 di antaranya di front Timur. Dari 115 jumlah kemenangan resminya, 101 dicatatkan di Perang Dunia II (33 di antaranya di front Timur) dan 14 sisanya dibukukan dalam Perang Saudara Spanyol (100 misi). Mölders juga berjasa dalam pengembangan banyak taktik dan strategi perang udara (dogfight), bahkan beberapa di antaranya masih digunakan sampai sekarang!

Namanya begitu harum, sehingga kematiannya tidaklah menjadi kematian yang sia-sia, sehingga walaupun rezim berganti, Werner 'Vati' Mölders tetap menjadi pahlawan bagi bangsa Jerman. Pada tanggal 13 April 1968, Angkatan Laut Federal Jerman menamai kapal penghancur mereka yang terbaru dengan nama "Mölders", yang kemudian menjalani tugas aktif dari 1969 sampai 2003. Setelah masa pensiun, kapal tersebut tetap menjadi pusat perhatian di museum Angkatan Laut Jerman di Wilhelmshaven.

Pada tanggal 9 November 1972, sebuah markas Batalion dari Resimen Sinyal ke-34 Angkatan Darat Federal Jerman dinamai dengan "Mölders".

Skuadron Penerbang Tempur 74 (Jagdgeschwader 74) yang berpangkalan di Neuburg an der Donau dinamakan "Mölders" pada tahun 1973. Sayangnya, pada tahun 2005 nama tersebut dicopot oleh Kementerian Pertahanan (Bundesministerium der Verteidigung) berdasar keputusan dari parlemen Jerman (Bundestag) tahun 1998. Keputusan ini diambil seiring dengan peringatan ke-61 pemboman Guernica yang terkenal yang terjadi pada waktu Perang Saudara Spanyol. Alasannya, kata mereka, setiap anggota Condor Legion (termasuk Mölders) yang baik langsung atau tidak langsung terlibat dalam pemboman tersebut tidak layak lagi untuk mendapat penghormatan semacam itu!

Keputusan ini bukannya tidak mendapat tentangan. Pada bulan Maret 2005 lebih dari 100 perwira Jerman menandatangani surat terbuka yang isinya memprotes dengan keras keputusan parlemen tahun 1998 yang melarang penghormatan atas setiap anggota Condor Legion tersebut, terutama yang berkaitan dengan Mölders. Alasannya, masih bisa diperdebatkan apakah Mölders benar-benar terlibat secara langsung dengan pemboman Guernica, termasuk juga pandangan politik pribadinya terhadap Nasional-Sosialisme. Meskipun begitu, keputusan kontroversial tersebut tetap bertahan sampai saat ini.

Rincian jumlah kemenangan Mölders, daftarnya bisa dilihat disini.


Sumber :
Buku "Luftwaffe Officer Career Summaries: Section L-R" karya Henry L. deZeng IV dan Douglas G. Stankey
www.aircrewremembered.com

Seitengewehr (Bayonet dan Sangkur)

$
0
0
Satu tim MG-34 Jerman bersiap-siap untuk keluar dari tempat perlindungan mereka dan pindah ke posisi pertahanan lainnya selama berlangsungnya pertempuran sengit di Stalingrad bulan Oktober 1942. Bayonet yang nampang dalam foto ini berasal dari jenis S.84/98, meskipun orang-orang di lapangan lebih sering menyebutnya sebagai Seitengewehr (sidearm). Dalam bahasa Inggris, istilah ini merujuk pada pistol dan senjata ringan genggam tangan lainnya, sementara dalam kosakata Wehrmacht dia hanya terbatas pada bayonet. Dalam bahasa Jerman pula, senjata genggam tangan biasa disebut sebagai Handwaffen (senjata tangan) atau Handfeuerwaffen (senjata api tangan)


Sumber :
Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad

Foto Jagdtiger

$
0
0
Deretan Jagdtiger yang masih dalam proses produksi di pabriknya di Jerman tahun 1945. Pada awalnya, sebanyak 150 Jagdtiger dipesan oleh Wehrmacht, tapi hanya 77-88 yang diproduksi dari bulan Juli 1944 s/d Mei 1945. 11 diantaranya - dengan nomor seri 305001 dan 305003 sampai 305012 - dirakit menggunakan suspensi Porsche (delapan roda rantai), sementara sisanya menggunakan suspensi keluaran Henschel yang mempunyai sembilan roda rantai. Jumlah tepat Jagdtiger yang diproduksi sendiri masih simpang siur karena tergantung dari sumbernya dan apakah faktor-faktor seperti prototipe Jagdtiger atau produksi setelah Jerman menyerah masuk hitungan. Tapi setidaknya diketahui bahwa sekitar 48 buah yang diproduksi dari bulan Juli 1944 s/d akhir Desember 1944; dan 36 buah dari Januari 1945 s/d April 1945. Beberapa sumber mengatakan bahwa tidak ada lagi Jagdtiger yang keluar dari pabrik setelah bulan Februari 1945. Di akhir masa produksi pun beberapa Jagdtiger yang dibuat masih kekurangan beberapa perlengkapan utama sehingga tidak bisa operasional atau dikirimkan ke unit-unit yang membutuhkannya


Sumber :
www.pinterest.com

Foto Heer

$
0
0
Para anggota Heer - yang tampaknya merupakan pasukan penjaga kehormatan - berbaris rapi dalam sebuah upacara yang diadakan di Finlandia. Prajurit-prajurit ini membawa serta senapan Kar98 yang dilengkapi dengan seitengewehr (bayonet/sangkur), sementara komandannya yang berpangkat Leutnant tidak dilengkapi senjata apa-apa (meskipun kemungkinan membawa pedang upacara)


Sumber :
www.sa-kuva.fi

Foto Pertempuran Villers-Bocage

$
0
0
 Schwere SS-Panzer-Abteilung 101 tiba di Normandia dari Paris tanggal 12 Juni 1944 setelah perjalanan yang kebanyakan dilakukan di malam hari demi menghindari sergapan pesawat-pesawat Sekutu. Panzerkampfwagen VI Tiger I (Sd.Kfz.181) Ausf.E Trumnummer (nomor turet) 222 milik SS-Unterscharführer Kurt Sowa dari 2.Zug / 2.Kompanie ini ditugaskan di wilayah sekitar Villers-Bocage. Dua lubang di turetnya merupakan tempat ngintip untuk teropong TZF9b. Foto oleh Kriegsberichter Arthur Grimm


Tiger #205 milik SS-Obersturmführer Michael Wittmann dalam perjalanan dari Prancis Utara ke Normandia. Perlu diketahui bahwa Tiger yang dipakainya tidak hanya satu. Tank dari jenis ini yang pertama kali dipakainya dalam Pertempuran Kursk mempunyai nomor turet 1331; Tiger #205 dalam foto di atas sendiri kemudian rusak di jalan sebelum sempat beraksi sehingga dia "meminjam" Tiger #222 milik SS-Unterscharführer Kurt Sowa. Saat Wittmann menemui ajalnya tanggal 8 Agustus 1944, Tiger yang dipakainya mempunyai nomor turet 007 (James Bond kaleee!)

Akhir dari Pertempuran Villers-Bocage (13 Juni 1944) yang fenomenal. Dalam palagan yang melambungkan nama jagoan panzer Michael Wittmann ini, pasukan Inggris dari 22nd Armoured Brigade menderita kerugian besar setelah kehilangan 217 orang yang menjadi korban serta 23-27 tanknya yang hancur. Wittmann sendiri tercatat membumihanguskan tidak kurang dari 14 tank, 15 kendaraan pembawa pasukan serta 2 senjata anti-tank... dan semuanya hanya dalam tempo 15 menit!



Sumber :
www.5sswiking.tumblr.com

Foto Pertempuran Normandia

$
0
0
Serangan balasan dari 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend" yang dilakukan di wilayah timur laut Caen, Normandia, bulan Juni 1944. Divisi yang anggotanya kebanyakan berusia belia ini bertempur dengan gigih sepanjang kampanye militer di Normandia, dimana performanya di lapangan merupakan hasil latihan intensif yang telah diterimanya, juga sebagai pertanda kualitas para perwira serta prajuritnya. Sayangnya, semua itu seakan mempunyai pengaruh kecil di hadapan apa yang dinamakan sebagai "materialschlacht" yang dipunyai oleh Sekutu, yaitu melimpahnya sumber daya mereka dalam hal manusia dan perlengkapan perang 


Sumber :
www.5sswiking.tumblr.com

Foto Helmut Wick

$
0
0

Major Helmut Wick (5 Agustus 1915 - 28 November 1940) adalah jagoan udara Luftwaffe dengan 56 kemenangan yang diraihnya dalam 168 misi tempur. Dia tercatat memegang beberapa rekor: pilot pertama yang menembak jatuh 50 pesawat musuh, Major sekaligus Geschwaderkommodore termuda dalam usia 25 tahun, serta Eichenlaubträger (peraih medali Eichenlaub) pertama yang terbunuh dalam peperangan! Medali dan penghargaan yang telah diterimanya: Flugzeugführerabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse (21 Desember 1939) und I.Klasse (6 Agustus 1940); Gemeinsames Flugzeugführer-Beobachterabzeichen mit Brillanten (1940); serta Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (27 Agustus 1940) mit Eichenlaub (6 Oktober 1940). Namanya juga disebutkan dalam Wehrmachtbericht lima kali: 26 Agustus 1940, 6 Oktober 1940, 8 November 1940, 16 November 1940, dan 4 Desember 1940. Biografi singkat Helmut Wick bisa dilihat DISINI


Oberleutnant Helmut Wick (Staffelkapitän 6.Staffel / II.Gruppe / Jagdgeschwader 2 "Richthofen") sedang diwawancarai oleh wartawan dari ADLER (majalah mingguan keluaran Oberkommando der Luftwaffe) di bulan Agustus 1940. Beberapa artikel kemudian muncul tentang pengalaman perang sang pilot pemburu, meskipun Wick bukanlah pengarangnya. Semuanya ditulis oleh jurnalis perang dengan mengatasnamakan Wick sebagai pembuatnya. Tidak diketahui kemudian siapa yang mendapatkan bayaran untuk artikel-artikel tersebut


Hauptmann Helmut Wick (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 2 "Richthofen") memperhatikan tanda kemenangan berupa chevron yang diukirkan di "Tongkat Kemenangan" miliknya, Agustus 1940. Tongkat semacam ini biasanya dimiliki oleh jagoan-jagoan udara Luftwaffe dan berisi baris-baris (atau chevron) yang mewakili jumlah kemenangan yang telah diperoleh sampai sejauh itu. Dalam foto ini sendiri terdapat 23 chevron (yang menandakan jumlah kemenangan terkonfirmasi) serta satu bar (menandakan kemenangan tidak terkonfirmasi) yang terukir di tongkat milik Wick


 "So stiess ich auf die Engländer herunter" (Lalu aku mendekati orang Inggris itu dari bawah). Hauptmann Helmut Wick mendeskripsikan dogfight terakhirnya melawan pilot Inggris kepada rekan-rekan sejawatnya. Dari kiri ke kanan: Hauptmann Dr. Joachim Seegert (Gruppenführer I.Gruppe / Jagdgeschwader 2 "Richthofen"), Hauptmann Helmut Wick (Staffelkapitän 6.Staffel / II.Gruppe / Jagdgeschwader 2 "Richthofen"), dan Erich Leie (Geschwaderadjutant Jagdgeschwader 2 "Richthofen"). Foto ini kemungkinan besar diambil pada tanggal 8 September 1940 oleh Kriegsberichter Striemann, tak lama setelah Wick menembak jatuh tiga pesawat Hurricane Inggris dalam satu pertempuran udara yang berlangsung selama 20 menit. Sehari kemudian Wick mengambil alih tampuk pimpinan I. Gruppe dari tangan komandan sementaranya, Hauptmann Dr. Seegert


 Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) berfoto bersama dengan Major Helmut Wick (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 2 "Richthofen") setelah upacara penganugerahan medali Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes yang diselenggarakan di Berchtesgaden pada tanggal 8 Oktober 1940. Tak lama setelah kemenangan udaranya yang ke-41 tanggal 5 Oktober 1940, Wick menerima perintah pada tanggal 6 Oktober 1940 untuk melaporkan diri pada Reichsmarschall Hermann Göring pukul tiga sore keesokan harinya. Cuaca yang buruk membuat dia memilih untuk berkendara sendiri dari Normandia ke Berlin menggunakan mobil. Dengan ditemani oleh wingman sekaligus sahabatnya, Oberleutnant Rudolf Pflanz, Wick berkendara sepanjang malam dan tiba di Reichsministerium tepat pada waktunya untuk bertemu dengan Göring, Generalfeldmarschall Erhard Milch, Generaloberst Ernst Udet, General der Flieger Kurt Student dan General der Flieger Karl Bodenschatz. Setelah pertemuan di Berlin, Wick bersama dengan Göring pergi ke Berchtesgaden dengan menggunakan kereta api pribadi sang Reichsmarschall. Mereka tiba pukul lima sore pada tanggal 8 Oktober 1940 untuk upacara penyerahan Eichenlaub secara resmi dari tangan Adolf Hitler. Wick kemudian diperkenalkan secara resmi sebagai "pahlawan Jerman" ke hadapan para wartawan dalam dan luar negeri oleh Kepala Pers Third Reich Dr. Otto Dietrich dalam sebuah konferensi pers. Penampilannya yang terkesan sombong dan mengolok-olok para korbannya meninggalkan impresi yang buruk pada kebanyakan insan pers yang hadir, dan Majalah Life sampai menyebutnya sebagai seorang "busybody" (tukang ikut campur)!


 Sebuah foto studio dari Major Helmut Wick (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 2 “Richthofen”) yang dibuat pada tanggal 8 Oktober 1940, di hari dia mendapatkan medali Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes langsung dari tangan Adolf Hitler di Berchtesgaden. Semua penganugerahan medali ini dipublikasikan secara luas oleh pers Jerman dan liputannya bisa dibaca di media-media harian serta mingguan yang terbit di Negara tersebut (dan juga negara taklukannya), sementara sang penerima harus “merelakan dirinya” untuk diwawancarai dan dipotret oleh wartawan serta koresponden perang layaknya selebritis



Major Helmut Wick difoto pada bulan Oktober 1940 saat berada di puncak prestasinya. Hanya dua minggu setelah dianugerahi medali Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes serta kenaikan pangkat luar biasa dari Hauptmann menjadi Major, jagoan udara berusia 25 tahun ini dipercaya oleh Panglima Luftwaffe Hermann Göring untuk menjadi Geschwaderkommodore dari unit pemburu Jagdgeschwader 2 (JG 2) "Richthofen" pada tanggal 20 Oktober 1940. Pada tanggal 6 November 1940 dia mengklaim kemenangan udaranya yang ke-50. Semuanya berakhir secara tiba-tiba ketika pesawat Wick ditembak jatuh di atas Selat Inggris pada tanggal 28 November 1940. Kebanyakan sumber mengklaim bahwa penembaknya adalah Flight Lieutenant John Dundas dari No. 609 Squadron, jagoan udara Inggris dengan 12 kemenangan, sementara versi lain menyebutkan bahwa yang menembak Wick adalah Pilot Officer Eric Marrs atau pilot Polandia Zygmunt Klein dari 234 Squadron yang terbunuh di hari yang sama


Sebagai seorang pahlawan nasional sekaligus selebriti, Major Helmut Wick (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 2 "Richthofen") mendapat tugas tambahan selain dari memimpin unitnya bertempur melawan pilot-pilot Inggris: menandatangani foto untuk para penggemar dan membalas surat-surat dari para pengagum yang datang! Foto ini memperlihatkan Wick saat baru saja menandatangani foto semacam ini, yang bergambar ekor pesawat Messerschmitt Bf 109 yang dipilotinya


 Major Helmut Wick dengan medali Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #4 yang diperolehnya pada tanggal 6 Oktober 1940 sebagai Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 2 (JG 2) "Richthofen". Medali tersebut diberikan kepadanya sebagai penghargaan atas prestasinya yang telah berhasil menembak jatuh 41 pesawat musuh sampai sejauh itu. Wick menjadi pilot Luftwaffe ketiga yang mendapatkan medali bergengsi tersebut setelah Werner Mölders dan Adolf Galland



 Major Helmut Wick sebagai Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 2 (JG 2) "Richthofen". Selama karirnya, jagoan udara Jerman ini telah mengklaim 56 kemenangan dan hampir semuanya dibukukan hanya dalam rentang waktu lima bulan dan dalam 168 misi tempur. Meskipun begitu, beberapa dari klaim yang diajukannya terbukti mengada-ada atau tidak tepat sehingga tidak dikonfirmasi, terutama yang diraih pada bulan Oktober dan November 1940. Sebagai contoh, dari lima kemenangan yang diklaimnya pada tanggal 6 November 1940 dalam pertempuran udara yang berlangsung selama 13 menit, tiga diantaranya adalah fiksi! Ada beberapa klaim kemenangan ganda lainnya yang mempunyai pola yang sama yang seperti itu, terutama yang berlangsung di minggu-minggu terakhir pertempuran udara di atas Inggris


 Reichsmarschall Hermann Göring (Oberbefehlshaber der Luftwaffe) memegang pundak salah seorang pilot kebanggaannya, Major Helmut Wick (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 2 "Richthofen"), sementara General der Flieger Hans Jeschonnek (Chef des Generalstabes der Luftwaffe) memperhatikan di tengah. Foto diambil bulan Oktober 1940


Reichsmarschall Hermann Göring (Oberbefehlshaber der Luftwaffe) bersama dengan salah seorang pilot kebanggaannya, Major Helmut Wick (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 2 "Richthofen"). Göring adalah pilot pemburu terkemuka Kekaisaran Jerman dalam Perang Dunia Pertama dengan 20 kemenangan udara, karenanya dia mengerti betul seperti apa ambisi dari pilot-pilot pemburu muda pemberani yang menjadi inti kekuatan dari Jagdwaffe-nya. Wick adalah salah seorang yang menjadi favoritnya di musim gugur tahun 1940 tersebut. Dia muda, berani luar biasa, agresif, dan sangat sukses, semua kriteria yang seakan mengingatkan sang Marsekal pada masa mudanya. Di latar belakang kita bisa melihat Generalfeldmarschall Hugo Sperrle (Chef Luftflotte 3) yang setara gendutnya seperti Göring


 Helmut Wick dengan pesawat Messerschmitt Bf 109 E-4 (Werknummer 5344) yang dipilotinya dari pertengahan tahun 1940 sampai dengan saat kematiannya tanggal 28 November 1940. Pesawat-pesawat yang pernah digunakan oleh Helmut Wick sebelumnya: Focke-Wulf Fw 44 "Stieglitz", Arado Ar 68, dan Messerschmitt Bf 109 E-3 (dua yang pertama merupakan pesawat latih)


Major Helmut Wick (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 2 "Richthofen") duduk di dalam kokpit pesawat Messerschmitt Bf 109 E-4 (Werknummer 5344) sebelum tinggal landas untuk melakukan misi udara. Di hari itu dia tidak bertemu dengan satu pun pesawat Inggris. Foto ini diambil pada tanggal 26 November 1940 saat Wick sudah mengantongi 54 kemenangan terkonfirmasi, dan hanya berselang 48 jam kemudian sang jagoan udara Luftwaffe terkemuka akan kehilangan nyawanya dalam pertempuran di Isle of Wight!


Messerschmitt Bf 109 E-4 (Werknummer 5344) yang dipiloti oleh Helmut Wick dari pertengahan tahun 1940 sampai dengan saat kematiannya tanggal 28 November 1940. Pesawat ini membawa serta emblem pribadi "Horrido!" milik Wick, yang berupa sebuah pedang emas dengan latar belakang panji segitiga berwarna biru. Emblem ini pada awalnya berasal dari 3.Staffel / Jagdgeschwader 2 "Richthofen" dan melambangkan darah Swedia yang dimiliki oleh sang Staffelkapitän pada saat itu, Hennig Stümpel. Sebagai seorang Gruppenkommandeur dari I./JG 2, Wick dan unitnya pernah kedatangan Generalfeldmarschall Hugo Sperrle yang melakukan inspeksi. Sang marsekal marah-marah begitu mengetahui betapa "acak-acakannya" penampilan pilot-pilot Wick dengan panjang rambut yang melebihi aturan. Dikonfrontasi seperti itu, Wick balik "menyalak" dan dengan nada tinggi menjawab bahwa dalam Pertempuran Britania yang begitu sengit yang berlangsung pada saat itu, anakbuahnya tidak mempunyai waktu bahkan hanya untuk sekedar mencukur rambut dan "bersolek"!


 Medali Eisernes Kreuz I.Klasse serta pin Eichenlaub milik Helmut Wick yang menjadi koleksi dari keluarga mendiang sang pilot. Yang pertama diraihnya pada tanggal 6 Juni 1940 setelah merampungkan misi tempur yang ke-100 sekaligus meraih kemenangan udara yang ke-9 dan ke-10 di hari yang sama, sementara yang kedua diraihnya tanggal 6 Oktober 1940 setelah meraih kemenangan udara yang ke-41 tanggal 5 Oktober 1940 


 Fliegerpokal milik Helmut Wick yang didapatkannya pada tanggal 6 November 1940 setelah dia mencatatkan kemenangan udara ke-50 di atas Isle of Wight. Gelas penghargaan dengan nama lengkap "Fliegerpokal für besondere Leistungen im Luftkampf" ini kini terpajang di Luftfahrtmuseum Hannover-Laatzen (Musium Aviasi Hannover-Laatzen)

----------------------------------------------------------------------































Sumber :
Buku "Helmut Wick: Das Leben eines Fliegerhelden" terbitan Der Adler 
Buku "Luftwaffe at War: Luftwaffe Aces of the Western Front" karya Robert Michulec
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.asisbiz.com
www.bildarchiv.bsb-muenchen.de
www.commons.wikimedia.org
www.falkeeins.blogspot.com
www.forum.axishistory.com
www.oakleafmilitaria.com
www.wehrmacht-awards.com
www.yoyosims.pl

Major Helmut Wick (1915-1940) Pilot Luftwaffe Pertama yang Meraih 50 Kemenangan Udara

$
0
0



Album foto Helmut Wick bisa dilihat DISINI

 Oleh : Alif Rafik Khan

Nama lengkap: Helmut Paul Emil Wick
Panggilan/julukan: Helmut
Lahir: 5 Agustus 1915 di Mannheim, Baden-Württemberg (Jerman)
Meninggal: 28 November 1940 di atas Isle of Wight, Selat Inggris (Inggris)
Nomor keanggotaan NSDAP: Tidak ada
Nomor keanggotaan SS: Tidak ada
Gelar akademis: Tidak ada
Anggota keluarga: Karl Wick dan Berta Schenck (orangtua), Walter Wick dan Doris Wick (kakak), Ursel Rolfs (istri), Walter Wick dan Sabine Wick (anak)
Ciri fisik: Tidak diketahui

Beförderungen (Promosi):
00.07.1937 Fähnrich
01.09.1938 Oberfähnrich
08.11.1938 Leutnant
01.08.1940 Oberleutnant
01.09.1940 Hauptmann
09.10.1940 Major

Karriere (Karir):
00.00.1935 - 06.04.1936 Bergabung dengan Luftwaffe dan mengikuti pendidikan di Dresden
16.04.1936 - 00.05.1937 Mengikuti pendidikan lanjutan untuk menjadi pilot
00.05.1937 - 00.06.1937 Ditempatkan di 6./KG 254
00.06.1937 - 00.00.1938 Mengikuti pendidikan lanjutan calon perwira Luftwaffe
00.00.1938 - 00.01.1939 Ditransfer ke II./JG 134
00.01.1939 - 01.05.1939 Ditransfer ke 1./JG 133
01.05.1939 - 30.08.1939 1./JG 133 berubah menjadi 1./JG 53
30.08.1939 - 22.06.1940 Ditransfer ke 3./JG 2
22.06.1940 - 05.09.1940 Staffelkapitän 3./JG 2
05.09.1940 - 09.09.1940 Staffelkapitän 6./JG 2
09.09.1940 - 20.10.1940 Gruppenkommandeur I./JG 2
20.10.1940 - 28.11.1940 Geschwaderkommodore JG 2

Orden und Ehrenzeichen (Medali dan Penghargaan):
00.00.193_ Flugzeugführerabzeichen
21.12.1939 Eisernes Kreuz II.Klasse, setelah meraih kemenangan udara pertama yang diraihnya pada tanggal 22 November 1939
06.06.1940 Eisernes Kreuz I.Klasse, setelah merampungkan misi tempur yang ke-100 sekaligus meraih kemenangan udara yang ke-9 dan ke-10 di hari yang sama (6 Juni 1940)
26.08.1940 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht: "Das Jagdgeschwader Richthofen hat in den gestrigen Luftkämpfen den 250. Abschuß überschritten. Oberleutnant Wick errang seinen 19. und 20. Luftsieg" (Wing Pemburu Richthofen telah melampaui 250 kemenangan dalam pertempuran udara kemarin. Letnan Satu Wick meraih kemenangan udara yang ke-19 dan ke-20)
27.08.1940 Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #107, sebagai Oberleutnant dan Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 2 (JG 2) "Richthofen"
06.10.1940 Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub #4, sebagai Major dan Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 2 (JG 2) "Richthofen"
00.00.1940 Gemeinsames Flugzeugführer-Beobachterabzeichen mit Brillanten
06.10.1940 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht : "Hauptmann Wick schoß am gleichen Tage fünf Jäger im Luftkampf ab und errang damit seinen 41. Luftsieg" (Kapten Wick menembak jatuh lima pesawat pemburu dalam pertempuran udara di hari yang sama sehingga menambah jumlah kemenangan udaranya menjadi 41 buah)
08.11.1940 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht : "Hauptmann Wick schoß am gleichen Tage fünf Jäger im Luftkampf ab und errang damit seinen 41. Luftsieg" (Kapten Wick meraih kemenangan udara ke-48 sampai ke-53 di tanggal 6 dan 7 November dengan menembak jatuh enam pesawat musuh)
16.11.1940 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht : "Das Jagdgeschwader Freiherr von Richthofen errang unter Führung des Major Wick seinen 500. Luftsieg" (Wing Pemburu Freiherr von Richthofen di bawah pimpinan Mayor Wick berhasil meraih kemenangan udara yang ke-500)
04.12.1940 Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht: "Der Kommodore des Jagdgeschwaders Richhofen, Major Wick, kehrte nach seinem 56. Luftsieg vom Feindflug nicht zurück. Damit hat die deutsche Luftwaffe einen ihrer kühnsten und erfolgreichsten Jagdflieger verloren. Major Wick, der für seinen heldenhaften Einsatz im Kampf für die Zukunft des deutschen Volkes mit dem Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes ausgezeichnet war, wird im deutschen Volke und vor allem in der der deutschen Jugend als Vorbild fortleben" (Komodor Wing Pemburu Richthofen, Mayor Wick, tidak kembali dari sebuah operasi tempur setelah mencatatkan kemenangan udaranya yang ke-56. Mayor Wick, yang dianugerahi Daun Ek untuk Salib Ksatria dari Salib Baja atas aksi heroik serta pengorbanannya untuk masa depan masyarakat Jerman, akan tetap hidup sebagai contoh bagi rakyat Jerman dan utamanya kaum muda)

Aufzeichnungen (Catatan):
* Helmut Wick merupakan anak termuda dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan insinyur sipil Karl Wick dan Berta Schenck. Kakak tertuanya, Walter, dilahirkan di Swakopmund yang saat itu merupakan bagian dari Protektorat Jerman, Afrika Barat-Daya (Deutsch-Südwestafrika). Pecahnya Perang Dunia Pertama memaksa Keluarga Wick untuk pulang ke Jerman dan tak lama kemudian saudari Helmut, Doris, dilahirkan di Rohrbach, dekat Heidelberg. Pekerjaan ayahnya yang berhubungan dengan pembangunan jalan dan jembatan membuat Helmut menghabiskan sebagian besar dari masa kecilnya dalam keadaan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Pertama mereka boyongan ke Hanover tahun 1919 (dimana ibu Helmut meninggal disana pada bulan Februari 1922), kemudian ayahnya membawa anak-anaknya pindah lagi ke Oliva di dekat Danzig dan Königsberg di Prusia Timur, sebelum kemudian menetap secara permanen di Berlin mulai tahun 1935.
* Pada tanggal 5 Agustus 1939 Helmut Wick menikah dengan Ursel Rolfs (1916-1968) di Berlin. Pasangan ini kemudian dikaruniai dua orang anak: Walter (lahir bulan Oktober 1939) dan seorang putri bernama Sabine yang dilahirkan beberapa bulan setelah ayahnya tiada (Februari 1941). Beberapa tahun kemudian janda Wick, Ursel, menikah kembali dengan Dr. Gerhard Tausch yang merupakan seorang Stabsarzt (dokter tentara berpangkat setara dengan  Kapten).
* Pada tanggal 31 Agustus 1939 Helmut Wick mendapat perintah penempatan di "Jagdgeschwader Richthofen Nr. I". Uniknya, pada saat itu tidak ada unit yang dinamakan seperti tersebut! Yang jelas, maksud dari surat perintah itu adalah Jagdgeschwader 1 yang berpangkalan di Döberitz dekat Berlin (dalam Perang Dunia I nama "Geschwader Richthofen" memang disematkan pada Jagdgeschwader 1), sementara julukan "Geschwader Richthofen" dalam Perang Dunia II lebih merujuk pada Jagdgeschwader 2. Wick kemudian menyadari kesalahan penulisan tersebut, tapi kemudian menjadi gembira karena kini dia bisa memilih apakah akan ke JG 1 atau JG 2 (kalau salah tinggal ngeles!). Dia akhirnya memilih JG 2 "Richthofen" yang saat itu dipimpin oleh Oberst Gerd von Massow.
* Helmut Wick pertama kali merasakan aksi udara dalam penyerbuan Jerman ke Polandia bulan September 1939, sementara kemenangan pertama diraihnya dalam misi keenam yang berlangsung tanggal 22 November 1939 saat dia menembak jatuh sebuah pesawat pemburu Curtiss Hawk 75 Prancis di dekat Nancy yang dipiloti oleh Sersan Saillard dari Groupe de Chasse II/4 Armée de l’Air (yang gugur dalam peristiwa tersebut). Atas prestasi ini Wick dianugerahi Eisernes Kreuz II.Klasse tanggal 21 Desember 1939.
* Pada tanggal 6 Juni 1940 Wick menjadi pilot pertama di I.Gruppe / Jagdgeschwader 2 (JG 2) "Richthofen" yang merampungkan 100 misi tempur. Atas prestasi ini dia dianugerahi Eisernes Kreuz I.Klasse di hari yang sama oleh Geschwaderkommodore Oberstleutnant Harry von Bülow-Bothkamp.
* Di akhir Pertempuran Prancis Wick mengantongi 14 kemenangan terkonfirmasi dan menduduki urutan ketiga pilot Luftwaffe dengan pencapaian terbaik setelah Hauptmann Werner Mölders dari JG 53 dengan 25 kemenangan dan Hauptmann Wilhelm Balthasar dari JG 27 dengan 23 kemenangan.
* Pertempuran Britania melawan pilot-pilot Inggris di musim panas tahun 1940 melambungkan nama Helmut Wick dalam hal popularitas dan karir. Meskipun laga yang dijalani begitu sulit karena harus menghadapi pilot-pilot berpengalaman dan dilakukan di wilayah musuh, tapi Wick tetap menambah jumlah kemenangannya secara teratur. Dia menembak jatuh lawannya yang ke-20 tanggal 24 Agustus 1940 dan menambah dua korban lagi sehari kemudian. Pencapaian ini membuat namanya masuk ke dalam Wehrmachtbericht untuk pertama kalinya (dari keseluruhan lima), sebuah siaran radio propaganda yang dikeluarkan setiap hari oleh Wehrmacht. Disebutkan namanya dalam Wehrmachtbericht adalah sebuah kehormatan besar bagi setiap prajurit Jerman sehingga tanggal penyiarannya dicantumkan dalam buku tugas si prajurit (di bagian medali dan penghargaan). 20 kemenangan juga membuatnya memenuhi syarat untuk diganjar dengan medali Ritterkreuz, dan Wick secara resmi menerima medali tersebut tanggal 27 Agustus 1940 di Carinhall, langsung dari tangan Reichsmarschall Hermann Göring. Dia juga mendapat kesempatan diwawancara oleh koresponden Adler, sebuah majalah mingguan Luftwaffe. Bonus lainnya: Wick mendapat izin untuk liburan dan menghabiskan waktu bersama keluarga di Berlin selama empat hari.
* Pada tanggal 5 Oktober 1940 Helmut Wick meraih kemenangan udaranya yang ke-41 sekaligus melampaui pencapaian dua pesaing terberatnya dalam hal skor kemenangan tertinggi: Oberstleutnant Werner Mölders dan Major Adolf Galland. Dari sejak saat itu skor kemenangannya tak terkejar sampai dengan saat kematiannya yang tragis.
* Tak lama setelah kemenangan udaranya yang ke-41, Wick menerima perintah pada tanggal 6 Oktober 1940 untuk melaporkan diri pada Reichsmarschall Hermann Göring pukul tiga sore keesokan harinya. Cuaca yang buruk membuat dia memilih untuk berkendara sendiri dari Normandia ke Berlin menggunakan mobil. Dengan ditemani oleh wingman sekaligus sahabatnya, Oberleutnant Rudolf Pflanz, Wick berkendara sepanjang malam dan tiba di Reichsministerium tepat pada waktunya untuk bertemu dengan Göring, Generalfeldmarschall Erhard Milch, Generaloberst Ernst Udet, General der Flieger Kurt Student dan General der Flieger Karl Bodenschatz. Setelah pertemuan di Berlin, Wick bersama dengan Göring pergi ke Berchtesgaden dengan menggunakan kereta api pribadi sang Reichsmarschall. Mereka tiba pukul lima sore pada tanggal 8 Oktober 1940 untuk upacara penyerahan Eichenlaub secara resmi dari tangan Adolf Hitler. Wick kemudian diperkenalkan secara resmi sebagai "pahlawan Jerman" ke hadapan para wartawan dalam dan luar negeri oleh Kepala Pers Third Reich Dr. Otto Dietrich dalam sebuah konferensi pers. Penampilannya yang terkesan sombong dan mengolok-olok para korbannya meninggalkan impresi yang buruk pada kebanyakan insan pers yang hadir, dan Majalah Life sampai menyebutnya sebagai seorang "busybody" (tukang ikut campur)!
 * Pada tanggal 19 Oktober 1940 Wick dipromosikan menjadi Major sekaligus dipercaya sebagai Geschwaderkommodore (Komandan Wing) dari Jagdgeschwader 27. Dia tak berminat untuk meninggalkan Gruppe yang dipimpinnya di JG 2 "Richthofen" dan, setelah berpikir selama beberapa waktu, mengungkapkan opininya tersebut pada Göring sekaligus memintanya untuk dibiarkan tetap tinggal bersama dengan Gruppe kesayangannya. Keesokan harinya sang Reichsmarschall merubah keputusannya untuk mentransfer Wick ke JG 27 dan memberi kehormatan kepada pilot kebanggaannya tersebut untuk mengambil alih komando JG 2 "Richthofen". Dengan ini dia menjadi Major sekaligus Geschwaderkommodore termuda di seantero Luftwaffe dalam usia yang baru menginjak 25 tahun! Major Wolfgang Schellmann, yang telah mengomandani JG 2 dari sejak awal bulan September 1940, menjadi tumbalnya dan dia kemudian dipindahkan untuk menjadi Geschwaderkommodore JG 27.
* Jagdgeschwader 2 (JG 2) "Richthofen" mengklaim kemenangan udara yang ke-500 pada tanggal 16 November 1940 sehingga membuat nama Wick untuk keempat kalinya disebutkan dalam Wehrmachtbericht. Untuk merayakan prestasi tersebut, Wick bersama dengan para Gruppenkommandeur, Staffelkapitän dan personil markas pergi ke Paris untuk bersenang-senang. Tanggalnya adalah 22 November 1940, persis setahun setelah kemenangan udara pertama JG 2! Disana mereka mengunjungi pertunjukan di "Casino de Paris" dan makan malam di Hôtel Salomon de Rothschild".
* Helmut Wick, dengan ditemani oleh Stabsschwarm-nya - termasuk Oberleutnant Rudolf Pflanz, Leutnant Franz Fiby dan Oberleutnant Erich Leie - mengklaim kemenangan udara yang ke-55 saat dia menembak jatuh sebuah pesawat Spitfire Inggris di siang hari tanggal 28 November 1940. Lawannya saat itu kemungkinan besar adalah Pilot Officer Archibald Lyall dari No.602 Fighter Squadron yang dilaporkan terbunuh di hari itu. Kemenangan yang terakhirnya ini membuat skor Wick melampaui jumlah milik Werner Mölders yang berada di angka 54 sekaligus menjadikannya pilot Luftwaffe dengan pencapaian tertinggi. Saat kembali dari misinya ke Cherbourg- Querqueville, Wick meminta pesawatnya untuk diisi amunisi dan bahan bakar kembali. Bersama dengan Erich Leie sebagai wingman-nya, dia tinggal landas pukul 16:10 dan kembali ke sekitar wilayah Isle of Wight. Demi melihat pesawat-pesawat Spitfire musuh sedang terbang, dia membawa pesawatnya menanjak untuk dapat menyerang dari posisi yang lebih menguntungkan. Dalam sebuah serangan menukik Wick berhasil menembak jatuh pesawat Spitfire R6631 musuh sekaligus membunuh pilotnya, Pilot Officer Paul A. Baillon dari No.609 Squadron. Tak lama kemudian, sekitar pukul 17:00, giliran pesawat Messerschmitt Bf 109 E-4 (Werknummer 5344) yang dipiloti oleh Wick yang ditembak jatuh, kemungkinan besar oleh Flight Lieutenant John Dundas dari No. 609 Squadron, jagoan udara Inggris dengan 12 kemenangan (versi lain menyebutkan bahwa yang menembak Wick adalah Pilot Officer Eric Marrs atau pilot Polandia Zygmunt Klein dari 234 Squadron yang terbunuh di hari yang sama). Rudolf Pflanz sempat melihat sebuah Spitfire yang menembak sebuah Bf 109 dan pilotnya loncat keluar. Pflanz lalu membalas dengan menembak jatuh Spitfire tersebut, yang kemudian hancur di permukaan lautan dengan membawa serta pilotnya. Baru kemudian dia mengetahui bahwa pilot Bf 109 yang terjun ke lautan itu adalah komandannya sendiri, Geschwaderkommodore Wick. Ketika mendengar berita mengejutkan ini, Reichsmarschall Hermann Göring langsung memerintahkan agar dilakukan usaha pencarian oleh kapal-kapal torpedo Kriegsmarine meskipun malam telah menjelang. Keesokan harinya usaha pencarian tersebut mendapat bantuan kapal-kapal Kriegsmarine lainnya dengan mendapat tambahan Seenotdienst (Penyelamatan Udara-Darat) serta dikawal oleh pesawat-pesawat pemburu dari JG 2. Usaha tersebut berakhir dengan sia-sia dan keberadaan Wick tetap tidak diketahui. Dia kemudian secara resmi dinyatakan MIA (Missing in Action) pada tanggal 4 Desember 1940, sekaligus membuat namanya disebutkan untuk terakhir kalinya dalam Wehrmachtbericht. Wick tercatat sebagai Eichenlaubträger (peraih medali Eichenlaub) pertama yang kehilangan nyawanya dalam pertempuran.
* Pada tanggal 23 Januari 1941 ayah Wick menerima panggilan telepon dari Jenderal Karl Bodenschatz dari Führerhauptquartier yang memberitahukan bahwa Helmut Wick telah diselamatkan oleh pihak Inggris dan menjadi tawanan perang di Kanada (berdasarkan berita dari Reuters). Hitler dan Göring lalu memerintahkan agar laporan tersebut dikonfirmasi kebenarannya. Pada tanggal 5 Februari 1941 datang telegram dari Ottawa yang memberitahukan pada Ursel (istri Wick) bahwa nama suaminya tidak tercantum dalam daftar tawanan Sekutu di Kanada.
* Sepanjang karirnya sebagai pilot pemburu, Wick tercatat meraih 56 kemenangan udara yang diperolehnya dalam 168 misi tempur. 24 diantara korbannya adalah pesawat Spitfire.
* Nama Helmut Wick tak hanya harum karena prestasinya atau kepemimpinannya, tapi juga karena kenaikan pangkat luar biasa yang diterimanya, dari Leutnant menjadi Major hanya dalam waktu satu tahun! Dia adalah Eichenlaubträger pertama yang terbunuh dalam peperangan, dan merupakan jagoan Luftwaffe dengan skor tertinggi pada saat kematiannya.
* Pesawat-pesawat yang pernah digunakan oleh Helmut Wick: Focke-Wulf Fw 44 "Stieglitz", Arado Ar 68, Messerschmitt Bf 109 E-3 dan Messerschmitt Bf 109 E-4.
* "Wick adalah pemberani yang sebenarnya. Dia mempunyai penglihatan yang sangat tajam sehingga biasanya menjadi orang pertama yang melihat keberadaan pesawat musuh. Lalu dia akan membuka katupnya dan langsung menghampiri mereka tanpa tedeng aling-aling. Aku tak seberani itu, dan mungkin itulah yang membuatku tetap hidup sampai saat ini sementara dia tidak." (Franz Fiby, salah seorang wingman Wick di Stabsschwarm).


Sumber :
Buku "Luftwaffe Officer Career Summaries" karya Henry L. deZeng IV dan Douglas G. Stankey
Viewing all 1111 articles
Browse latest View live