Quantcast
Channel: NAZI JERMAN
Viewing all 1111 articles
Browse latest View live

Lukisan Tokoh SS und Polizei

$
0
0

SS-Obergruppenführer Reinhard Heydrich


 Lukisan yang memperlihatkan SS-Obersturmführer Helmut Scholz dengan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub #591 yang diraihnya tanggal 21 September 1944 sebagai Führer II.Bataillon / SS-Freiwilligen-Panzergrenadier-Regiment 49 "De Ruyter" / 4.SS-Freiwilligen-Panzergrenadier-Brigade "Nederland" / III.[Germanische] SS-Panzerkorps / Armee-Abteilung Narwa / Heeresgruppe Nord, atas perannya dalam pertempuran di barat-daya Peipussees. Tanda tangan asli Scholz yang tertera dalam lukisan ini berasal dari pasca Perang Dunia II


Lukisan ini merupakan hasil karya dari SS-Oberscharführer Ernst Krause, yang menampilkan para peraih Ritterkreuz dari Divisi Leibstandarte SS Adolf Hitler. Seniman muda ini ikut serta dalam invasi ke Polandia, Prancis dan Yunani, dan kemudian mendapat penugasan untuk menjadi pelukis resmi SS. Karyanya yang paling menonjol adalah lukisan di atas, yang dihadiahkan kepada Hitler oleh LSSAH dan kemudian dipajang di ruang pameran utama Jerman di Münich tahun 1942. Konon kabarnya Hitler begitu terpesona oleh lukisan ini sehingga dia langsung menunjuk Krause sebagai perancang medali Front Timur (Ostmedaille). Tugas ini berhasil diselesaikannya dengan baik, dan Krause menjadi pelukis ternama selama Perang Dunia II. Lukisan ini sendiri hilang di tengah kekacauan perang


Sumber :
Buku "Footsteps of the Hunter" karya Adolf Dickfeld
Lukisan koleksi pribadi Sergio "FerdinandMax"
www.brigada1sexto.com.br

www.commons.wikimedia.org
www.de.metapedia.org 
www,drittenreichkunst.tumblr.com
www.feldgrau.net
www.forum.axishistory.com
www.germancaps.com
www.gmic.co.uk

www.hermann-historica.de
www.intariamilitaria.com
www.jetcero.com
www.k4.dion.ne.jp

www.liveauctioneers.com
www.militaar.net
www.nseuropa.org

www.rommel-lebt.com
www.warintheair.com
www.wehrmacht-awards.com

Lukisan Tokoh NSDAP

$
0
0

 Lukisan Wilhelm Brückner (Chefadjutant des "Führers und Reichskanzlers“) yang mengenakan seragam coklat SA (Sturmabteilung) berpangkat Gruppenführer. Lukisan tersebut dipublikasikan di zaman Nazi dalam bentuk Zigaretten Sammelbild (kumpulan gambar di bungkus rokok)


Reichsstatthalter Franz Ritter von Epp


 “Frau Magda Goebbels” karya Nicola Michailow yang dibuat tahun 1934

Reichsminister dan Deputy Führer Rudolf Hess, dilukis oleh Walter Einbeck tahun 1939 


 Generalarbeitsführer Anton Pfrogner


Sumber :

Buku "Footsteps of the Hunter" karya Adolf Dickfeld
Lukisan koleksi pribadi Sergio "FerdinandMax"
www.brigada1sexto.com.br

www.commons.wikimedia.org
www.de.metapedia.org 
www,drittenreichkunst.tumblr.com
www.feldgrau.net
www.forum.axishistory.com
www.germancaps.com
www.gmic.co.uk

www.hermann-historica.de
www.intariamilitaria.com
www.jetcero.com
www.k4.dion.ne.jp

www.liveauctioneers.com
www.militaar.net
www.nseuropa.org

www.rommel-lebt.com
www.warintheair.com
www.wehrmacht-awards.com

Foto Kraftfahrzeug 15 (Kfz 15)

$
0
0

General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") sedang meninjau posisi 15. Panzer-Division menggunakan Kraftfahrzeug 15 (Mercedes-Benz 340) bersama dengan Leutnant Alfred Ingemar Berndt dan Sonderführer Ernst Zwilling di antara Tobruk dan Sidi Omar (Libya), 24 November 1941. Di latar belakang tampak kendaraan Sd.Kfz 221/222. Wajah lelah dan penuh debu tampak kentara dari manusia-manusia di foto ini, yang kemungkinan besar merupakan ekses dari kebiasaan Rommel di medan perang manapun untuk mem-push pasukannya sampai ke daya tahan maksimal yang tubuh mereka sanggup hadapi. Sudah bukan rahasia lagi kalau pada saat pertempuran sedang dahsyat-dahsyatnya berkecamuk, Rommel hanya tidur kurang dari 2 jam seharinya! Leutnant Berndt pada awalnya merupakan anakbuah Joseph Goebbels di Kementerian Propaganda yang kemudian diperbantukan kepada Rommel. Pada akhirnya dia menjadi seorang prajurit yang jempolan, sahabat si Rubah Gurun, orang kepercayaannya, dan menjadi pengantar pesan tidak resmi antara Rommel dan Hitler


Sumber :
Buku "Field Marshal: The Life and Death of Erwin Rommel" karya Daniel Allen Butler

Foto Kraftfahrzeug 21 (Kfz 21)

$
0
0
 Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe B) menyapa prajurit-prajurit Wehrmacht dalam perjalanan inspeksinya menggunakan Horch 901 KfZ 21 Kommandeurscabriolet (WH 1404945) di Normandia, musim panas tahun 1944. Di sebelahnya adalah sang supir yang berasal dari Luftwaffe, Unterfeldwebel Karl Daniel. Disini kita bisa melihat bahwa prajurit yang berdiri paling depan (dekat dengan kamera) membawa serta senapan mesin MP 43 di bahunya. Pada pertengahan tahun 1944 Hitler memmerintahkan penggantian nama MP 43 (Maschinenpistole 43) menjadi StG 44 (Sturmgewehr 44)


Sumber :
www.scalemodels.ru

Perbedaan Mendasar Heer (Angkatan Darat) dan Waffen-SS

$
0
0


Oleh : Steve Edpin

Beberapa perbedaan mendasar antara Heer (angkatan darat) dan Waffen-SS dilihat dari beberapa sudut pandang.

1. PEREKRUTAN & ANGGOTA

Ada beberapa faktor yang membedakan Heer dan Waffen-SS dalam memilih anggotanya, salah satunya adalah faktor edukasi formal. Dalam Heer, yang bisa menjabat sebagai perwira hanyalah orang-orang yang terpilih dan memiliki pendidikan formal, contohnya sekolah tinggi dan universitas. Bagi mereka yang memiliki persyaratan tersebut, dapat langsung mendaftarkan diri sebagai calon perwira. Untuk para petugas dalam jajaran angkatan bersenjata (Wehrmachtbeamten) pun, anggotanya dibagi menjadi empat level karir tergantung dari seberapa tinggi pendidikan formal yang telah ditempuh. Sebaliknya, dalam Waffen-SS hal yang diutamakan adalah kebugaran fisik, kekuatan secara mental dan psikologis, tanpa mementingkan pendidikan formal (kecuali anggota Allgemeine-SS dan dinas keamanan yang membutuhkan orang-orang cerdas sebagai 'otak' dari organisasinya). Seseorang harus berdinas dalam SS minimal satu tahun sebelum bisa mendaftarkan diri menjadi calon perwira.

Selain itu, walaupun para prajurit Heer berasal dari latar belakang yang beraneka ragam, para perwira di jajaran Heer cenderung terdiri dari mereka yang memiliki status, kelas, atau kedudukan tinggi (noblemen) di kalangan masyarakat Jerman, terutama pasukan kavaleri yang terkenal anggotanya didominasi oleh kaum bangsawan.

Hal ini sangat berlawanan dengan pandangan Waffen-SS yang lebih memilih anggota-anggotanya dari kawasan pinggiran kota dan daerah pedesaan karena dianggap lebih dapat menguasai medan pertempuran yang sulit dengan cepat. Pada awalnya, para calon perwira Waffen-SS dipilih dan direkomendasikan oleh atasan-atasan mereka secara pribadi. Di beberapa kasus, terkadang hal ini terbukti berat sebelah karena atasan-atasan tidak merekomendasikan bawahan-bawahannya secara objektif. Pengecualian untuk dinas keamanan dan intelijen dalam tubuh SS yang anggotanya disaring dari orang-orang paling cerdas dari segala penjuru Jerman.

Dari segi fisik, Heer bisa dibilang agak longgar dalam menerima anggota-anggotanya. Namun tetap saja tes kesehatan awal harus dilakukan dengan menyeluruh. Bagi mereka yang lolos akan dicap layak dan dapat menjadi anggota aktif angkatan bersenjata. Bagi mereka yang tidak lolos namun masih layak untuk berdinas akan dicap 'Dinas Militer Cadangan', jika sewaktu-waktu mobilisasi dilakukan mereka akan dipanggil menjadi anggota aktif.

Bagi Waffen-SS, tahap penyeleksian fisik lebih ketat. Terutama untuk pasukan SS awal (SS-Verfügungstruppe), hanya yang berumur 17-22 tahun yang boleh mendaftar (demi keperluan perang batasan umur ditingkatkan menjadi 35 tahun). Mereka harus memiliki tinggi badan minimal 172-178 cm, tergantung dari unitnya. Mereka harus memiliki penglihatan jelas secara normal tanpa kacamata dan gigi lengkap yang tidak ditambal. Mereka pun harus orang Jerman asli dan dapat membuktikan kemurnian rasnya paling sedikit dari tahun 1800.

Untuk hal pelatihan, Heer merupakan suatu struktur militer yang sudah ada sejak lama. Mereka sudah memiliki prosedur-prosedur yang terstruktur, baik dalam tahap perencanaan maupun operasional. Akan tetapi, pada awal terbentuknya, SS tidak memiliki struktur pelatihan yang dapat diikuti secara pasti oleh semua unit. Waffen-SS bukanlah suatu formasi tempur yang matang, dan baru resmi terbentuk pada tahun 1940. Banyak materi-materi yang diadopsi dari Heer diimplementasikan di SS, termasuk teori-teori tempur revolusioner yang berasal dari departemen penelitian Heer. Itulah salah satu alasan mengapa SS membentuk Allgemeine-SS yang dirancang untuk melakukan segala sesuatu dari sudut pandang SS.

2. PENDIDIKAN

Dalam Heer - umumnya pada masa sebelum perang - pendidikan dititikberatkan pada pengetahuan dan doktrin militer tradisional seperti: sejarah militer Jerman, penguasaan senjata, membaca peta, taktik-taktik logis, penguasaan lapangan, dan di beberapa kasus, sedikit dasar-dasar paham nasional sosialisme. Heer juga dilatih untuk memahami hukum-hukum perang yang sudah berlaku secara internasional, sesuatu yang tidak ada dalam SS.

Berbeda dengan kawan-kawan militer di SS, sekalipun taktik militer yang mereka gunakan sebagian besar berasal dari Heer, pendidikan Waffen-SS dititikberatkan pada paham nasional sosialisme yang sangat mendalam yang mengharuskan agar anggota-anggotanya menunjukkan kefanatikannya dalam bertempur, yang seringkali menyerah atau mundur dari pertempuran dihilangkan dari kamus mereka. Mereka pun memiliki kelas pendidikan ideologi dan politik secara terpisah, di mana sebagian besar anggota sama sekali tidak memahami materi yang diberikan, selain indoktrinasi yang dicekoki secara buta.

Perbedaan yang paling mencolok, dibanding dengan Heer, kenaikan pangkat dalam SS lebih bergantung pada komitmen pribadi dalam SS, keefektifan di lapangan, dan pengetahuan politik. Sedangkan dalam Heer, kenaikan pangkat difokuskan pada kelas, pendidikan, dan wawasan yang luas.

Seperti yang telah dijelaskan pada poin 1 sebelumnya, dalam Heer, jabatan perwira disandang oleh mereka yang berasal dari kelas menengah atas dan yang memiliki kualifikasi pendidikan formal. Namun, tidak demikian halnya dalam SS.

3. RASA PERSAUDARAAN

Waffen-SS selalu menekankan kesadaran pribadi akan kedisiplinan dan rasa saling menghormati satu sama lain. Namun dalam jajaran Heer yang lebih menekankan militer tradisional, terlihat lebih kaku karena kedisiplinan selalu ditekankan dari atasan dalam kehidupan sehari-hari.

Dilihat dari segi suasana kerja secara keseluruhan, suasana di SS lebih santai daripada Heer. Hubungan keseharian antara atasan dan bawahan juga lebih santai dalam SS. Perwira SS disebut sebagai 'Führer' (pemimpin), sedangkan dalam Heer disebut sebagai 'Offizier' (perwira). Para anggota SS memanggil atasannya langsung dengan pangkat, sedangkan dalam Heer yang lebih disiplin, panggilan disertai dengan kata 'Herr' (Bapak) sebelum pangkat. Panggilan-panggilan ini dapat diikuti dengan nama belakang. Sebaliknya, dalam suasana latihan, para prajurit Waffen-SS digembleng habis-habisan oleh atasannya.

Semua anggota SS - tidak peduli pangkat mereka, baik SS-Schütze (prajurit SS paling bawah) maupun Reichsführer-SS (pemimpin SS) - disebut SS-Mann, yang secara harafiah berarti 'orang SS' atau 'anggota SS'.

Waffen-SS selalu menekankan pada para perwira agar mereka membaur dalam segala aktivitas dengan bawahan-bawahannya. Rasa saling percaya antara atasan dan bawahan, maupun antar sesama prajurit dibiasakan sejak di barak. Para prajurit diperintahkan untuk tidak mengunci lemari penyimpanan mereka di barak dengan tujuan mendidik mereka agar saling percaya satu sama lain. Jika seorang prajurit memanfaatkan rasa saling percaya ini dan mencuri barang milik kawannya, maka hukuman yang diberikan akan lebih berat daripada hukuman yang diberikan Heer, dan ganjarannya pun lebih keras daripada yang bisa dibayangkan.

Moto SS "Meine Ehre heißt Treue" (kehormatanku adalah kesetiaan) merupakan sesuatu yang didalami dalam kehidupan mereka. Loyalitas yang ditunjukkan di awal tahun pertempuran diutamakan pada negara dan Führer mereka. Tapi seiring berjalannya perang dan kekalahan Jerman yang bertubi-tubi, kesetiaan ini menjadi pudar dan pasukan SS menunjukkan kesetiaan yang berbeda, yaitu rasa rela berkorban terhadap kawan-kawan mereka yang mampu mereka terapkan dalam aksi langsung. Rasa setiakawan SS ini tidak terdapat di semua militer Jerman, kecuali beberapa pasukan seperti Fallschirmjäger yang memiliki moto "Treue um Treue" (kesetiaan demi kesetiaan).

Meski demikian, para anggota Waffen-SS Jerman (Jerman asli) memperlakukan anggota Waffen-SS lainnya - baik Jermanik (keturunan Jerman) maupun non-Jermanik (bukan keturunan Jerman) - secara berbeda. Mereka memperlakukan anggota SS lain ini dengan kasar. Seringkali dalam pelatihan mereka diperlakukan dengan tidak hormat dan dicacimaki. Dan tidak jarang juga Himmler harus turun tangan dengan cara memberi teguran atau bahkan mencopot posisi para instruktur SS Jerman ini agar memperlakukan kawan-kawan SS lainnya dengan setara.

4. KEPERCAYAAN

Dalam Heer - layaknya para prajurit di sebagian besar negara Eropa yang didominasi agama Kristen, baik Katolik maupun Protestan - kepercayaan atau agama dianggap merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Agama memberikan kepercayaan spiritual yang secara tidak langsung mempengaruhi aksi para prajurit di lapangan, terutama secara mental. Heer memiliki pastor atau pendeta lapangan yang bertugas memberikan berbagai sakramen bagi para prajuritnya.

Sebaliknya, anggota SS didorong untuk meninggalkan agama mereka. Himmler menganjurkan agar petinggi-petinggi Allgemeine-SS mulai meninggalkan agama mereka untuk memberikan contoh kepada bawahan-bawahannya. Himmler memiliki sebuah tujuan untuk membangun suatu 'agama' baru yang dianut SS, di mana Mein Kampf menjadi kitab keagamaannya. Segala proses kehidupan pun dilakukan secara SS, mulai dari pembaptisan bayi, pernikahan, dan pemakaman orang meninggal, yang semuanya dilakukan ala SS.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa banyak anggota SS yang telah meninggalkan gereja, pada akhirnya kembali kepada kepercayaannya menjelang akhir perang di mana Jerman berada di ambang kekalahan besar.

4. AKSI

Karena sebagian besar anggota Waffen-SS bukanlah orang yang memiliki standar pendidikan formal yang memadai, mereka cenderung lebih mudah dicekoki indoktrinasi politik dan menjalankan perintah tanpa pertimbangan. Hal ini mengakibatkan prajurit rendahan Waffen-SS cenderung lebih fanatik dan tidak logis dalam pertempuran, karena mereka tidak mampu berpikir secara kritis dalam menangani hal-hal yang bersifat umum. Mereka cenderung memecahkan segala masalah dengan 'cara militer' dan hanya melakukan apa yang diperintahkan tanpa berpikir lebih lanjut.

Di satu sisi, kefanatikan di pertempuran ini memberikan dampak positif yang membuat musuhnya tercengang karena sifat pasukan Waffen-SS yang pantang menyerah serta mampu bertahan meski dalam jumlah yang kecil sekalipun dibanding musuhnya. Pasukan Waffen-SS terkenal nekat dalam mengambil resiko. Hal ini terbukti efektif di medan tempur. Namun di sisi lain, karena hal ini juga Waffen-SS dapat dinilai tidak efisien dalam mengalokasikan pasukannya. Begitu besar jumlah korban yang diderita selama pertempuran hanya karena mereka mempertahankan mati-matian suatu objektif atas nama ideologi yang bahkan tidak mereka mengerti.

Karena hal itu jugalah banyak sekali anggota Waffen-SS yang memperlakukan anggota Waffen-SS lain dengan kasar, seperti yang telah disebut pada poin 3. Selain itu, mereka secara terang-terangan memendam kebencian buta terhadap musuh-musuhnya. Di Front Timur kebencian akan Yahudi-Bolshevisme secara gencar dikumandangkan. Di Front Barat kebencian akan sekutu Anglo-Amerika juga disebarluaskan. Karena hal inilah, pasukan SS terkenal sebagai pasukan 'rendahan' yang tidak menjunjung nilai ksatria dalam menjalani peperangan, di mana mereka terlihat menjalani pertempuran tanpa ikut ambil bagian dalam mengemban tanggung jawabnya sebagai sebuah organisasi militer profesional. Sebagai contoh: setelah perang usai, mantan prajurit dan perwira SS mengakui bahwa banyak elemen pasukan Waffen-SS mengeksekusi tahanan perang dengan alasan karena mereka tidak ingin mengurus tahanan perang yang akan menghambat gerak maju pasukan; sesuatu yang seharusnya menjadi tanggung jawab mereka untuk memperlakukan tahanan perangnya dengan baik.

Berbeda dengan Heer yang merupakan suatu angkatan yang masih memegang teguh norma-norma perang secara ksatria (chivalrous warfare) seperti yang sudah dihadapi nenek moyang mereka. Meskipun hal ini tidak menutup kemungkinan anggota-anggota Wehrmacht juga terlibat dalam kejahatan perang. Seiring berjalannya perang, dapat dikatakan semua negara melakukan kejahatan perang.

5. JUMLAH KORBAN

Seperti yang telah dijelaskan pada poin 4, jumlah korban yang diderita Waffen-SS begitu besar karena indoktrinasi politik dan ideologi nasional sosialis yang sudah diberikan sejak awal mereka bergabung dengan SS. Akan tetapi masih banyak perdebatan di kalangan sejarawan mengenai jumlah korban yang diderita Waffen-SS dibanding Heer. Selama perang Heer kehilangan sepertiga dari jumlah keseluruhan pasukannya, sedangkan Waffen-SS secara total kehilangan seperempat pasukannya. Salah satu faktor yang menyebabkan Waffen-SS kehilangan lebih sedikit korban adalah karena indoktrinasi yang diberikan menyebabkan mereka menjadi agresif saat ofensif dan tetap tegar dalam posisi defensif.

6. KESIMPULAN

Tidak diragukan lagi bahwa Waffen-SS telah membuktikan kapasitasnya sebagai suatu formasi tempur yang tangguh dalam sejarah perang modern. Namun, kembali lagi pada beberapa pembahasan di atas, karena kekejian dan kebrutalan yang dilakukan, Waffen-SS tidak dianggap oleh para musuhnya sebagai suatu formasi tempur yang terhormat. Para tahanan perang Waffen-SS sering dihajar oleh musuh-musuhnya, dan diperlakukan lebih kasar daripada tahanan angkatan bersenjata lainnya. Para mantan anggota SS tidak berhak mendapatkan dana pensiun dan keuntungan-keuntungan lain seperti yang didapat anggota Heer.

Berbeda dengan SS, Wehrmacht (angkatan bersenjata Jerman) mampu menempatkan dirinya setara dengan legiun Caesar dan Grande Armeé Napoleon sebagai suatu formasi tempur teratas sepanjang sejarah, yang bukan saja dilihat dari kemampuan tempurnya namun juga dilihat dari jiwa prajurit sebagai ksatria. Seusai perang, tahanan perang Wehrmacht lebih bersahabat dan lebih mudah diajak berkompromi; suatu hal yang lebih disukai Sekutu sehingga mereka diperlakukan dengan lebih baik.

Tidak dapat dipungkiri, SS berperan besar dalam melikuidasi begitu banyak populasi dan tahanan perang. Dapat kita lihat, di mana pasukan SS beroperasi, hampir selalu ada kejahatan perang yang mengikutinya. Perbedaan yang begitu mencolok jika kita lihat medan tempur Afrika. Tidak ada kejahatan perang massal yang terjadi di sana, seperti yang terjadi di medan Eropa. Salah satu alasan yang dapat diambil adalah karena tidak ada pasukan SS yang disebar di medan Afrika untuk fungsi tempur. Ada sebuah kantor keamanan SS yang dibuka namun hanya berfungsi untuk tugas garis belakang dan fungsi non-tempur. Antara Jerman-Italia dan Inggris juga saling menghormati satu sama lain di medan tempur. Terlebih lagi Jerman yang dipimpin oleh Rommel, dan Inggris yang akhirnya dipimpin Montgomery, dua jenderal terhormat yang menjunjung tinggi 'the rules of chivalrous warfare'.


Sumber :

Foto Operasi Panzerfaust

$
0
0

 Pada tanggal 12 Oktober 1944 schwere Panzer-Abteilung 503 dikirim ke Hungaria untuk mendongkrak kekuatan pasukan Jerman yang berada disana sekaligus mendukung Ferenc Szálasi dan gerakan Nyilaskeresztes (Arrow Cross) dalam usaha kudeta terhadap pemerintahan Hungaria yang bermaksud untuk menyerah pada Uni Soviet. Foto yang diambil tanggal 15 Oktober 1944 ini memperlihatkan sebuah Panzerkampfwagen VI Tiger II Ausf.B (Königstiger) "223" sedang bertugas jaga di Várhegy (Kastil Bukit) yang menghadap sungai Danube di Budapest


 Seorang komandan Königstiger dari schwere Panzer-Abteilung 503 difoto di Budapest, Hungaria, bulan Oktober 1944, saat berlangsungnya Unternehmen Panzerfaust. Foto ini memperlihatkan dengan jelas seberapa besarnya tank berat dari jenis Panzerkampfwagen VI Tiger II tersebut


Foto close-up dari sebuah Panzerkampfwagen VI Ausf.B Königstiger milik schwere Panzer-Abteilung 503 di Budapest (Hungaria) bulan Oktober 1944 selama berlangsungnya Unternehmen Panzerfaust. "Kubah" besar di bawah meriam kaliber 88mm adalah ventilator dari kompartemen tempur tank. Kita juga bisa melihat dengan jelas pasta anti-magnetik Zimmerit yang dipasang di bagian turet Henschel. Foto oleh Kriegsberichter Keiner


 Panzerkampfwagen VI Ausf.B Königstiger "213" dari schwere Panzer-Abteilung 503 di halaman dalam Kastil Buda di Budapest selama berlangsungnya Unternehmen Panzerfaust tanggal 15 Oktober 1944. SPzAbt.503 dikirimkan ke ibukota Hungaria tersebut dimana sang "Raja Singa" digunakan sebagai senjata psikologis. Keberadaan tank berat ini membantu menggagalkan kudeta politik yang bermaksud membawa Hungaria menyerah pada tekanan Tentara Merah dan berbalik melawan Jerman


 Tentara Hungaria (kiri) dan tentara Jerman "bertukar cerita perang" di sebelah Panzerkampfwagen VI Königstiger "231" berlapiskan zimmerit milik 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 503 di Budapest, Hungaria, selama berlangsungnya Unternehmen Panzerfaust, 20 Oktober 1944. Tentara Hungaria tersebut merupakan anggota "Nyilaskeresztes Párt – Hungarista Mozgalom" (Arrow Cross Party-Hungarist Movement), sementara si prajurit SS kemungkinan besar merupakan anggota 22 SS-Freiwilligen-Kavallerie-Division "Maria Theresa"


Sumber :
www.5sswiking.tumblr.com 
www.tiif.de

Foto Panzer-Brigade

$
0
0
PANZER-BRIGADE 112

 
 
Seorang Zugführer (Komandan Peleton) berpangkat Leutnant (memakai kacamata) mengumpulkan empat orang komandan tank anakbuahnya di depan sebuah Panzer-Befehlswagen IV (7,5 cm Kw.K. L/48) Ausf. H (Sd.Kfz.161/2) Nr.508 dari 5.Kompanie / Panzer-Brigade 112 / XXXXVII.Panzerkorps / 5.Panzerarmee dan berpose untuk kepentingan propaganda sebelum berangkat bertempur. Pada saat itu XXXXVII. Panzerkorps (General der Panzertruppe Heinrich Freiherr von Lüttwitz) terdiri dari 21. Panzer-Division, Panzer-Brigade 111, Panzer-Brigade 112, dan Panzer-Brigade 113. Foto diambil di desa Abreschviller, Moselle, di sektor Sarrebourg (Prancis) di tengah kecamuk Pertempuran Arracourt/Lorraine tanggal 20 September 1944


 Seorang Zugführer (Komandan Peleton) berpangkat Leutnant dari 5.Kompanie / Panzer-Brigade 112 / XXXXVII.Panzerkorps / 5.Panzerarmee berpose untuk kepentingan propaganda di atas Panzerbefehlswagen IV (7,5 cm Kw.K. L/48) Ausf. H (Sd.Kfz.161/2) Nr.508 saat unitnya beristirahat di desa Abreschviller, Moselle, di sektor Sarrebourg (Prancis) di tengah kecamuk Pertempuran Arracourt/Lorraine tanggal 20 September 1944. Panzerbefehlswagen IV (secara harfiah berarti Panzer IV tunggangan komandan unit) dalam foto ini dilengkapi dengan dua antena radio (FuG5 and FuG8) untuk memfasilitasi komunikasi. Bagian lapisan baja terluarnya juga dilapisi tambahan zimmerit anti peledak magnetik. Warna dasarnya adalah kuning tua yang dikombinasikan dengan hijau zaitun dan merah kecoklat-coklatan. Si Leutnant sendiri adalah seorang veteran dari berbagai pertempuran, yang terlihat dari segambreng medali dan penghargaan yang tertempel di seragam hitamnya: Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse, Panzerkampfabzeichen in Silber, Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (Ostmedaille), dan Krimschild. Sebagai pelengkap komunikasi dia mengenakan kopfhörer (headphone) serta Kehlkopfmikrofon (mikrofon tenggorokan)


Sumber :
www.fuehrer3345.tumblr.com

Reka-Ulang Pertempuran Berlin oleh Reenactor Ngalam

$
0
0
Adegan Reenactment (Reka-Ulang) pelatihan para anggota Volkssturm dan Hitlerjugend oleh perwira Waffen-SS yang mengambil setting dalam Pertempuran Berlin ini digelar pada tanggal 24 Juli 2015 oleh komunitas reka-ulang sejarah terkemuka asal kota Malang, Reenactor Ngalam, di Sumbersari (Malang), dekat kampus ITN. Adegan intinya sendiri, tentu saja, adalah Pertempuran Berlin yang kemudian disisipkan flashback gerak mundur pasukan Jerman dari Ostfront dan juga Pertempuran Ardennes (Unternehmen Wacht am Rhein).











Sumber :
www.facebook.com

Foto Sturmgeschütz-Abteilung 286 / Sturmgeschütz-Brigade 286

$
0
0
KOMMANDEUR


 Major der Reserve Dr.jur. Albert Bausch (2 Juli 1904 - 29 Agustus 1944) bergabung dengan 4.Batterie / Artillerie-Regiment 75 pada tanggal 21 Desember 1937. Pada bulan Desember 1940 dia berstatus sebagai Führerreserve (cadangan aktif) untuk belajar cara pengoperasian StuG (Sturmgeschütz). Pada awal kampanye Jerman di Rusia, dia merupakan anggota Sturmgeschütz-Abteilung 275. Setelah sempat dipindahkan ke Sturmgeschütz-Abteilung 226, Bausch lulus dari pendidikan komandan Sturmartillerie pada tanggal 1 Oktober 1943 dan langsung dipercaya sebagai Komandan Sturmgeschütz-Abteilung 286. Pada bulan Desember 1943 Bausch dengan sukses memimpin unitnya menghancurkan lebih dari 70 tank Rusia, ditambah dengan 21 senjata anti-tank serta beberapa bunker pertahanan musuh. Sampai saat itu Bausch pribadi tercatat telah menghancurkan 29 tank. Atas prestasinya tersebut dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 10 Februari 1944 sebagai Hauptmann der Reserve dan Kommandeur Sturmgeschütz-Abteilung 286 / LII.Armeekorps / 8.Armee / Heeresgruppe Süd. Sebagai tambahan, dia juga naik pangkat menjadi Major d.R. Beberapa bulan kemudian, sang komandan pemberani gugur dalam pertempuran di Piatra Neamt (Rumania). Bausch dinominasikan untuk mendapatkan Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes. Heerespersonalamt menerima proposal penganugerahannya pada tanggal 11 Oktober 1944. Sayangnya, proses lebih lanjut kasus ini tidak terdokumentasikan, meskipun bisa dipastikan bahwa dia telah tertolak. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (13 Juni 1940) und I.Klasse (6 Oktober 1942); Verwundetenabzeichen in Silber; Allgemeine-Sturmabzeichen; serta Deutsches Kreuz in Gold (4 Juli 1943)


Sumber :
www.das-ritterkreuz.de
www.die-sturmartillerie.com
www.lexikon-der-wehrmacht.de

Foto 5. Fallschirmjäger-Division

$
0
0
PERAIH RITTERKREUZ

Leutnant Friedrich Bausch (6 Agustus 1915 - 21 April 1971) lahir di Schluckenau/Bohemia ketika wikayahnya masih menjadi bagian dari Kekaisaran Austro-Hungaria. Beberapa tahun kemudian tempat kelahirannya menjadi bagian dari Cekoslowakia dan Bausch menjadi seorang Volksdeutsche (Jerman Perantauan). Ketika Nazi Jerman menganeksasi negaranya pada tahun 1938, Bausch otomatis menjadi warga negara Jerman yang memenuhi syarat untuk menjadi anggota Wehrmacht, dan dia memilih Luftwaffe. Dalam Perang Dunia II dia terlibat dalam banyak aksi pertempuran, diantaranya yang paling menonjol adalah Pertempuran Kreta, Unternehmen Barbarossa, Pengepungan Leningrad, Pertempuran Sisilia, Pertempuran Monte Cassino, Pertempuran Normandia, Operation Cobra, Pertempuran Ardennes, dan Kantong Ruhr. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 12 Maret 1945 sebagai Leutnant dan Führer 3.Kompanie / Fallschirm-Pionier-Bataillon 5 / 5.Fallschirmjäger-Division / LXVI.Armeekorps / 5.Panzerarmee. Setelah perang usai dia menjadi ayah dari tiga orang anak dan bekerja di tempat penyewaan mobil. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (Januari 1942) und I.Klasse (Maret 1942); Fallschirmschützenabzeichen; Erdkampfabzeichen der Luftwaffe; Nahkampfspange in Silber; serta Deutsches Kreuz in Gold (1 Januari 1945)


Sumber :
www.das-ritterkreuz.de

Foto 26. Panzer-Division

$
0
0
PERAIH RITTERKREUZ

Hauptmann Franz Bayer (3 Februari 1920 - ? ) dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 9 Mei 1945 sebagai Hauptmann dan Kommandeur I.Abteilung / Panzer-Regiment 26 / 26.Panzer-Division / 10.Armee / Heeresgruppe C. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse


Sumber :
Foto koleksi pribadi Paul D.
www.warrelics.eu

Foto Pertempuran Korsun-Cherkassy

$
0
0
PERAIH RITTERKREUZ

Oberleutnant der Reserve Rudolf Bayer (10 Maret 1917 - 14 Juli 1944) menjadi anggota RAD-Abteilung 3/323 sebelum masuk dinas kemiliteran pada tanggal 14 November 1938. Dia ikut serta dalam kampanye militer Jerman di Prancis dan Rusia sebagai anggota 112. Infanterie-Division. Setelah unitnya hancur lebur dan dibubarkan pada tanggal 2 November 1943, Bayer masuk menjadi anggota Divisionsgruppe 112 yang merupakan campuran dari divisi lama beserta beberapa divisi lain yang sama-sama dibubarkan. Pada Pertempuran Cherkassy awal tahun 1944, unitnya berusaha menerobos kepungan Soviet di tengah musim dingin yang ganas. Disinilah Komandan Peleton Bayer menunjukkan puncak kemampuannya dengan berkali-kali berduel mati-matian agar tentara musuh tidak menganggu gerakan mundur pasukan Wehrmacht. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 21 Februari 1944 sebagai Oberfeldwebel dan Zugführer di 14.(Panzerjäger)Kompanie / Regimentsgruppe 110 / Divisionsgruppe 112 / Korps-Abteilung B / XXXXII.Armeekorps / 8.Armee / Heeresgruppe Süd. Tak lama kemudian Divisionsgruppe 112 dibentuk ulang menjadi Grenadier-Regiment 110 (bagian dari 88. Infanterie-Division) karena anggotanya yang semakin menyusut. Saat itu Bayer telah menjadi Komandan Kompi ke-14. Pada tanggal 13 Juli 1944 Bayer terluka parah dan koma dalam pertempuran sehingga harus mendapatkan perawatan intensif di Feldlazarett (motorisiert) 28. Meskipun telah dilakukan operasi bedah untuk menyelamatkan nyawanya, dia tetap tak tertolong dan meninggal keesokan harinya pada pukul 07:15 pagi. Dia kemudian dimakamkan dengan penuh kehormatan di Heldenfriedhof Sokal. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (1 Februari 1942) und I.Klasse (19 Agustus 1943); Verwundetenabzeichen in Silber (19 Oktober 1941); Infanterie-Sturmabzeichen in Bronze (20 Januari 1942); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Panzervernichtungsabzeichen in Silber (23 Agustus 1943); serta Nahkampfspange in Bronze (28 November 1943)


Sumber :
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de

Foto Fritz Bayerlein

$
0
0
Generalleutnant Fritz Bayerlein (14 Januari 1899 - 30 Januari 1970) adalah perwira veteran Perang Dunia Pertama dari Bavaria yang kemudian malang-melintang dalam Perang Dunia II, kebanyakan sebagai anggota staff unit. Dia mendapat nama harum saat menjadi Kepala Staff "Si Rubah Gurun" Erwin Rommel dalam medan pertempuran di Afrika Utara, sebelum kemudian dipercaya sebagai Komandan 3. Panzer-Division (20 Oktober 1943 - 5 Januari 1944), Panzer-Lehr-Division (10 Januari 1944 - 20 Januari 1945), dan LIII. Armeekorps (29 Maret 1945 - 8 Mei 1945). Karena sifatnya yang tidak bisa diduga baik oleh kawan maupun lawan, para komandan Amerika menjuluki setiap jenderal Jerman yang bersifat sama sebagai "being on the Fritz" (menjadi layaknya Fritz)! Kepahlawanannya di medan perang membuatnya dianugerahi empat medali bergengsi: Deutsches Kreuz in Gold (23 Oktober 1942), Ritterkreuz (26 Desember 1941), Eichenlaub (6 Juli 1943) serta Schwerter (20 Juli 1944). Medali dan penghargaan lain yang diperolehnya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (30 Agustus 1918); Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz (31 Agustus 1918); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV. bis II. Klasse; Spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (13 September 1939) und I.Klasse (27 September 1939); Panzerkampfabzeichen in Silber; Ärmelband “Afrika”; Königlich Italienische Silberne Tapferkeitsmedaille; Ritterkreuz des Königlich Italienische Militärordens von Savoyen; Erinnerungsmedaille für den deutsch-italienischen Feldzug in Afrika; Verwundetenabzeichen in Silber; serta Nennung im Ehrenblatt des Heeres (6 Maret 1945). Namanya juga disebutkan dalam Wehrmachtbericht edisi 11 Januari 1944 dan 26 Juni 1944. Biografi singkatnya bisa dilihat DISINI


Para perwira Afrikakorps dan Italia di Tobruk bulan September 1941. Udara dingin yang menerpa gurun (biasanya di waktu sore atau malam hari) membuat mereka mengenakan mantel tebal yang dinamakan sebagai wachmantel. Orang yang berdiri di tengah sambil membelakangi kamera adalah Generalleutnant Ludwig Crüwell (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps), sementara yang memakai schutzbrille di kanan adalah Oberstleutnant Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) yang nantinya menjadi komandan Panzerlehr-Division (10 Januari 1944 - 20 Januari 1945). Foto milik NARA (National Archives) koleksi Thomas E. Nutter ini diambil oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling


 


Oberstleutnant Fritz Bayerlein dalam sebuah foto yang diambil di Cyrenaica (Libya) di akhir tahun 1941 tak lama setelah dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #764 (26 Desember 1941) sebagai Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps / Panzergruppe Afrika, atas kepemimpinannya dalam pertempuran di wilayah Sidi Rezegh serta pengorganisasian gerakan mundur pasukan Jerman dari El Agheila bulan November 1941




Tiga buah foto di atas menampilkan musim "dingin" di Afrika Utara (kaget kan ada musim dingin di gurun pasir?). Meskipun beriklim gurun, tapi wilayah di Afrika Utara juga bisa mempunyai hawa dingin yang menusuk manakala senja atau malam menjelang. Untuk mengatasinya, para perwira Afrikakorps ini - termasuk Fritz Bayerlein dan Erwin Rommel - dibekali dengan mantel khusus yang dinamakan Wachmantel, sedangkan bila warnanya lebih gelap dinamakan Übermäntel


 Foto ini diambil pada bulan Januari 1942 oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling dan memperlihatkan, dari kiri ke kanan: General der Panzertruppe Ludwig Crüwell (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps) beserta dengan Kepala Staff-nya, Oberstleutnant im Generalstab Fritz Bayerlein. Bayerlein baru beberapa hari berselang (26 Desember 1941) dianugerahi medali bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes atas ketegasan serta kesigapannya dalam mengantisipasi setiap ancaman dari pihak Inggris. Kecemerlangannya sebagai perwira staff sangat membantu Crüwell dalam memimpin DAK (Deutsches Afrikakorps) di medan perang Afrika Utara


Perundingan tiga tokoh kunci Jerman di Afrika Utara yang berlangsung bulan Februari 1942. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Oberbefehlshaber Süd), dan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika")


  
Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) dalam sebuah foto studio yang dibuat di musim panas tahun 1942. Dia mengenakan seragam tropis (tropenuniform) yang biasa dipakai oleh anggota Afrikakorps, sementara di seragamnya terpampang medali dan penghargaan yang telah dia dapatkan di medan tempur: Eisernes Kreuz I.Klasse, Verwundetenabzeichen, Panzerkampfabzeichen, dan pita Medaglia d'Argento al Valore Militare. Tentu saja yang paling bergengsi dari semuanya adalah Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes yang tercantol di lehernya yang dia dapatkan pada tanggal 26 Desember 1941. Uniknya, meskipun notabene sudah berpangkat Oberst, schulterklappen di bahunya masih menunjukkan satu rangstern (Oberstleutnant) dan bukannya dua! Lalu kenapa saya yakin foto ini diambil setelah Bayerlein berpangkat Oberst (promosi 1 April 1942)? Itu karena adanya pita Medaglia d'Argento al Valore Militare pemberian Sekutu Italia yang dia dapatkan tanggal 7 Mei 1942 ketika dia sudah berpangkat Kolonel!


 Rommel berunding dengan para staffnya di markas besarnya Libya bulan April 1942 untuk merancang strategi terbaik demi merebut kota pelabuhan Tobruk dari tangan pasukan Inggris. Foto jepretan Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" ini sendiri pertama kali dipublikasikan pada tanggal 26 Mei 1942. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), Oberstleutnant im Generalstab Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic Dritter Generalstabsoffizier Panzerarmee "Afrika"), Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Generalleutnant Walther Nehring (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps)


 Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) berdiri dengan latar belakang konvoy pasukan Poros (Jerman, Italia, dan sukarelawan Arab) di dekat Gazala yang sedang bergerak maju menuju Tobruk, Mei 1942. Dalam apa yang dinamakan sebagai Pertempuran Gazala, anakbuah Rommel berhasil menggasak pasukan gabungan Inggris dan Persemakmuran, mengusir mereka dari Libya sekaligus menduduki kota pelabuhan Tobruk yang sangat strategis. Hal ini dianggap sebagai pencapaian terbesar Sang Rubah Gurun di Afrika Utara, dan sebagai balasannya Hitler langsung menaikkan pangkat secara luar biasa jenderal favoritnya tersebut menjadi Generalfeldmarschall, sehingga menjadikan Rommel Marsekal (Jenderal Bintang Lima) termuda di seantero Wehrmacht dalam usia 50 tahun! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller


 Generaloberst Erwin Rommel (kedua dari kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas ranpur pribadi Sd.Kfz.250/3 leichter Schützenpanzer Funkpanzerwagen "GREIF" (Grifon/Serang) dalam kancah Pertempuran Gazala (26 Mei s/d 21 Juni 1942). Foto diambil di dekat wilayah Tobruk (Libya)


 Generaloberst Erwin Rommel (memakai topi visor, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (memakai gogel, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas ranpur pribadi Sd.Kfz.250/3 leichter Schützenpanzer Funkpanzerwagen WH-937036 "GREIF" (Grifon/Serang) dalam kancah Pertempuran Gazala (26 Mei s/d 21 Juni 1942). Foto diambil oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling di dekat wilayah Bir Hacheim (Libya) bulan Juni 1942


 Generaloberst Erwin Rommel (kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mengobservasi lapangan di dekat El Alamein (Mesir) sesampainya disana pada tanggal 18 Juni 1942 untuk melakukan pertemuan dengan Fliegerführer Afrika, General der Flieger Otto Hoffmann von Waldau. Berdiri nomor dua dari kiri adalah Oberst Fritz Bayerlein (kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), sementara di latar belakang kita bisa melihat sebuah mobil staff Horch serta Flak 88. Foto oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling


Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942, setelah sebuah serangan memutar yang brilian. Sekitar 33.000 orang prajurit Inggris dan Persemakmuran yang tertawan sehingga menjadikannya kekalahan terbesar kedua Inggris dalam Perang Dunia II setelah jatuhnya Singapura (80.000 orang yang tertawan)! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"


 Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi pangkalan Inggris tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942 (Bayerlein duduk di kiri sementara Rommel di kanan). Di sebelah kiri foto tampak terparkir sebuah Panzerbefehlswagen III Ausf.C/H (SdKfz. 266/267/268). Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"



 Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi pangkalan Inggris tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942). Latar belakang memperlihatkan suasana pelabuhan yang dipenuhi oleh kapal-kapal rusak tak terpakai hasil pemboman selama berbulan-bulan. Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"


 Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942. Disini sang Marsekal sedang berjalan di tengah diikuti oleh seorang perwira Italia di kiri dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di kanan. Di sebelah kanan foto terlihat "britische Kriegsgefangene" (tawanan Inggris) yang sedang duduk-duduk santai menunggu untuk dikirim ke kamp tawanan Jerman di garis belakang. Pada kenyataannya, cukup banyak pasukan dari negara lain yang ikut mempertahankan Tobruk dari serangan Jerman, termasuk dari Australia, Afrika Selatan, dan bahkan Cekoslowakia! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"



Generaloberst Erwin Rommel (kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (kedua dari kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942. Disini tampak sang Marsekal sedang menanyai seorang prajurit Afrikakorps dengan latar belakang pelabuhan tempat bersandar kapal. Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"


 Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") menerangkan sesuatu di peta kepada para prajurit Jerman dan Italia di Tobruk di hari kota tersebut jatuh ke tangan Jerman. Bertolak pinggang di sebelah kanan adalah Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), sementara di belakang mereka adalah Leutnant tak dikenal yang berasal dari unit Panzertruppen (terlihat dari pin tengkorak di kerahnya). Foto diambil tanggal 21-22 Juni 1942 oleh Kriegsberichter Otto dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"


 Foto ini diambil pada tanggal 22 Juni 1942 oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas sebuah mobil atap terbuka dalam inspeksi ke kota pelabuhan Tobruk yang baru diduduki oleh pasukan Jerman sehari sebelumnya. Di hari ini pula Rommel naik pangkat secara luar biasa dari Generaloberst menjadi Generalfeldmarschall sebagai penghargaan dari sang Führer untuk prestasinya tersebut


 Foto ini diambil pada tanggal 22 Juni 1942 oleh Kriegsberichter Valtingojer dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") sedang diwawancarai oleh PK-Tonberichter (reporter radio) Günther Halm mengenai Pertempuran Tobruk yang baru saja usai (dengan pihak Jerman yang keluar sebagai pemenangnya). Di tengah ikut menyimak Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps). Di hari ini pula Rommel naik pangkat secara luar biasa dari Generaloberst menjadi Generalfeldmarschall sebagai penghargaan dari sang Führer untuk prestasinya tersebut



Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas sebuah mobil atap terbuka. Salah satu foto paling terkenal dari "Der Wüstenfuchs" (Rubah Gurun) ini memperlihatkan dia sedang menunjuk sesuatu dengan tangannya, entah untuk tujuan apa. Salah satu sumber menyebutkan bahwa foto ini diambil di pagi hari pada tanggal 24 Juni 1942


Foto ini diambil tanggal 1 Juli 1942 pada permulaan Pertempuran Pertama El Alamein. Erwin Rommel baru beberapa hari dipromosikan secara luar biasa oleh Hitler menjadi Generalfeldmarschall (22 Juni 1942), dan disini sang Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika" sedang mereencanakan rencana serangan Jerman bersama dengan para staff-nya. Di kiri memakai schutzbrille adalah Oberst Fritz Bayerlein (Chef des Stabes Deutsches Afrikakorps), sementara yang memakai tropenmütze terhalang oleh Rommel adalah Oberst Eduard Crasemann. Crasemann adalah Kommandeur Artillerie-Regiment 33 (motorisiert) yang menjadi Führer (Komandan sementara/pengganti) 15. Panzer-Division setelah komandan aslinya, Generalmajor Gustav von Vaerst, terluka dalam Pertempuran Gazala tanggal 26 Mei 1942. Paling kanan (tidak terlihat dari foto) adalah Generalmajor Alfred Gause (Chef des Generalstabes Panzerarmee "Afrika"). Moncong mobil di latar belakang berasal dari jenis 1941 Ford C11 ADF, sementara tempat meletakkan peta yang dipakai oleh Rommel adalah kap Sd.Kfz.250/3 


 Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mendengarkan saat Oberst Erich Geißler (Kommandeur Infanterie-Regiment 200 [motorisiert] / 90.leichte Afrika-Division) menerangkan tentang disposisi pasukan terkini, sementara di sebelah kiri ikut menyimak Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) dengan tangan di pipi. Foto ini diambil pada tanggal 29 Juli 1942 di hari penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Oberst Geißler (kedua dari kanan), sebagai penghargaan atas prestasinya dalam Pertempuran Pertama El Alamein


 Rommel dan para perwiranya sedang berunding mengenai disposisi 21. Panzer-Division untuk pertempuran mendatang menggunakan bantuan sebuah peta tak lama sebelum dimulainya Pertempuran Alam el Halfa (30 Agustus 1942 - 5 September 1942). Tiga yang berdiri paling kiri adalah, dari kiri ke kanan: Generalmajor Georg von Bismarck (Kommandeur 21. Panzer-Division), Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), dan Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"). Von Bismarck nantinya gugur saat memimpin pasukannya setelah tank yang dinaikinya menginjak sebuah ranjau pada tanggal 31 Agustus 1942, di hari kedua ofensif Jerman di Alam el Halfa. Kehilangannya membuat Rommel terpukul karena Von Bismarck adalah salah satu perwira terbaik yang dipunyai Wehrmacht di medan perang Afrika Utara. Foto ini sendiri diambil oleh Kriegsberichter Otto dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" saat Rommel mengunjungi Hauptquartier 21. Panzer-Division 


Cuplikan dari klip dokumenter ini memperlihatkan Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") sedang mendengarkan seorang prajurit Italia (membelakangi kamera) berbicara, sementara di sebelah kanan ikut menyimak Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps). Pria berkumis yang berdiri di belakang di antara Bayerlein dan Rommel adalah Generalmajor Fritz Krause (Höherer Artillerie-Kommandeur Afrika). Tidak ada keterangan kapan foto ini diambil, tapi setidaknya setelah tanggal 1 September 1942 ketika Krause diangkat menjadi Harko Afrika (sebelumnya dia menjadi Artillerie-Kommandeur 142 di Eropa Daratan)


 Upacara penganugerahan Deutsches Kreuz in Gold pada tanggal 23 Oktober 1942 untuk Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), yang disematkan oleh Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"). Uniknya, meskipun sebelumnya Bayerlein telah mendapatkan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (26 Desember 1941), tapi dia memilih untuk tidak mengenakannya di lehernya dalam foto ini. Hal lain yang tidak biasa adalah: normalnya seorang prajurit/perwira Wehrmacht mendapatkan DKiG dulu sebelum Ritterkreuz, tapi Bayerlein malah mendapatkan Ritterkreuz dulu baru disusul oleh DKiG!



 Rommel membahas situasi pertempuran terkini dengan para perwiranya. Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"), Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), dan Major Ziegler. Foto diambil pada periode 31 Oktober s/d 1 November di El-Alamein


Dari kiri ke kanan: Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), Generalmajor Theodor Graf von Sponeck (Kommandeur 90. Afrika-Division), dan General der Panzertruppe Wilhelm Ritter von Thoma (mit der stellvertretende Führung beauftragt Panzerarmee "Afrika"). Foto diambil pada tanggal 24 Oktober 1942 saat berlangsungnya Pertempuran El-Alamein. Di hari itu dan keesokan harinya Von Thoma menjadi komandan temporer Panzerarmee "Afrika" setelah komandan pengganti sebelumnya, General der Panzertruppe Georg Stumme, meninggal terkena serangan jantung sementara komandan aslinya, Generalfeldmarschall Erwin Rommel, sedang menjalani pengobatan atas sakitnya di Eropa!


 Dari kiri ke kanan: Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) dan General der Panzertruppe Wilhelm Ritter von Thoma (mit der stellvertretende Führung beauftragt Panzerarmee "Afrika"). Foto diambil pada tanggal 24 Oktober 1942 saat berlangsungnya Pertempuran El-Alamein. Di hari itu dan keesokan harinya Von Thoma menjadi komandan temporer Panzerarmee "Afrika" setelah komandan pengganti sebelumnya, General der Panzertruppe Georg Stumme, meninggal terkena serangan jantung sementara komandan aslinya, Generalfeldmarschall Erwin Rommel, sedang menjalani pengobatan atas sakitnya di Eropa!


 Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe "Afrika"), Oberst Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Heeresgruppe "Afrika"), dan Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Oberbefehlshaber Süd). Foto diambil di Afrika Utara bulan Januari 1943 dan pertama kali dipublikasikan tanggal 4 Februari 1943


 Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe "Afrika") berbicara sambil lewat dengan beberapa orang prajuritnya yang menaiki sebuah halftrack M3 Amerika hasil rampasan, sementara di belakang mereka adalah halftrack Jerman, Wurframen Sd.Kfz.251/1. Di sebelah kanan Rommel berdiri perwira kepercayaannya, Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) yang sama-sama menaiki mobil komando Horch Kfz.15. Foto ini diambil saat berlangsungnya Pertempuran Celah Kasserine di Tunisia (19-24 Februari 1943) yang merupakan konfrontasi pertama antara pasukan Jerman dengan pasukan Amerika. Pertempuran ini berhasil dimenangkan oleh Rommel, dan Sekutu kehilangan 10.000 orang prajuritnya yang menjadi korban (termasuk 6.500 orang prajurit Amerika)


 Generalmajor Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes 1. italienische Armee) bersama dengan para perwira Afrikakorps, musim semi tahun 1943. Dari kiri ke kanan: Leutnant tak dikenal, Bayerlein, Sonderführer Dr. Ernst Franz (penterjemah pribadi Rommel), dan Sonderführer Fritz Moosmüller yang bekerja di Propagandakompanie tapi kebanyakan waktunya digunakan sebagai penterjemah. Perhatikan betapa beraneka ragamnya seragam yang mereka kenakan (dari mulai hijau zaitun, kuning cerah, coklat tua dan abu-abu), sesuatu yang tidak akan anda ketahui bila foto ini dibuat dalam format hitam-putih! Bayerlein memakai seragam jenderal tapi dengan kancing putih standar (bukannya kuning seperti biasanya dikenakan orang berpangkat jenderal). Sekarang beralih ke Moosmüller, perhatikan bahwa tanda pangkat Sonderführer di kerahnya telah dicabut! Dua orang memakai celana dengan saku di betis: hasil rampasan dari Inggris mungkin, atau bikinan sendiri? satu lagi, veteran Perang Dunia I kedua dari kanan dengan bordiran pink panzer di topinya (yang mengindikasikan bahwa dia berasal dari unit panzer) tampaknya tidak ambil pusing untuk memakai logo tengkorak di kerahnya, seperti umumnya panzertruppen di Afrika



 Sebuah foto dari Fritz Bayerlein yang diambil pada tanggal 12 Juli 1943 oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling. Pada saat itu Bayerlein telah berpangkat Generalmajor dan berada dalam daftar Führerreserve Oberkommando des Heeres (Cadangan Aktif Angkatan Darat). Penempatan terakhirnya adalah sebagai Chef des Generalstabes 1. italienische Armee (22 Januari 1943 - 31 Mei 1943), dan seragam tropis yang dikenakannya di medan pertempuran Afrika Utara masih dipakainya beberapa bulan setelah pasukan Jerman terusir dari wilayah tersebut



Generalleutnant Fritz Bayerlein sebagai komandan unit elité Wehrmacht, Panzer-Lehr-Division. Dia menjadi komandan divisi tersebut dua kali (karena diselang oleh perawatan atas luka-lukanya). Yang pertama periode 10 Januari 1944 s/d 24 Agustus 1944, dan yang kedua adalah periode September 1944 s/d 15 Januari 1945. Foto ini sendiri diambil pada tanggal 29 Maret 1944 oleh Kriegsberichter Dinstühler dari PK (Propaganda-Kompanie) 649


 Dari kiri ke kanan: Generalleutnant Fritz Bayerlein (Kommandeur Panzer-Lehr-Division) dan Oberst Rudolf Gerhardt (Kommandeur Panzer-Lehr-Regiment 130 / Panzer-Lehr-Division). Ketika Divisionskommandeur Bayerlein terluka dalam pertempuran tanggal 23 Agustus 1944 sehingga harus mendapatkan perawatan di rumah sakit, Regimentskommandeur Gerhardt menjadi komandan sementara Panzer-Lehr-Division sampai dengan tanggal 8 September 1944 ketika Bayerlein sembuh dari luka-lukanya dan mengambil alih kembali komando divisi



Pertemuan dua perwira tinggi Heer dan Waffen-SS: Generalleutnant Fritz Bayerlein (kedua dari kiri, Kommandeur Panzer-Lehr-Division) dan SS-Oberstgruppenführer und Panzer-Generaloberst der Waffen-SS Josef "Sepp" Dietrich (kedua dari kanan, Kommandierender General I. SS-Panzerkorps "Leibstandarte"). Tidak ada keterangan kapan foto ini diambil, tapi kemungkinan besar dalam periode Juni-September 1944 saat Panzer-Lehr-Division berada di bawah komando I. SS-Panzerkorps "Leibstandarte"



Fritz Bayerlein sebagai Generalleutnant dan Kommandeur Panzer-Lehr-Division. Divisinya yang beranggotakan sebagian besar para instruktur panzer terbaik di seantero Jerman ini - makanya namanya Panzer-Lehr-Division atau Divisi Pelatihan Tank - babak belur di medan perang Normandia, bukan karena serangan pasukan darat Sekutu melainkan sebagian besar karena dihantam terus-terusan oleh pesawat-pesawat udara musuh yang menguasai angkasa Prancis! Sebagai sebuah kekuatan tempur, Panzer-Lehr dianggap musnah ketika dibombardir tanpa henti oleh puluhan pesawat Sekutu di jalan Périers-St. Lo, akhir bulan Juli 1944. Pemboman skala masif oleh ribuan pesawat di wilayah Falaise yang menyusul kemudian membuat divisi elité benar-benar babak belur dan harus ditarik ke Jerman untuk menjalani reorganisasi total


 Fritz Bayerlein sebagai Generalleutnant dan Schwerternträger (peraih medali Schwerter zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub). Bisa terlihat disini bahwa sang jenderal membawa serta kenangan saat bertugas bersama Rommel di Afrika Utara dengan memakai tropenuniform (seragam tropis), walaupun notabene kini dia bertugas di iklim dingin Eropa Daratan dan sudah terhitung tahun sejak terakhir kali menginjakkan kaki di bumi Afrika



Dari kiri ke kanan: General der Panzertruppe Walter Krüger (Kommandierender General LVIII. Panzerkorps) dan Generalleutnant Fritz Bayerlein (Kommandeur Panzer-Lehr-Division). Tidak ada keterangan kapan foto ini diambil, tapi kemungkinan besar pada bulan Agustus 1944 saat Divisi Panzer-Lehr pimpinan Bayerlein berada di bawah komando LVIII. Panzerkorps pimpinan Krüger



Tiga orang perwira tinggi Wehrmacht yang bertanggungjawab terhadap pertahanan pasukan Jerman di wilayah Ruhr bulan Maret-April 1945, dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Walter Model (Oberbefehlshaber Heeresgruppe B), Generalleutnant Fritz Bayerlein (mit der Führung beauftrag LIII. Armeekorps), dan seorang perwira Panzertruppen tak dikenal yang disebut-sebut sebagai penanggungjawab pertahanan Jembatan Remagen. Setelah cari sana sini, saya menemukan bahwa unit tank Jerman yang bertugas di Remagen pada periode ini adalah Panzer-Regiment 15 yang merupakan bagian dari 11.Panzer-Division dan dipimpin oleh Major Jürgen Reichart. Saya tidak tahu apakah perwira di kanan adalah Major Reichart atau bukan, soalnya belum pernah nemu fotonya, dan apalagi ketemu orangnya





Setelah perang Dunia II usai, Fritz Bayerlein menjadi tawanan Sekutu (16 April 1945 - 2 April 1947). Seperti beberapa perwira tinggi Wehrmacht lainnya, dia juga ikut membantu menyumbang tulisan tentang perang di Eropa untuk kepentingan US Army Historical Division. Hal ini - dan juga kisah penyerahannya di Ruhr - membuat Bayerlein dimusuhi oleh banyak mantan koleganya karena dianggap sebagai seorang pengkhianat dan oportunis. Dalam foto yang diambil oleh Walter Sanders bulan Mei 1947 ini digambarkan dia, seorang mantan jenderal terkemuka Jerman peraih medali Schwerter, sedang memperbaiki kendaraan-kendaraan milik militer Amerika (diantaranya adalah jip Willys MB). Saya sedikit bertanya-tanya: apakah ini foto propaganda sebagai penghinaan untuk Jerman, atau Bayerlein sedang belajar menjadi tukang tambal ban buat buka usaha nanti di Indonesia?


 Foto koleksi Bernd Peitz ini memperlihatkan Fritz Bayerlein di hari tua. Setelah keluar dari masa penahannya di bulan April 1947, dia menjadi penulis masalah-masalah militer serta tetap terlibat membantu US Army Historical Division dalam mendokumentasikan studi historis tentang Perang Dunia II di wilayah Eropa dan Mediterania. Dia juga ikut membantu perbaikan tank-tank kepunyaan Angkatan Darat Mesir yang digunakan dalam Perang Arab melawan Israel. Di tahun 1960-an Bayerlein didapuk sebagai penasihat teknis untuk film produksi Carl Foreman yang berjudul "Guns of Navarone". Dia meninggal dunia di tempat kelahirannya di Würzburg (Franconia) pada tanggal 30 Januari 1970 akibat dari penyakit yang dibawanya sejak dari masa tugasnya di Afrika Utara berpuluh-puluh tahun sebelumnya


Sumber :
Foto koleksi LIFE
www.bildarchiv.bsb-muenchen.de
www.bild.bundesarchiv.de
www.commons.wikimedia.org
www.ecpad.fr
www.forum.axishistory.com
www.gettyimages.com
www.historicalwarmilitariaforum.com
www.multimedia.ctk.cz
www.panzerlehr.forumoteka.pl
www.primaso.de
www.ullsteinbild.de
www.warrelics.eu
www.wehrmacht-awards.com
www.ww2db.com

Foto Pertempuran Sidi Rezegh

$
0
0
PERAIH RITTERKREUZ

Generalleutnant Fritz Bayerlein (14 Januari 1899 - 30 Januari 1970) adalah perwira veteran Perang Dunia Pertama dari Bavaria yang kemudian malang-melintang dalam Perang Dunia II, kebanyakan sebagai anggota staff unit. Dia mendapat nama harum saat menjadi Kepala Staff "Si Rubah Gurun" Erwin Rommel dalam medan pertempuran di Afrika Utara, sebelum kemudian dipercaya sebagai Komandan 3. Panzer-Division (20 Oktober 1943 - 5 Januari 1944), Panzer-Lehr-Division (10 Januari 1944 - 20 Januari 1945), dan LIII. Armeekorps (29 Maret 1945 - 8 Mei 1945). Karena sifatnya yang tidak bisa diduga baik oleh kawan maupun lawan, para komandan Amerika menjuluki setiap jenderal Jerman yang bersifat sama sebagai "being on the Fritz" (menjadi layaknya Fritz)! Kepahlawanannya di medan perang membuatnya dianugerahi empat medali bergengsi: Deutsches Kreuz in Gold (23 Oktober 1942), Ritterkreuz (26 Desember 1941), Eichenlaub (6 Juli 1943) serta Schwerter (20 Juli 1944). Medali dan penghargaan lain yang diperolehnya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (30 Agustus 1918); Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz (31 Agustus 1918); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV. bis II. Klasse; Spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (13 September 1939) und I.Klasse (27 September 1939); Panzerkampfabzeichen in Silber; Ärmelband “Afrika”; Königlich Italienische Silberne Tapferkeitsmedaille; Ritterkreuz des Königlich Italienische Militärordens von Savoyen; Erinnerungsmedaille für den deutsch-italienischen Feldzug in Afrika; Verwundetenabzeichen in Silber; serta Nennung im Ehrenblatt des Heeres (6 Maret 1945). Namanya juga disebutkan dalam Wehrmachtbericht edisi 11 Januari 1944 dan 26 Juni 1944. Biografi singkatnya bisa dilihat DISINI


Sumber :
Buku "Das Afrikakorps: In Original-Farbfotografien" karya Bernd Peitz

Foto Pertempuran Gazala

$
0
0
 Dari kiri ke kanan: Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"), Sonderführer Dr. Ernst Franz (Dolmetscher Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"), dan Generale di Divisione Arnaldo Azzi (Komandan 101ª Divisione di fanteria “Trieste”). Foto kemungkinan besar diambil di sekitar kancah Pertempuran Gazala yang berlangsung dari tanggal 26 Mei s/d 21 Juni 1942


Source :
www.forum.axishistory.com

Foto Pertempuran Tobruk

$
0
0
 Rommel berunding dengan para staffnya di markas besarnya Libya bulan April 1942 untuk merancang strategi terbaik demi merebut kota pelabuhan Tobruk dari tangan pasukan Inggris. Foto jepretan Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" ini sendiri pertama kali dipublikasikan pada tanggal 26 Mei 1942. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), Oberstleutnant im Generalstab Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic Dritter Generalstabsoffizier Panzerarmee "Afrika"), Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Generalleutnant Walther Nehring (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps)


 Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) berdiri dengan latar belakang konvoy pasukan Poros (Jerman, Italia, dan sukarelawan Arab) di dekat Gazala yang sedang bergerak maju menuju Tobruk, Mei 1942. Dalam apa yang dinamakan sebagai Pertempuran Gazala, anakbuah Rommel berhasil menggasak pasukan gabungan Inggris dan Persemakmuran, mengusir mereka dari Libya sekaligus menduduki kota pelabuhan Tobruk yang sangat strategis. Hal ini dianggap sebagai pencapaian terbesar Sang Rubah Gurun di Afrika Utara, dan sebagai balasannya Hitler langsung menaikkan pangkat secara luar biasa jenderal favoritnya tersebut menjadi Generalfeldmarschall, sehingga menjadikan Rommel Marsekal (Jenderal Bintang Lima) termuda di seantero Wehrmacht dalam usia 50 tahun! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller


 Generaloberst Erwin Rommel (kedua dari kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas ranpur pribadi Sd.Kfz.250/3 leichter Schützenpanzer Funkpanzerwagen "GREIF" (Grifon/Serang) dalam kancah Pertempuran Gazala (26 Mei s/d 21 Juni 1942). Foto diambil di dekat wilayah Tobruk (Libya)


 Generaloberst Erwin Rommel (memakai topi visor, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (memakai gogel, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas ranpur pribadi Sd.Kfz.250/3 leichter Schützenpanzer Funkpanzerwagen WH-937036 "GREIF" (Grifon/Serang) dalam kancah Pertempuran Gazala (26 Mei s/d 21 Juni 1942). Foto diambil oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling di dekat wilayah Bir Hacheim (Libya) bulan Juni 1942


 Generaloberst Erwin Rommel (kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mengobservasi lapangan di dekat El Alamein (Mesir) sesampainya disana pada tanggal 18 Juni 1942 untuk melakukan pertemuan dengan Fliegerführer Afrika, General der Flieger Otto Hoffmann von Waldau. Berdiri nomor dua dari kiri adalah Oberst Fritz Bayerlein (kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), sementara di latar belakang kita bisa melihat sebuah mobil staff Horch serta Flak 88. Foto oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling


Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942, setelah sebuah serangan memutar yang brilian. Sekitar 33.000 orang prajurit Inggris dan Persemakmuran yang tertawan sehingga menjadikannya kekalahan terbesar kedua Inggris dalam Perang Dunia II setelah jatuhnya Singapura (80.000 orang yang tertawan)! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"


 Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi pangkalan Inggris tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942 (Bayerlein duduk di kiri sementara Rommel di kanan). Di sebelah kiri foto tampak terparkir sebuah Panzerbefehlswagen III Ausf.C/H (SdKfz. 266/267/268). Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"



 Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi pangkalan Inggris tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942). Latar belakang memperlihatkan suasana pelabuhan yang dipenuhi oleh kapal-kapal rusak tak terpakai hasil pemboman selama berbulan-bulan. Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"


 Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942. Disini sang Marsekal sedang berjalan di tengah diikuti oleh seorang perwira Italia di kiri dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di kanan. Di sebelah kanan foto terlihat "britische Kriegsgefangene" (tawanan Inggris) yang sedang duduk-duduk santai menunggu untuk dikirim ke kamp tawanan Jerman di garis belakang. Pada kenyataannya, cukup banyak pasukan dari negara lain yang ikut mempertahankan Tobruk dari serangan Jerman, termasuk dari Australia, Afrika Selatan, dan bahkan Cekoslowakia! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"



Generaloberst Erwin Rommel (kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (kedua dari kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942. Disini tampak sang Marsekal sedang menanyai seorang prajurit Afrikakorps dengan latar belakang pelabuhan tempat bersandar kapal. Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"


 Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") menerangkan sesuatu di peta kepada para prajurit Jerman dan Italia di Tobruk di hari kota tersebut jatuh ke tangan Jerman. Bertolak pinggang di sebelah kanan adalah Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), sementara di belakang mereka adalah Leutnant tak dikenal yang berasal dari unit Panzertruppen (terlihat dari pin tengkorak di kerahnya). Foto diambil tanggal 21-22 Juni 1942 oleh Kriegsberichter Otto dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"


 Foto ini diambil pada tanggal 22 Juni 1942 oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas sebuah mobil atap terbuka dalam inspeksi ke kota pelabuhan Tobruk yang baru diduduki oleh pasukan Jerman sehari sebelumnya. Di hari ini pula Rommel naik pangkat secara luar biasa dari Generaloberst menjadi Generalfeldmarschall sebagai penghargaan dari sang Führer untuk prestasinya tersebut


 Foto ini diambil pada tanggal 22 Juni 1942 oleh Kriegsberichter Valtingojer dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") sedang diwawancarai oleh PK-Tonberichter (reporter radio) Günther Halm mengenai Pertempuran Tobruk yang baru saja usai (dengan pihak Jerman yang keluar sebagai pemenangnya). Di tengah ikut menyimak Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps). Di hari ini pula Rommel naik pangkat secara luar biasa dari Generaloberst menjadi Generalfeldmarschall sebagai penghargaan dari sang Führer untuk prestasinya tersebut


Sumber :
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.commons.wikimedia.org

Foto Pertempuran Jembatan Remagen

$
0
0
Tiga orang perwira tinggi Wehrmacht yang bertanggungjawab terhadap pertahanan pasukan Jerman di wilayah Ruhr bulan Maret-April 1945, dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Walter Model (Oberbefehlshaber Heeresgruppe B), Generalleutnant Fritz Bayerlein (mit der Führung beauftrag LIII. Armeekorps), dan seorang perwira Panzertruppen tak dikenal yang disebut-sebut sebagai penanggungjawab pertahanan Jembatan Remagen. Setelah cari sana sini, saya menemukan bahwa unit tank Jerman yang bertugas di Remagen pada periode ini adalah Panzer-Regiment 15 yang merupakan bagian dari 11.Panzer-Division dan dipimpin oleh Major Jürgen Reichart. Saya tidak tahu apakah perwira di kanan adalah Major Reichart atau bukan, soalnya belum pernah nemu fotonya, dan apalagi ketemu orangnya


Sumber :
www.forum.axishistory.com

Foto S.S. Sturmbrigade R.O.N.A. (Brigade Kaminski)

$
0
0
Foto ini memperlihatkan tank-tank T-34 Soviet hasil rampasan milik Waffen-Sturm-Brigade "RONA" (Brigade Kaminski). Lokasi dan tanggal tidak diketahui. Waffen-Sturm-Brigade "RONA" adalah unit anti-Partisan yang anggotanya kebanyakan merupakan warga area otonomi Lokot di wilayah Soviet yang diduduki oleh pasukan Jerman (Hutan Bryansk). Pada pertengahan tahun 1943, jumlahnya telah membengkak menjadi 10-12 ribu prajurit dan dilengkapi dengan tank dan artileri hasil rampasan dari Rusia


Sumber :
www.online-instagram.com

Dijual! DVD Film Nazi - Neo Nazi dan Pasca Perang Dunia II

$
0
0
 Bagi para penggemar sejarah Perang Dunia II terutama yang berkaitan dengan Nazi Jerman, saya ingin membagi koleksi video-video film Nazi yang saya miliki. Untuk mendapatkannya, caranya sangat sederhana : Harga adalah 30 ribu/DVD, dan untuk pembelian 10 DVD ke atas maka diskon menjadi 25 ribu/DVD. Berhubung TIDAK ADA TAMBAHAN ONGKOS KIRIM, maka untuk di Jawa pemesanan minimal 2 DVD, sementara luar Jawa 4 DVD. Untuk pembayarannya bisa ditransfer ke rekening BCA dengan nomor 3770149389 atau Mandiri 9000003384550 (Sukabumi) atas nama ALIF RAFIK KHAN. Setelah itu, e-mail judul video yang anda inginkan (2 judul) ke alamat : alifrafikkhan@gmail.com atau ke HP 0856-2007755, plus alamat pengiriman. Pesanan akan dikerjakan setelah konfirmasi transfer diterima, dan pengiriman ke alamat tujuan menggunakan TIKI, JNE atau Pos biasa (tergantung lokasi). So, tunggu apa lagi? Pesan dari sekarang! BTW, harga dihitung per-keping DVD bukan per-judul. Untuk film yang mempunyai beberapa seri/DVD sudah saya cantumkan keterangannya.

Untuk daftar semua koleksi DVD film Nazi dilihat DISINI!



 AMERICAN HISTORY X (1998)
Kisah tentang seorang Neo-Nazi Amerika yang "bertobat" demi menyelamatkan adik tercintanya yang mengikuti jejaknya. Akting yang mengagumkan dari Edward Norton. Siap-siap deh ngeliat adegan sodomi disini! Teks Indonesia


APT PUPIL (1998)
Kisah persahabatan aneh antara seorang bocah ABG Amerika dengan pelarian Nazi yang memiliki identitas palsu. Persahabatan tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah thriller yang mencekam ala film-filmnya Stephen King. Teks Inggris



 BEASTLY SKINNING 2 (2010)
Film Serbia berjudul asli "Sisanje" ini menceritakan seorang pemuda sekolahan yang berotak jenius dalam matematika yang akhirnya terbawa menjadi Neo-Nazi Skinhead akibat pengaruh temannya. Dengan segera dia menjadi pemimpin yang disegani dan membawa teman-temannya ke arah konfrontasi melawan polisi dan kelompok Gipsi. Teks Indonesia




EUROPA (1991)
Tak lama seusai Perang Dunia II, seorang warganegara Amerika mengambil pekerjaan di industri perkeretaapian Jerman. Tapi dia kemudian menemukan kesulitan untuk bekerja dengan tenang saat orang-orang disana, yang masih mengalami traumatis pasca-perang, bersikap bermusuhan terhadapnya. Teks Inggris



THE ODESSA FILE (1974)
Setelah membaca buku harian seorang pria Yahudi tua yang bunuh diri, seorang jurnalis bernama Peter Miller mulai menyelidiki dugaan 'penampakan' mantan Kapten SS-yang memimpin sebuah kamp konsentrasi selama Perang Dunia II. Miller akhirnya membuat dirinya terlibat dengan organisasi yang berhubungan kuat dengan mantan anggota SS yang dinamakan Odessa, juga dengan dinas rahasia Israel. Miller lebih dalam menyelidiki dan akhirnya menemukan hubungan antara Kapten SS, Odessa, dan keluarganya sendiri. Di dalam buku file Odessa tertulis semua mantan SS yang telah berganti identitas untuk mengelabui dunia, dan akhirnya mereka semua bisa dibawa ke pengadilan militer karena buku tersebut. Teks Indonesia

Dijual! DVD Film Nazi - Front Skandinavia

$
0
0
Bagi para penggemar sejarah Perang Dunia II terutama yang berkaitan dengan Nazi Jerman, saya ingin membagi koleksi video-video film Nazi yang saya miliki. Untuk mendapatkannya, caranya sangat sederhana : Harga adalah 30 ribu/DVD, dan untuk pembelian 10 DVD ke atas maka diskon menjadi 25 ribu/DVD. Berhubung TIDAK ADA TAMBAHAN ONGKOS KIRIM, maka untuk di Jawa pemesanan minimal 2 DVD, sementara luar Jawa 4 DVD. Untuk pembayarannya bisa ditransfer ke rekening BCA dengan nomor 3770149389 atau Mandiri 9000003384550 (Sukabumi) atas nama ALIF RAFIK KHAN. Setelah itu, e-mail judul video yang anda inginkan (2 judul) ke alamat : alifrafikkhan@gmail.com atau ke HP 0856-2007755, plus alamat pengiriman. Pesanan akan dikerjakan setelah konfirmasi transfer diterima, dan pengiriman ke alamat tujuan menggunakan TIKI, JNE atau Pos biasa (tergantung lokasi). So, tunggu apa lagi? Pesan dari sekarang! BTW, harga dihitung per-keping DVD bukan per-judul. Untuk film yang mempunyai beberapa seri/DVD sudah saya cantumkan keterangannya.

Untuk daftar semua koleksi DVD film Nazi dilihat DISINI!




BEYOND THE BORDER (2011)
Enam orang prajurit Swedia menembus perbatasan dengan Norwegia (yang diduduki Jerman) demi menyelamatkan temannya yang disekap disana. Bagi yang senang adegan pertempuran di atas salju yang melibatkan pasukan ski dan Gebirgsjäger, film ini adalah jawabannya!Teks Indonesia
Viewing all 1111 articles
Browse latest View live