Quantcast
Channel: NAZI JERMAN
Viewing all 1111 articles
Browse latest View live

Volksdeutsche (Keturunan Jerman di Luar Negeri)

$
0
0
VOLKSDEUTSCHE BESSARABIA

 Setelah Tentara Merah Soviet menguasai wilayah Bessarabia pada tahun 1940, sebuah perjanjian tercipta antara Jerman dengan Uni Soviet (saat itu masih belum berperang), mengenai masalah relokasi orang-orang keturunan Jerman di wilayah tersebut ke Reich. Serbia, yang saat itu juga masih berteman dengan Jerman, membantu dengan menyediakan tempat penampungan sementara. Foto ini memperlihatkan saat Komisaris Persatuan Kultural Jerman-Swabia, Dr. Sepp Janko, memberikan pidato kepada rekan-rekan sebangsanya di sebuah kamp pengungsi di dekat Zemun, Yugoslavia, musim gugur tahun 1940. Di belakangnya adalah sebuah bendera hitam besar yang berisikan simbol-simbol pagan khas Nazi, dari kiri ke kanan: Wolfsangel (kebebasan), sekop (kerja keras), dan rune pria (kehidupan). Berdiri di dekat panggung adalah para etnis Jerman lokal, dengan anak-anak mereka yang memakai seragam hitam-putih dan memegang instrumen musik layaknya anggota Hitlerjugend. Saat tiba di Reich, para pengungsi ini kemudian menjadi obyek dari kontrol politik penguasa, dan sebagian besar dipekerjakan sebagai buruh kasar (dengan pria-pria dewasanya direkrut serta dikirim ke medan tempur). Dua tahun kemudian, Dr. Janko dan para pendukungnya juga "dipaksa" untuk memakai seragam Wehrmacht dan berangkat berperang - melawan negara yang pernah menampungnya: Yugoslavia

-----------------------------------------------------------------------------------

VOLKSDEUTSCHE POLANDIA

Dalam apa yang dinamakan sebagai "Koridor Polandia" di Tucheler Heide (wilayah diantara Tuchel dan Graudenz), bermukim banyak Volksdeutsche, yaitu etnis Jerman yang tinggal di luar negeri. Foto ini memperlihatkan saat Adolf Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht) menyempatkan diri untuk berhenti dari perjalanannya di wilayah tersebut pada tanggal 6 September 1939 untuk menyapa warga etnis Jerman yang tinggal disana. Warga setempat tentu saja sangat terkejut dan tidak menyangka jika "Sang Penyelamat Jerman" kini tiba-tiba berada begitu dekat dengan mereka! Sebagian dari mereka begitu gembira bertemu dengan Führer-nya sehingga sampai meneteskan air mata. Momen ini dengan jeli dimanfaatkan oleh Heinrich Hoffmann, fotografer pribadi Hitler, yang kemudian mengambil foto diatas dan menampilkannya dalam bukunya yang berjudul "Der Große Deutsche Feldzug gegen Polen" (Peperangan Akbar Jerman Melawan Polandia) dengan teks tambahan yang menyatakan bahwa mereka begitu bahagia karena telah dilepaskan dari tirani orang-orang Polandia selama bertahun-tahun. Di tengah adalah SS-Standartenführer Johann "Hans" Rattenhuber (Kommandeur Reichssicherheitsdienst), sementara perwira Luftwaffe di sebelah kanannya yang tertutup mukanya adalah Generalmajor Karl-Heinrich Bodenschatz (Verbindungsoffizier zwischen dem Oberbefehlshaber der Luftwaffe und dem Führerhauptquartier)


 Adolf Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht) menyempatkan diri untuk menyapa etnis Jerman di perantauan (Volksdeutsche) dalam perjalanannya melintasi Tucheler Heide (wilayah diantara Tuchel dan Graudenz), Polandia, 6 September 1939. Untuk identifikasi foto bawah: Perwira di belakang Hitler yang cemong wajahnya akibat asap dan debu perjalanan adalah SS-Gruppenführer Julius Schaub (Adjutant der SS beim Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht), sementara yang berdiri di tengah adalah SS-Standartenführer Johann "Hans" Rattenhuber (Kommandeur Reichssicherheitsdienst). Perwira Luftwaffe yang tersenyum lepas di kanan Rattenhuber adalah Generalmajor Karl-Heinrich Bodenschatz (Verbindungsoffizier zwischen dem Oberbefehlshaber der Luftwaffe und dem Führerhauptquartier). Foto oleh Heinrich Hoffmann


 Adolf Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht) menyempatkan diri untuk menyapa etnis Jerman di perantauan (Volksdeutsche) dalam perjalanannya melintasi Tucheler Heide (wilayah diantara Tuchel dan Graudenz), Polandia, 6 September 1939. Seorang wanita tua menyerahkan buket bunga dadakan - yang langsung diteruskan oleh Hitler kepada pesuruhnya (berpangkat SS-Hauptscharführer) yang berada di belakang. Berdiri di tengah adalah Hauptmann Gerhard Engel (Adjutant des Heeres beim Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht), sementara di sebelah kirinya adalah SS-Gruppenführer Dr.rer.pol. Otto Dietrich (Reichspressechef der NSDAP und Staatssekretär im Reichsministerium für Volksaufklärung und Propaganda). Meskipun tidak berperang sebagai perwira aktif dalam Perang Dunia II, tapi Dietrich adalah mantan prajurit Jerman dalam Perang Dunia I, dan di kancah tersebut dianugerahi Eisernes Kreuz I.Klasse (seperti yang terlihat dalam foto hasil jepretan Heinrich Hoffmann ini)


 Adolf Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht) disambut dengan meriah oleh warga Volksdeutsche saat tiba di lapangan udara Maslow (Polandia), tanggal 10 September 1939. Volksdeutsche adalah etnis Jerman yang tinggal di perantauan, dan banyak dari mereka yang menetap di Polandia Barat karena sebelumnya wilayah tersebut merupakan bagian dari Kekaisaran Jerman. Ketika pasukan Nazi menyerbu Polandia pada bulan September 1939, sebagian Volksdeutsche ini membantu para prajurit Wehrmacht secara langsung dengan jalan mensabotase fasilitas publik serta melakukan kekerasan terhadap warga etnik Polandia yang tinggal bersama dengan mereka. Yang paling militan diantaranya kemudian membentuk milisi yang dinamakan sebagai Selbstschutz. Organisasi ad-hoc ini nantinya dibubarkan pada awal tahun 1940 dan anggota-anggotanya disebar di Wehrmacht dan Waffen-SS


 Adolf Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht) disambut dengan meriah oleh warga Volksdeutsche (bangsa Jerman yang tinggal di luar negeri) saat tiba di lapangan udara Maslow (Polandia), 10 September 1939. Di tengah adalah Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur Führer-Begleit-Bataillon) yang bertanggungjawab terhadap keamanan sang Führer selama kunjungannya ke Polandia (4-26 September 1939 dan 5 Oktober 1939). Pada tanggal 10 September 1939 Hitler berkunjung ke Opole/Oppeln, Końskie dan Kielce, sementara pada 11 September dia berada di Tomaszów dan Illnau

-----------------------------------------------------------------------------------

VOLKSDEUTSCHE YUGOSLAVIA

 Divisi Prinz Eugen dibentuk pada bulan Maret 1942 dengan anggotanya kebanyakan adalah Volksdeutsche (keturunan Jerman yang tinggal di luar negeri) dari wilayah Yugoslavia dan Banat (bagian dari Vojvodina). Foto di atas memperlihatkan Volksdeutsche anggota militer Yugoslavia yang menyerah saat Jerman menyerbu negara tersebut. Mereka memakai armband swastika di lengannya dengan tujuan agar bisa dilepaskan secepatnya dari kamp tawanan


  Otto dan Stefan Bayer, etnis Jerman dari Novi Sad (Serbia), berpose bersama ibu tercinta mereka. Tak seperti kebanyakan Volksdeutsche lainnya yang berasal dari Yugoslavia, kedua bersaudara ini tidak direkrut kedalam salah satu divisi SS lokal, melainkan dikirim jauh ke utara di Finlandia untuk bergabung bersama dengan 6. SS-Gebirgs-Division "Nord". Otto mengakhiri perang sebagai tawanan Soviet, sementara Stefan gugur pada tahun 1944. Kini keturunan mereka juga tinggal di kota yang sama, Novi Sad, sebagai seniman dan penganut Kristen Ortodoks. Foto diambil di kota Serbia tersebut pada tahun 1943/1944

 -----------------------------------------------------------------------------------

RITTERKREUZTRÄGER

Leutnant Friedrich Bausch (6 Agustus 1915 - 21 April 1971) lahir di Schluckenau/Bohemia ketika wikayahnya masih menjadi bagian dari Kekaisaran Austro-Hungaria. Beberapa tahun kemudian tempat kelahirannya menjadi bagian dari Cekoslowakia dan Bausch menjadi seorang Volksdeutsche (Jerman Perantauan). Ketika Nazi Jerman menganeksasi negaranya pada tahun 1938, Bausch otomatis menjadi warga negara Jerman yang memenuhi syarat untuk menjadi anggota Wehrmacht, dan dia memilih Luftwaffe. Dalam Perang Dunia II dia terlibat dalam banyak aksi pertempuran, diantaranya yang paling menonjol adalah Pertempuran Kreta, Unternehmen Barbarossa, Pengepungan Leningrad, Pertempuran Sisilia, Pertempuran Monte Cassino, Pertempuran Normandia, Operation Cobra, Pertempuran Ardennes, dan Kantong Ruhr. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 12 Maret 1945 sebagai Leutnant dan Führer 3.Kompanie / Fallschirm-Pionier-Bataillon 5 / 5.Fallschirmjäger-Division / LXVI.Armeekorps / 5.Panzerarmee. Setelah perang usai dia menjadi ayah dari tiga orang anak dan bekerja di tempat penyewaan mobil. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (Januari 1942) und I.Klasse (Maret 1942); Fallschirmschützenabzeichen; Erdkampfabzeichen der Luftwaffe; Nahkampfspange in Silber; serta Deutsches Kreuz in Gold (1 Januari 1945)



Sumber :
Buku "Der Große Deutsche Feldzug gegen Polen" karya Heinrich Hoffmann
Buku "Mit Hitler in Polen" karya Heinrich Hoffmann
www.bandenkampf.blogspot.com
www.das-ritterkreuz.de

Foto 2. Unterseeboote-Lehrdivision (2. ULD)

$
0
0
  Meskipun pelabuhan-pelabuhan di Prusia Timur dan Barat biasanya tetap aktif beroperasi di musim dingin yang membekukan karena cuaca mereka yang lebih hangat dibandingkan dengan wilayah Jerman lainnya, tapi musim dingin tahun 1941-42 memecahkan semua rekor terdingin yang pernah ada. Pada pertengahan bulan Januari 1942, udara beku Siberia mengalir melewati wilayah-wilayah bertekanan tinggi diatas Rusia dan Eropa Utara. Hanya dalam waktu semalam, temperatur di pelabuhan-pelabuhan Baltik Prusia Timur dan Barat langsung anjlok sampai 20 derajat celcius di bawah nol! Tanpa ampun, perairan pun langsung membeku dalam waktu singkat, dan menjebak semua kapal yang berlabuh disana, termasuk sekumpulan U-boat yang berada di pangkalan pelatihannya. Flotilla-flotilla U-boat di Danzig, Pillau dan Gotenhafen dipaksa untuk menghentikan pelatihan praktis di dalam kapal selam. Kapitänleutnant (Ing.) Otto Elwert, seorang instruktur di 2. Unterseeboote-Lehrdivision (ULD, Divisi Pelatihan Kapal Selam Kedua) di Gotenhafen, mengabadikan keadaan sulit yang menimpa 22. U-Flottille di Gotenhafen-Oxhöft dengan menggunakan rol film berwarna Agfa. Foto-foto yang kemudian tercetak memperlihatkan kapal-kapal selam Kriegsmarine yang membeku di perairan es. Pada saat itu 22. U-Flottille memiliki 18 buah kapal latih: U-8, U-14, U-19, U-56, U-57, U-58, U-59, U-78, U-137, U-138, U-139, U-140, U-142, U-143, U-145, U-146, U-149, dan U-150 (semuanya berasal dari U-boat Tipe II, kecuali U-178 yang merupakan Tipe VIC). ULD Kedua sendiri dibentuk pada bulan Juni 1940 dan memulai operasional pelatihannya di pangkalan Gotenhafen pada tanggal 1 November 1940. Komandan pertamanya adalah Fregattenkapitän Werner Hartmann yang berusia 39 tahun dan telah dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 9 Mei 1940 setelah dengan sukses menjadi Kapten U-37. Hartman berasal dari Kru 21 dan usia serta kesuksesan yang telah diraihnya membuat dia menjadi seorang komandan unit pelatihan yang ideal. Tapi ternyata peranan barunya hanya berumur pendek, dan pada bulan November 1941 dia menyerahkan tongkat komando kepada Fregattenkapitän der Reserve Ernst Hashagen. Komandan kedua ini bukanlah berasal dari generasi baru para kapten U-boat berpengalaman, melainkan veteran Perang Dunia Pertama yang pernah menjadi Kapten UB-21 dan U-62 dalam perang tersebut. Unit lain yang berada di bawah komando 2. ULD adalah 22. U-Flottille dibawah pimpinan Korvettenkapitän Wilhelm Ambrosius. Flotilla ini, yang bertanggungjawab terhadap masalah pelatihan praktis, dibentuk pada bulan Januari 1940. 2. ULD bertanggungjawab terhadap masalah pelatihan dasar bagi awak U-boat serta kursus kepelatihan bagi para perwiranya. Para murid diajari mengenai masalah mesin, senjata dan torpedo di bangunan-bangunan khusus milik 2. ULD. Peraturan mensyaratkan bahwa pelatihan berlangsung selama 3-4 bulan, tapi bisa juga lebih singkat tergantung kondisi. Pada saat itu kebanyakan partisipannya tinggal di kapal-kapal penumpang milik 2. ULD yang mulai dipakai dari bulan November 1940. Kapal-kapal ini merupakan bekas kapal pesiar “Kraft durch Freude” (Kekuatan Lewat Kegembiraan) Wilhelm Gustloff, juga Hansa dan Oceana. Wilhelm Gustloff, yang sebelumnya dipakai untuk kepentingan militer sebagai kapal rumah sakit, kini menemukan tempat berlabuh permanen di Gotenhafen-Oxhöft. Setidaknya 1.000 orang anggota 2. ULD tinggal di kapal tersebut. Mayoritasnya merupakan peserta kursus, meskipun sebagian instruktur - golongan apa yang dinamakan sebagai "personil inti" - juga tinggal di kapal. Orang-orang U-boat ini makan sehari-hari di kapal, dan beberapa kegiatan penyegaran serta permainan diadakan demi menjaga agar kejenuhan tidak melanda (sebagai contoh, film dipertontonkan dua kali dalam sehari). Pada awalnya kapal-kapal ini menyediakan sendiri kebutuhan mereka akan tenaga, uap dan air, tapi dari sejak tahun 1943 sebuah pembangkit listrik tenaga uap disediakan di lepas pantai untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan dimaksud bagi ketiga kapal tersebut. Sebagian besar "personil inti" yang sudah menikah memilih untuk tinggal bersama keluarga mereka di beberapa buah apartemen yang berada di Gotenhafen 


Sumber :
Majalah "U-Boot im Focus" edisi no.2 - 2007

Foto Kamuflase Kapal Laut

$
0
0
Suasana pangkalan 22. Unterseeboots-Flottille (22. U-Flottille) di teluk pelabuhan Gotenhafen-Oxhöft yang membeku akibat cuaca ekstrim di musim dingin tahun 1941-42. Yang memakai skema kamuflase lima-warna di sebelah kiri adalah kapal pengawal U-boat "Erwin Wassner", sementara di sebelah kanannya adalah tiga buah U-boat latih Tipe II milik 22. U-Flottille yang terjebak di perairan beku tanpa sempat untuk menyelamatkan diri. Pengawal kapal selam tersebut mengawali karirnya di lautan sebagai "Gran Canaria" pada tanggal 21 Januari 1938, sebelum diambil alih hak kepemilikannya oleh Kriegsmarine di tahun yang sama. Setelah mendapat modifikasi yang diperlukan, pada tanggal 29 Maret 1939 dia operasional kembali dengan nama baru, "Erwin Wassner". Namanya sendiri diambil dari jagoan U-boat dalam Perang Dunia I yang juga adalah peraih Pour le Mérite, Erwin Wassner. Pada tahun 1930-an Wassner bertugas sebagai atase militer Jerman di London, dengan pangkat Konteradmiral, sebelum meninggal pada tahun 1937. Setelah Perang Dunia II pecah pada tahun 1939, F.d.U. (Führer der Unterseeboote) Karl Dönitz dan staff-nya memutuskan untuk menggunakan nama Erwin Wassner sebagai nama salah satu kapal komando Kriegsmarine, sampai dengan bulan November 1939 ketika staff operasi, yang telah direorganisasi ulang menjadi B.d.U. (Befehlshaber der Unterseeboote) di bulan Oktober sebelumnya, pindah markas ke Sengwarden yang terletak di dekat Wilhelmshaven. Kapitän zur See Hans-Georg von Friedeburg, Kepala Departemen B.d.U. yang bertanggungjawab terhadap masalah pasokan suplai bagi seluruh organisasi, menjadikan "Erwin Wassner" sebagai markas bergeraknya, termasuk saat kapal tersebut berlabuh di Gotenhafen-Oxhöft pada awal tahun 1942. Di malam tanggal 23-24 Juli 1944, "Erwin Wassner" ditenggelamkan oleh bom-bom pesawat Sekutu saat serangan udara malam yang dilancarkan oleh RAF Bomber Command di pelabuhan Kiel. Foto ini diambil oleh Kapitänleutnant (Ing.) Otto Elwert, seorang instruktur di 2. Unterseeboote-Lehrdivision (ULD, Divisi Pelatihan Kapal Selam Kedua) di Gotenhafen


Sumber :
Majalah "U-Boot im Focus" edisi no.2 - 2007

Foto Hasil Karya Kriegsberichter Gerhard Garms

$
0
0
 Foto berwarna ini diambil oleh Kriegsberichter Gerhard Garms pada tahun 1942, dan memperlihatkan siluet para personil U-boat saat bertugas di “Brückenwache” (Pengawas Jembatan) ketika lautan sedang bergelora. Kondisi samudera semacam ini dapat memberikan ancaman tersendiri bagi para Pengawas Jembatan bila dia tidak memperhitungkan tinggi ombak yang datang. Pengawasan keadaan sekitar di ruang terbuka seperti ini adalah salah satu tugas awak U-boat yang paling penting. Memperhatikan empat penjuru mata angin bagaikan sebuah "tugas suci", dimana nasib dan kesuksesan kapal selam tergantung padanya. Kecerobohan dalam hal ini dapat menimbulkan konsekuensi yang fatal. Pengawas Jembatan biasanya terdiri dari empat orang: satu perwira dan seorang lagi berdiri menghadap ke depan di menara pengawas, sementara satu bintara dan seorang lagi di belakang mereka. Dengan menggunakan teropong, setiap petugas jaga harus mengamati sektor bagian mereka yang telah ditentukan tanpa terhenti. Tiap lima menit sekali, masing-masing petugas harus memberikan laporan bahwa “Sektor ist frei melden” (sektor clear), bila memang begitu keadaannya. Peraturan melarang keras adanya percakapan antar petugas jaga. Laporan pengawasan harus dibuat dalam bahasa yang jelas dan tepat guna sambil menunjukkan jari ke arah yang dimaksud. Petugas jaga juga dilarang untuk merokok saat bertugas. Di wilayah dimana diperkirakan tak ada ancaman dari udara, awak U-boat lain diperbolehkan untuk ikut nongol di menara pengawas, sekedar untuk merokok, tapi tidak boleh lebih dari dua orang dalam sekaligus (di luar dari empat orang lain yang bertugas jaga). Di malam hari, merokok di menara pengawas sama sekali terlarang. Brückenwache diharapkan untuk lebih waspada lagi di wilayah-wilayah dimana potensi ancamannya sangat besar (Bay of Biscay dan Laut Utara), serta dalam situasi-situasi khusus. Termasuk diantara yang terakhir adalah saat kapal berhenti, senjata dek digunakan, berpapasan dengan kapal selam lain, serta dilamgsungkannya interogasi awak kapal musuh yang selamat. Pada saat-saat semacam ini, perhatian Brückenwache dengan mudah dapat teralihkan, sehingga berakibat pada terpecahnya konsentrasi. Bahaya serangan dadakan muncul terutama pada situasi tersebut. Karena efek cahaya matahari yang menyilaukan, para Petugas Jaga juga diwajibkan untuk mengenakan kacamata hitam ketika sang surya berada di kuadran mereka. Para petugas ini diganti setiap dua atau empat jam sekali, dengan interval masa pergantian tiap lima menit selama satu jam penuh. Hal ini untuk mencegah agar tidak terlalu banyak orang berada di menara pengawas saat tiba-tiba harus menyelam (crash dive), dan juga untuk memberi waktu bagi Petugas Jaga yang baru untuk beradaptasi dengan kegelapan atau cahaya. Khusus untuk malam hari, 15 menit sebelum waktu pergantian, Petugas Jaga baru terlebih dahulu memakai kacamata infra merah di bawah dek. Petugas Jaga lama hanya boleh pergi manakala yang menggantikannya sudah beradaptasi selama beberapa menit dengan lingkungan sekitarnya. Peraturan mensyaratkan bahwa Perwira Pengawas dan Petugas Jaga terbaik bekerja di waktu-waktu yang dianggap paling berbahaya. Penugasan Petugas Jaga sendiri merupakan kewenangan penuh dari kapten kapal. Saat laut bergelora dengan ombak tinggi mencapai menara pengawas, pekerjaan pengawasan semacam ini menjadi sebuah tugas yang menuntut kemampuan maksimal dari para awak U-boat. Bila angin, udara dingin, hujan atau kabut ikut hadir, maka orang-orang ini kadangkala sudah dalam keadaan lelah luar biasa saat tiba waktunya untuk diganti. Dalam kondisi alam yang tidak bersahabat tersebut, sang kapten biasanya memerintahkan para Petugas Jaga untuk memakai sabuk pengaman, yang dapat mencegah mereka terbawa ombak besar. Sabuk ini hanya bisa dilepas juga atas perintah kapten. Pintu keluar di menara pengawas selalu dalam keadaan tertutup apabila ombak sedang tinggi agar air tidak masuk ke dalam. Tanpa Brückenwache yang efisien, maka sebuah U-boat mempunyai kemungkinan yang kecil untuk selamat atau sukses dalam misinya


Foto berwarna ini diambil oleh Kriegsberichter Gerhard Garms pada tahun 1942, dan memperlihatkan saat “Brückenwache" (Pengawas Jembatan) sedang bekerja mengawasi kondisi sekitar tak lama setelah usainya badai lautan yang ganas. Mereka masih mengenakan jaket dan topi karet anti air yang merupakan perlengkapan wajib di saat kondisi laut sedang tidak bersahabat. Selain dari empat pengawas yang merupakan jumlah standar saat bertugas, terlihat pula seorang Obersteuermann (Kelasi Pertama) yang berada di balik periskop, sedang mempersiapkan alat sekstan (alat navigasi untuk menentukan sudut antara kapal dengan benda-benda lain, baik benda-benda di darat maupun benda angkasa) untuk keperluan “Sonne zu Schießen” (melihat matahari). Dia bertanggungjawab untuk keakuratan navigasi kapal dan memanfaatkan setiap kesempatan yang tersedia untuk melihat posisi matahari demi menentukan arah kapalnya. Hanya sang Obersteuermann dan Kapten Kapal yang boleh menuliskan posisi serta arah U-boat mereka menuju. Foto berwarna ini juga memperlihatkan detail menarik yang tidak mungkin didapatkan dari foto hitam-putih biasa: beragam warna berbeda dari jaket karet yang mereka kenakan, dari krem sampai ke hijau pucat dan hijau gelap


Sumber :
Majalah "U-Boot im Focus" edisi no.3 - 2008

Foto Pakaian dan Perlengkapan Jerman Hasil Rampasan

$
0
0

Foto terkenal yang memperlihatkan Private James W. "Jim" Flanagan (14 Maret 1923 - 8 Desember 2005), CoC 2nd platoon/502nd Parachute Infantry Regiment/101st Airborne Division, sedang memegang bendera Swastika hasil rampasan yang diambil di Marmion, Prancis, di pagi hari pertama serbuan Sekutu ke Normandia (6 Juni 1944)


Setelah pertempuran usai, para pemenang dari 3/502nd Parachute Infantry Regiment memamerkan hasil rampasan mereka: sebuah bendera Swastika! Dari kiri ke kanan: Lieutenant Colonel Robert G. Cole, 1st Sergeant Hubert Odom (DSC, G/502), Staff Sergeant Robert P. O'Reilly (HQ, 3/502), dan Major John P. Stopka (XO, 3/502)



Sumber :Buku "101st Airborne: The Screaming Eagles in World War II" karya Mark Bando

Foto 369. (Kroatische) Infanterie-Division "Teufels-Division"

$
0
0
 Fall Schwarz, 20 Mei 1943: Para legiuner Kroasia yang merupakan anggota dari 369. (Kroatische) Infanterie-Division "Teufels-Division" dengan terburu-buru membawa rekan mereka yang terluka dalam pertempuran melawan pasukan Partisan Yugoslavia di lembah Ćehotina yang terletak di dekat Gradac (Pljevlja). Dengan dukungan penuh kekuatan udara, divisi yang anggotanya sebagian besar adalah sukarelawan Kroasia tersebut berhasil memukul mundur kekuatan musuh yang berasal dari 6. Istočnobosansku Brigadu (Brigade Bosnia Timur ke-6), 3. Dalmatinsku Brigadu (Brigade Dalmatia ke-3), dan 7. Banijsku Brigadu (Brigade Banija ke-7)


Sumber :
www.bandenkampf.blogspot.com

Foto Fall Schwarz (15 Mei 1943 - 16 Juni 1943)

$
0
0
 Fall Schwarz, 20 Mei 1943: Para legiuner Kroasia yang merupakan anggota dari 369. (Kroatische) Infanterie-Division "Teufels-Division" dengan terburu-buru membawa rekan mereka yang terluka dalam pertempuran melawan pasukan Partisan Yugoslavia di lembah Ćehotina yang terletak di dekat Gradac (Pljevlja). Dengan dukungan penuh kekuatan udara, divisi yang anggotanya sebagian besar adalah sukarelawan Kroasia tersebut berhasil memukul mundur kekuatan musuh yang berasal dari 6. Istočnobosansku Brigadu (Brigade Bosnia Timur ke-6), 3. Dalmatinsku Brigadu (Brigade Dalmatia ke-3), dan 7. Banijsku Brigadu (Brigade Banija ke-7)


Sumber :

Foto Pegunungan dan Bukit Batu

$
0
0
Para prajurit dari I.Bataillon / SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 2 / SS-Freiwilligen-Division "Prinz Eugen" berlatih memanjat gunung di salah satu tempat di Serbia, bulan November 1942. Hanya beberapa minggu sebelumnya, dalam aksi tempur pertama mereka, batalyon ini sudah melakukan tindakan kekejaman terhadap warga sipil (termasuk diantaranya adalah yang terjadi di Kriva Reka, dimana mereka meledakkan sekelompok orang dalam sebuah gereja!). Foto ini terbilang langka karena memperlihatkan komandan mereka, SS-Sturmbannführer Richard Kaaserer (nongkrong di atas bebatuan tanpa mengenakan topi), yang nantinya tercatat dalam sejarah sebagai salah satu kriminal paling buas di medan perang Yugoslavia dalam Perang Dunia II! Di luar dari kegiatan "rutin" menyiksa warga sipil tak berdosa, Kaaserer juga berulangkali menyiksa prajuritnya sendiri, dan pernah diajukan ke mahkamah militer SS karena masalah ini! Dia dituduh telah memukul, menendang dan mencambuk anakbuahnya saat pelatihan sedang berlangsung; menggilas salah satu dari mereka menggunakan kuda; menahan satu kompi penuh dalam posisi "siaga" dibawah terik matahari sampai beberapa diantaranya jatuh pingsan; dan bahkan menembak salah seorang diantaranya! Pengadilan SS menyatakan bahwa kekejiannya bersumber dari ketidakstabilan mentalnya (sesuatu yang dianggap bukan masalah serius) - dan Kaaserer diizinkan untuk melanjutkan karirnya di Yugoslavia, sampai akhirnya menjadi SS- und Polizeiführer (SSPF) Sandschak dengan pangkat SS-Oberführer. Sikap brutal serta memandang rendah terhadap anakbuahnya sendiri - yang kebanyakannya berasal dari kalangan petani - kemungkinan besar berimbas pada kekejaman batalyon pimpinan Kaaserer terhadap warga sipil yang mengikuti kemudian (seperti yang saama diketahui: kekerasan hanya akan berujung pada kekerasan lainnya). Bisa dibilang bahwa sang Bataillonkommandeur dan anakbuahnya adalah yang paling bertanggungjawab terhadap reputasi kriminal dari Divisi "Prinz Eugen", reputasi yang nantinya malah diperburuk oleh unit-unit lainnya, dan yang sampai sekarang dicatat dengan tinta hitam sejarah. Kaaserer menemui akhir hidupnya saat digantung di Beograd (Yugoslavia) pada bulan Januari 1947. Foto oleh SS-Kriegsberichter Homann 


Sumber :
www.bandenkampf.blogspot.com

Foto Kejahatan Perang Nazi dan Wehrmacht

$
0
0
Para prajurit dari I.Bataillon / SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 2 / SS-Freiwilligen-Division "Prinz Eugen" berlatih memanjat gunung di salah satu tempat di Serbia, bulan November 1942. Hanya beberapa minggu sebelumnya, dalam aksi tempur pertama mereka, batalyon ini sudah melakukan tindakan kekejaman terhadap warga sipil (termasuk diantaranya adalah yang terjadi di Kriva Reka, dimana mereka meledakkan sekelompok orang dalam sebuah gereja!). Foto ini terbilang langka karena memperlihatkan komandan mereka, SS-Sturmbannführer Richard Kaaserer (nongkrong di atas bebatuan tanpa mengenakan topi), yang nantinya tercatat dalam sejarah sebagai salah satu kriminal paling buas di medan perang Yugoslavia dalam Perang Dunia II! Di luar dari kegiatan "rutin" menyiksa warga sipil tak berdosa, Kaaserer juga berulangkali menyiksa prajuritnya sendiri, dan pernah diajukan ke mahkamah militer SS karena masalah ini! Dia dituduh telah memukul, menendang dan mencambuk anakbuahnya saat pelatihan sedang berlangsung; menggilas salah satu dari mereka menggunakan kuda; menahan satu kompi penuh dalam posisi "siaga" dibawah terik matahari sampai beberapa diantaranya jatuh pingsan; dan bahkan menembak salah seorang diantaranya! Pengadilan SS menyatakan bahwa kekejiannya bersumber dari ketidakstabilan mentalnya (sesuatu yang dianggap bukan masalah serius) - dan Kaaserer diizinkan untuk melanjutkan karirnya di Yugoslavia, sampai akhirnya menjadi SS- und Polizeiführer (SSPF) Sandschak dengan pangkat SS-Oberführer. Sikap brutal serta memandang rendah terhadap anakbuahnya sendiri - yang kebanyakannya berasal dari kalangan petani - kemungkinan besar berimbas pada kekejaman batalyon pimpinan Kaaserer terhadap warga sipil yang mengikuti kemudian (seperti yang saama diketahui: kekerasan hanya akan berujung pada kekerasan lainnya). Bisa dibilang bahwa sang Bataillonkommandeur dan anakbuahnya adalah yang paling bertanggungjawab terhadap reputasi kriminal dari Divisi "Prinz Eugen", reputasi yang nantinya malah diperburuk oleh unit-unit lainnya, dan yang sampai sekarang dicatat dengan tinta hitam sejarah. Kaaserer menemui akhir hidupnya saat digantung di Beograd (Yugoslavia) pada bulan Januari 1947. Foto oleh SS-Kriegsberichter Homann 


Sumber :
www.bandenkampf.blogspot.com

Buku Batalion Panzer Jerman karya Joseph Lebani

$
0
0

Penulis : Joseph Lebani
Penerbit : Narasi (Bukit)
ISBN : 9789791684934
Terbit pertama : 15 Agustus 2016
Ketebalan : 528 halaman
Ukuran : 19 x 26 cm
Berat : 1,2 kilogram
Sampul : Soft cover

Pada masa Perang Dunia II pihak Jerman membentuk satuan-satuan tank berat setingkat batalyon yang biasa dinamakan sebagai schwere Panzer-Abteilung (Detasemen Tank Berat). Unit ini diperkuat oleh Panzerkampfwagen VII Tiger dan Königstiger sebagai senjata utama. Dengan meriam kaliber 88mm, bisa dibilang bahwa "monster-monster" ini hampir tak ada tandingannya dalam pertempuran melawan tank-tank Sekutu dan Rusia. Dari tahun 1942 s/d 1945, tercatat ada 13 buah batalyon yang dibentuk, 10 dari Heer (schwere Panzer-Abteilung 501 s/d 510) dan 3 dari Waffen-SS (schwere SS Panzer-Abteilung 501/101 s.d 503/103). Bukti ketangguhannya yang luar biasa adalah bahwa, batalyon-baatalyon ini mampu menghancurkan 9.850 tank musuh, sementara hanya kehilangan 1.715 tank milik sendiri - itupun kebanyakan rusak karena masalah mesin ataupun kehabisan bahan bakar. Ini berarti bahwa untuk memusnahkan satu tank berat Jerman, dibutuhkan 5-6 tank musuh yang menjadi "tumbal" untuk melakukannya!

Batalyon-batalyon ini menghasilkan pula jagoan-jagoan perang yang jempolan, yang mampu menghancurkan puluhan atau ratusan tank musuh (baik sebagai komandan tank ataupun penembak meriam). Nama-nama seperti Michael Wittmann, Otto Carius, Kurt Knispel, Bobby Woll dan lain-lain akan selamanya tercatat dalam sejarah sebagai master-master pertempuran tank yang mampu memaksimalkan kemampuan mesin perang mereka yang luar biasa.

Semua itu dibahas secara mendetail dalam buku karangan teman saya Joseph Lebani ini. Mulai dari pembentukannya, hari-perhari operasi serta nasibnya di akhir perang dikupas tuntas tas. Tidak lupa pula ratusan ilustrasi yang menghiasi hampir setiap halaman, yang membantu para pembacanya dalam "mencerna" isi buku, membuat kegiatan membaca buku ini menjadi sesuatu yang menyenangkan dan tidak menjemukan. Setiap halamannya akan membuat Anda seolah menyaksikan langsung detail peristiwa yang terjadi di berbagai medan tempur, hingga terlihat jelas kelebihan, kekurangan, serta perbedaan-perbedaan formasi, taktik, dan kemampuan manuver antara tank Sekutu dengan tank Jerman dalam Perang Dunia II, perang terbesar dalam sejarah dunia modern.

Bila anda berminat untuk memilikinya, maka bisa membeli di toko-toko buku setempat semisal Gramedia dan Gunung Agung, atau bisa juga menghubungi langsung pengarangnya di FACEBOOK beliau. Yang jelas, ini buku WAJIB para penikmat sejarah Perang Dunia II, khususnya pihak Axis dan Jerman!




Foto Yugoslavia di Masa Pendudukan Jerman (1941-1945)

$
0
0
Jermanisasi di wilayah Spodnja Štajerska (Styria Bawah/Lower Styria/Untersteiermark): para anggota dari Schutzpolizei (Security Police) dan Ordnungspolizei (Order Police) - bagian dari Höhere SS- und Polizeiführer Alpenland - mengambil dengan paksa anak-anak dari ibu mereka yang putus as di wilayah Celje, Yugoslavia (di halaman sekolah yang sekarang bernama I osnovne škole). Anak-anak itu akan dibawa ke kamp-kamp di Reich untuk dididik ulang dan dibesarkan sebagai orang-orang Jerman. Foto diambil oleh Josip Pelikan pada bulan Agustus 1942


Sumber :
www.bandenkampf.blogspot.com

Foto Partisan Yugoslavia

$
0
0
 Foto ini memperlihatkan saat seorang perempuan anggota Partisan yang tertangkap oleh Jerman, Rajna Radić, mengkhianati rekan seperjuangannya dengan memberikan informasi kepada para penangkapnya. Berdasarkan sumber propaganda Jerman, dia bahkan menawarkan diri untuk memperlihatkan lokasi persembunyian teman-temannya dengan berkata: "Disanalah mereka, di lembah itu. Aku akan menunjukkannya sendiri pada kalian!" Rajna Radić tertangkap oleh prajurit-prajurit dari 7. SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division "Prinz Eugen" (di sebelah kiri) dan Grenadier-Regiment 92 (di belakang, memakai tropenmütze). Foto diambil pada tahun 1944 di wilayah Bosnia-Herzegovina (Yugoslavia) 


Sumber :
www.bandenkampf.blogspot.com

Koleksi Lukisan Karya Canaletto

$
0
0

Giovanni Antonio Canal (18 Oktober 1697 - 19 April 1768), yang lebih dikenal sebagai "Canaletto" (Canal Kecil), adalah pelukis Italia abad ke-18 yang terkenal melalui karya-karya landscape, atau vedute, dari Venesia. Dia adalah anak dari Bernardo Canal yang juga adalah seorang pelukis. Canaletto tinggal di Inggris selama periode 1746-56 dan menciptakan banyak pula lukisan pemandangan disana - meskipun popularitas serta kualitasnya disebut-sebut kalah jauh bila dibandingkan dengan karya-karya awalnya semasa di Venesia. Canaletto mempunyai kelebihan khusus dimana lukisan-lukisannya dianggap menampilkan "pemandangan perkotaan yang menggugah". Karyanya yang paling terkenal adalah "The Stonemason´s Yard" (Halaman Tukang Batu), yang dibuat pada tahun 1725. Lukisan ini kemudian dipersembahkan untuk Sir George Beaumont pada tahun 1823/8. Canaletto, bersama dengan Giambattista Pittoni, Giovan Battista Tiepolo, Giovan Battista Piazzetta, Giuseppe Maria Crespi dan Francesco Guardi, tergabung dalam kelompok pelukis Venesia terkemuka pada masanya

------------------------------------------------------------------------


 San Cristoforo, San Michele and Murano from the Fondamenta Nuove (1722-23)


Grand Canal, Looking Northeast from Palazo Balbi toward the Rialto Bridge (1723-24)


 Grand Canal, Looking East from the Campo San Vio (1723-24)
 
 
 Piazza San Marco (1723-24)


Rio dei Mendicanti (1723-24)


 The Grand Canal, Looking North-East from Palazzo Balbi to the Rialto Bridge (1724)


 The Grand Canal with the Rialto Bridge in the Background (1724-25)


 The Stonemason's Yard (1725)


 Bucentaur's return to the pier by the Palazzo Ducale (1727-29)


The Entrance to the Grand Canal, Venice (1730) 


 Piazza San Marco with the Basilica, Venice (1730-34)


 View of the entrance to the Venetian Arsenal (1732)


The Grand Canal from Palazzo Flangini to Campo San Marcuola (1738)


Rome: Ruins of the Forum, Looking towards the Capitol (1742)


 London: Seen Through an Arch of Westminster Bridge (1746-47)


 Westminster Bridge, with the Lord Mayor's Procession on the Thames (1747)


Westminster Abbey (1749)


 The Strand front of Northumberland House (1752)


Sumber :
www.canalettogallery.com
www.en.wikipedia.org
www.wga.hu

U-595

$
0
0
Meskipun foto yang ditampilkan disini bukanlah dari jenis yang mempunyai kualitas mumpuni, tapi dia tetap merupakan salah satu dari foto berwarna asli super langka yang memperlihatkan penampakan pasukan kapal selam Jerman dalam Perang Dunia II. Foto ini kemungkinan besar diambil pada saat pengujian crash dive (selam cepat) di Laut Baltik pada bulan November 1941. Diambil dari dek U-595, terlihat kapal selam lain yang memakai emblem putih UAK (Unterseebootsabnahmekommando) di atas menara pengawasnya, sedang berlayar menuju fjord Kiel. Emblem putih UAK sendiri hanya disematkan di kedua belah sisi menara pengawas selama berlangsungnya ujicoba ketahanan U-boat. Setelah lolos ujicoba UAK pada tanggal 11 Desember 1941, U-595 berangkat menuju Agru-Front (Hela) di perairan dalam Teluk Danzig untuk menjalani pelatihan lanjutan yang berlangsung dari tanggal 12 s/d 22 Desember 1941. Lalu, tanggal 23 Desember-nya, kapal selam tersebut bergabung dengan 8. Unterseebootsflottille (8th Submarine Flotilla) di Königsberg. Bersama Flotila ini, yang pada bulan Februari 1942 pindah ke pangkalan baru di Danzig, U-595 menjalani serangkaian ujicoba selam kedalaman, pengukuran kecepatan, antisipasi bom barel, perbaikan kerusakan, penembakan torpedo siang dan malam hari, serta pelatihan penggunaan senjata dek. Tes-tes tersebut, yang berlanjut sampai dengan tanggal 31 Juli 1942, mencakup juga beberapa pelatihan taktis di darat. Tes terakhir adalah sesi monitor suara yang dilangsungkan di Rönne/Bornholm. U-595 sendiri dibuat oleh Blohm & Voss di Hamburg. U-boat dari Tipe VIIC ini kemudian mulai bertugas pada tanggal 6 November 1941 dengan komandan pertamanya adalah Oberleutnant zur See Jürgen Quat-Faslem. Dari Hamburg, U-595 berlayar menyusuri sungai Elbe dan Kanal Kaiser-Wilhelm sampai ke Laut Baltik. Perjalanan pertama ini bukannya tanpa kendala, dan kapal selam tersebut beberapa kali membawa serta pilot Luftwaffe untuk membantu dalam masalah navigasi. Setelah tiba di Kiel, U-595 menjalani 14 hari ujicoba UAK, yang diantaranya adalah tes selam kedalaman, penggunaan kompas gyro, dan pengawasan suara kapal oleh UAG-Schall di Sonderburg, Denmark. Mikrofon bawah-air menangkap suara yang dikeluarkan oleh kapal selam tersebut, yang berlayar dalam kecepatan yang berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk membuat U-595 lebih sulit untuk dideteksi manakala dia sudah mulai bertugas


Foto ini diambil pada bulan Januari/Februari 1942 di salah satu pangkalan pelatihan U-boat di Teluk Danzig, dan memperlihatkan Obersteuermann Georg Schwarz sedang bertugas di depan menara pengawas U-595. Kita bisa melihat dengan jelas emblem "Frosch" (Kodok) dari U-595 yang didesain dan dicat oleh 1. Wachtoffizier (Perwira Pengawas Pertama) Leutnant zur See Friedrich Kaiser saat kapal selam tersebut masih menjalani serangkaian ujicoba di Agru-Front. Pada tanggal 14 November 1942, U-595 rusak berat setelah mendapat serangan bom Sekutu di lepas pantai Oran di Mediterania, sehingga pada akhirnya terpaksa ditenggelamkan oleh awaknya sendiri demi menghindari jatuh ke tangan musuh. Dua awaknya gugur, sementara sisanya menjadi tawanan perang 


Sumber :
Majalah "U-Boot im Focus" edisi no.4 - 2008

SS-Gruppenführer Karl-Gustav Sauberzweig (1899-1946), Komandan Divisi Handschar

$
0
0

Album foto Karl-Gustav Sauberzweig bisa dilihat DISINI
Oleh : Alif Rafik Khan

Nama lengkap: Karl-Gustav Sauberzweig
Panggilan/julukan: Schnellchen (Si Cepat)
Lahir: 1 September 1899 di Wissek, Posen (Jerman)
Meninggal: 20 Oktober 1946 di Kamp Neuengamme, Bergedorf, Hamburg (Jerman)
Nomor keanggotaan NSDAP: Tidak diketahui
Nomor keanggotaan SS: Tidak diketahui
Gelar akademis: Tidak diketahui
Anggota keluarga: Dr. Joachim Sauberzweig (ayah); Erna Giese (istri, menikah tanggal 15 Desember 1924); Dieter Sauberzweig (anak, lahir tanggal 17 November 1925)
Ciri fisik: Tidak diketahui

Beförderungen (Promosi):
28.09.1916 Fahnenjunker
17.05.1917 Fähnrich
25.08.1917 Leutnant (ohne Patent)
00.05.1919 Leutnant
01.04.1925 Oberleutnant
01.04.1933 Hauptmann im Generalstab
01.10.1936 Major im Generalstab
01.03.1938 Oberstleutnant im Generalstab
01.02.1942 Oberst im Generalstab
01.08.1943 SS Oberführer
01.10.1943 SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS
21.06.1944 SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS
00.01.1945 Generalleutnant (Wehrmacht)

Karriere (Karir):
28.09.1916 - 00.11.1918 Bergabung dengan Königlich Preußische Armee dan ditempatkan di 2. Brandenburgisches Grenadier-Regiment "Prinz Karl von Preußen" Nr. 12
15.05.1919 - 07.02.1920 Ordonanzoffizier di Reichswehr-Infanterie-Regiment 54
07.02.1920 - 30.09.1920 Bataillon-Adjutant di Reichswehr-Infanterie-Regiment 10
30.09.1920 - 01.06.1922 Zugführer di MG-Kompanie / 3. (Preußische) Infanterie-Regiment
01.06.1922 - 00.00.1924 Zugfuhrer di 3.Kompanie / 8. (Preußische) Infanterie-Regiment
00.00.1924 - 00.00.1927 Kompanieoffizier di 8.(MG) Kompanie / 8. (Preußische) Infanterie-Regiment
00.00.1927 - 00.00.1928 Kompanieoffizier di 4.(MG) Kompanie / 8. (Preußische) Infanterie-Regiment
00.00.1928 - 30.09.1930 Ordonanzoffizier dan Signaloffizier di 8. (Preußische) Infanterie-Regiment
01.10.1930 - 01.07.1933 Staboffizier di 3. Division (Reichswehr) 
00.03.1932 - 01.04.1933 Terlibat dalam kecelakaan udara dan menderita patah tulang berat sehingga harus absen untuk sementara dari dinas kemiliteran
01.04.1933 - 01.10.1934 Führergehilfenausbildung Abteilung D / Artillerieschule Jüterbog
01.10.1934 - 30.06.1935 Lehrer zur Heeres- und Luftwaffen-Nachrichtenschule
01.08.1935 - 15.10.1935 Kompaniechef di Nachrichten-Abteilung Potsdam A
15.10.1935 - 00.00.1936 Kompaniechef di Nachrichten-Abteilung 43
00.00.1936 - 01.04.1938 Quartiermeister für Nachschub und Versorgung (Ib) XI. Armeekorps
01.04.1938 - 25.09.1939 Quartiermeister für Nachschub und Versorgung (Ib) XVII. Armeekorps
25.09.1939 - 17.12.1939 Ausbildungsabteilung vom Generalstab des Heeres
17.12.1939 - 01.06.1941 Erster Generalstabsoffizier für Führung und Ausbildung (Ia) XI. Armeekorps
01.06.1940 - 00.00.1940 Terluka dalam pertempuran di sebelah tenggara Dunkirk
01.05.1941 - 18.08.1941 Kommandeur Infanterie-Regiment 466 / 257.Infanterie-Division
18.08.1941 - 19.08.1941 Dirawat di rumah sakit setelah terkena pecahan ledakan bom di bagian matanya. Sebagai akibatnya, Sauberzweig kehilangan penglihatan di mata kanannya
00.10.1941 - 14.01.1942 Kommandeur Infanterie-Regiment 306 / 211.Infanterie-Division
01.05.1942 - 01.11.1942 Kommandeur Infanterie-Ersatz-Regiment 131
01.11.1942 - 01.08.1943 Chef des Stabes in der Inspektion des Erziehungs- und Ausbildungswesens
01.08.1943 - 09.08.1943 Dipindahkan ke Waffen-SS dan mendapat pangkat SS-Oberführer
09.08.1943 - 19.06.1944 Kommandeur Kroatische SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division, yang kemudian berganti nama menjadi 13. SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division (Kroatien) pada bulan Oktober 1943, dan 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) bulan Mei 1944
21.06.1944 - 15.11.1944 Kommandierender General IX. Waffen-Gebirgs-Armeekorps der SS
15.11.1944 - 00.01.1945 Führerreserve der Waffen-SS im Führungshauptamt
00.01.1945 - 00.03.1945 Setelah berbeda pendapat dengan Heinrich Himmler dan Hans Jüttner, Sauberzweig ditransfer balik ke Heer dengan pangkat Generalleutnant
00.03.1945 - 26.04.1945 General z.b.V. bei der Heeresgruppe H
26.04.1945 - 00.05.1945 Stellvertreter Kommandierender General XVII. Armeekorps und Kommandeur Korps Sauberzweig

Orden und Ehrenzeichen (Medali dan Penghargaan):
00.00.19__ 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse
00.00.19__ 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse
00.00.1918 Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz
00.00.193_ 1914-1918 Ehrenkreuz für Frontkämpfer
00.00.19__ 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse 
00.00.19__ 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse
00.00.1941 Verwundetenabzeichen in Gold
00.00.19__ Bulgarian Order of Military Merit, 3rd Class with War Decoration Wreath

Aufzeichnungen (Catatan):
* Fasih berbahasa Spanyol
* "Seorang pemimpin pasukan yang teruji dari masa mudanya, Sauberzweig telah menjadi komandan kompi dan mendapatkan Eisernes Kreuz I.Klasse pada saat usianya baru menginjak 18 tahun. Dia juga mempunyai reputasi sebagai seorang organisator yang luar biasa. Determinasinya yang tak mengenal lelah dan etos kerjanya yang sempurna membuat dia dijuluki sebagai Schnellchen (Si Cepat)." - George Lepre dalam buku "Himmler's Bosnian Division: The Waffen-SS Handschar Division 1943–1945"
* Kehilangan penglihatan di mata kanannya dalam Unternehmen Barbarossa saat masih menjadi perwira Heer.
* Dari hari pertama masa tugasnya sebagai komandan Divisi SS Handschar, Sauberzweig memperlakukan anakbuahnya - yang sebagian besar adalah muslim - selayaknya anak sendiri. Mantan prajurit Handschar, Dzemal Ibrahimovic, mengenang 50 tahun kemudian bahwa sang Divisionskommandeur seringkali memanggil mereka sebagai "anak-anak".
* Sauberzweig menyerahkan diri pada Sekutu Barat pada bulan Mei 1945, dan pada tanggal 26 September 1946 menyerahkan laporan tertulis yang berisi pengalamannya selama menjabat sebagai komandan Divisi Handschar. Laporan tersebut ditulisnya sewaktu menjadi tawanan Inggris di Preetz, Schleswig-Holstein. Manuskrip yang tak pernah dipublikasikan ini kemudian menjadi salah satu dokumen penting mengenai sejarah Divisi Handschar. Sauberzweig bunuh diri dengan menelan pil sianida pada tanggal 20 Oktober 1946 saat dipenjara di Civil Internment Camp No. 6 (bekas Kamp Konsentrasi Neuengamme), tak lama setelah mengetahui bahwa dia akan diekstradisi ke Yugoslavia dan menghadapi sidang pengadilan disana yang terkenal kejam.
* Anaknya, Professor Dr. Dieter Sauberzweig, setelah perang kemudian menjadi seorang Kulturpolitiker (komentator kultur politik) Jerman terkemuka.


Sumber :
Buku "Himmler's Bosnian Division: The Waffen-SS Handschar Division 1943–1945" karya George Lepre 

Foto Hasil Karya SS-Kriegsberichter Jobst Gösling

$
0
0


Mufti Yerusalem Amin al-Husseini dalam acara kunjungan ke tempat latihan 13. SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division (Kroatien) di Truppenübungsplatz Neuhammer am Queis (Jerman), bulan November 1943. Disini dia sedang menginspeksi latihan menembak (dengan menggunakan peluru tajam!) dari para prajurit muda anggota II.Bataillon / Kroatisches SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 2. Berdiri paling kiri  dengan memakai pakaian sipil (di sebelah Mufti) adalah Ibrahim Kirlić, seorang tokoh otonomis Bosnia terkemuka, sementara tiga orang perwira SS yang ikut mengawasi di sebelah kanan adalah, dari kiri ke kanan: SS-Obersturmbannführer Franz Matheis (Kommandeur Kroatisches SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 2), SS-Sturmbannführer Egon Zill (Kommandeur II.Bataillon / Kroatisches SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 2), serta SS-Sturmbannführer Götz Berens von Rautenfeld (Adjutant 13. SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division). Zill mengenakan apa yang dinamakan sebagai "Totenkopf" (Kepala Kematian/Tengkorak) di kerahnya, sebuah insignia yang dengan bangga tetap dia pakai dari sejak masa penugasannya sebagai Komandan Kamp Konsentrasi Flossenbürg di masa sebelum perang. Seusai Perang Dunia II, Zill bersembunyi dengan menggunakan nama palsu. Penyamarannya terbongkar hanya setelah dia dikaruniai anak perempuan di luar pernikahan, dan dia ingin agar sang anak mempunyai garis keluarga yang sebenarnya sehingga membubuhkan nama aslinya di akte kelahiran! Foto yang dibuat oleh Kriegsberichter SS-Untersturmführer Jobst Gösling ini pertama kali dipublikasikan tanggal 13 Januari 1944



Sumber :
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman

Foto Einsatzgruppen

$
0
0
Foto ini adalah salah satu dari enam seri kartupos masa perang dengan tema "Polizei im Osten", dan merupakan hasil karya fotografer terkenal dari SS, Franz Bauer. Dia diambil di Polandia pada tahun 1939 dan memperlihatkan tiga orang anggota Einsatzgruppe. Perwira di tengah adalah SS-Sturmbannführer Franz Sommer (Kommandeur Einsatzkommando 1 / Einsatzgruppe VI). Bila fotonya diperbesar, kita bisa melihat bahwa Sommer mengenakan medali Baltisches Kreuz, SA-Sportsabzeichen, Gau-Ehrenzeichen des Gaues Baden, serta baris pita untuk 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse, Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918, dan Dienstauszeichnungen der NSDAP


Foto ini adalah salah satu dari enam seri kartupos masa perang dengan tema "Polizei im Osten", dan merupakan hasil karya fotografer terkenal dari SS, Franz Bauer. Dia diambil di Polandia pada tahun 1939 dan memperlihatkan para anggota Einsatzgruppe. Membelakangi kamera adalah SS-Sturmbannführer Franz Sommer (Kommandeur Einsatzkommando 1 / Einsatzgruppe VI). Tak lama setelah pasukan Jerman menguasai Polandia di bulan September 1939, Reichsführer-SS Heinrich Himmler mengirimkan grup-grup Einsatzgruppe untuk membantu "mengatur" wilayah pendudukan: Einsatzgruppe I (SS-Standartenführer Bruno Streckenbach), Einsatzgruppe II (SS-Obersturmbannführer Emanuel Schäfer), Einsatzgruppe III (SS-Obersturmbannführer Hans Fischer), Einsatzgruppe IV (SS-Brigadeführer Lothar Beutel), Einsatzgruppe V (SS-Standartenführer Ernst Damzog), Einsatzgruppe VI (SS-Oberführer Erich Naumann), Einsatzgruppe z. B.V (SS-Obergruppenführer Udo von Woyrsch), serta Einsatzkommando 16 (SS-Sturmbannführer Rudolf Tröger)


Sumber :
www.thefifithfield.com
www.wehrmacht-awards.com

Foto Tokoh Third Reich Peraih Gau-Ehrenzeichen

$
0
0
GAU-EHRENZEICHEN DES GAUES BADEN



Foto ini adalah salah satu dari enam seri kartupos masa perang dengan tema "Polizei im Osten", dan merupakan hasil karya fotografer terkenal dari SS, Franz Bauer. Dia diambil di Polandia pada tahun 1939 dan memperlihatkan tiga orang anggota Einsatzgruppe. Perwira di tengah adalah SS-Sturmbannführer Franz Sommer (Kommandeur Einsatzkommando 1 / Einsatzgruppe VI). Bila fotonya diperbesar, kita bisa melihat bahwa Sommer mengenakan medali Baltisches Kreuz, SA-Sportsabzeichen, Gau-Ehrenzeichen des Gaues Baden, serta baris pita untuk 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse, Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918, dan Dienstauszeichnungen der NSDAP


Sumber :
www.wehrmacht-awards.com

Foto Tanda Pangkat Seragam Kamuflase

$
0
0
SS-HAUPTSTURMFÜHRER / HAUPTMANN


SS-Hauptsturmführer Josef Kramer (Kampkommandant Bergen-Belsen) mengenakan pakaian dalam dengan print insignia camo yang langka - dengan pangkat SS-Hauptsturmführer. Foto ini diambil pada tanggal 17 April 1945, dua hari setelah Kamp Konsentrasi Bergen-Belsen (di barat daya kota Bergen, Niedersachsen, Jerman) dibebaskan oleh pasukan Inggris dari 11th Armoured Division. Meskipun menjelang pembebasan banyak para penjaga kamp yang melarikan diri karena takut akan adanya pembalasan dari tawanan mereka, Kramer dengan berani memutuskan untuk tetap tinggal dan mengerjakan tugas sehari-hari seperti biasa. Pasukan Inggris begitu terkejut ketika mendapati bahwa kamp tersebut menampung 60.000 penghuni - dengan sebagian besarnya dalam kondisi sangat menyedihkan - sementara tidak kurang dari 13.000 mayat lainnya bertebaran di segala penjuru tanpa sempat dikuburkan! Sang Kampkommandant dengan tenang menyambut tentara Inggris, dan bahkan menyempatkan diri untuk menemani mereka melihat-lihat Bergen-Belsen! Pada tanggal 17 November 1945 Kramer dijatuhi hukuman mati atas peran aktifnya dalam "kejahatan terhadap kemanusiaan", dan dihukum gantung di penjara Hamelin pada tanggal 13 Desember 1945. Sebagai algojonya adalah Albert Pierrepoint, seorang pekerja toko kelontong yang bekerja sampingan sebagai petugas eksekusi. Pierrepoint terkenal sebagai "pengeksekusi paling efisien dalam sejarah Inggris", dan di sepanjang karirnya telah membantu mengirimkan 435 orang ke alam baka!




---------------------------------------------------------------------


Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk SS-Sturmbannführer Erich Olboeter (Kommandeur III.[gepanzerte]Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 26 / 12.SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"), yang diselenggarakan di Normandia pada tanggal 28 Juli 1944. Dari kiri ke kanan: tidak diketahui, Erich Olboeter (membelakangi kamera), SS-Hauptsturmführer Hermann "Bibl" Weiser (Adjutant I. SS Panzerkorps "Leibstandarte"), SS-Sturmbannführer Hubert Meyer (Ia Erster Generalstabsoffizier 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"), SS-Obersturmbannführer Max Wünsche (Kommandeur SS-Panzer-Regiment 12/12.SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"), SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Josef "Sepp" Dietrich (Kommandierender General I. SS Panzerkorps "Leibstandarte"), dan SS-Standartenführer Kurt Meyer (Kommandeur 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"). Dietrich dan Meyer sama-sama mengenakan seragam kamuflase dengan insignia khusus di bagian lengan, sesuai dengan pangkat mereka masing-masing. Insignia milik Dietrich tetap dia simpan, bahkan setelah naik pangkat menjadi SS-Oberstgruppenführer beberapa hari kemudian. Insignia tersebut nantinya diberikannya kepada salah satu rekan seperjuangannya, dan ujung-ujungnya berakhir menjadi salah satu koleksi dari pengarang buku Markus Lippl


Sumber :
www.yadvashem.org

Abu Bakar, Pianis Hitler Asal Indonesia

$
0
0

Pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler, sering menggelar konser pribadi di rumah peristirahatannya di Berghof Obersalzberg (Münich, Jerman). Dia memiliki pianis, Ernst Hanfstaengl, anak dari Franz Hanfstaengl, seorang pengusaha penerbitan di Jerman dan Amerika Serikat, yang sering membantu keuangan Hitler (termasuk menerbitkan bukunya, Mein Kampf). Bahkan, Hitler dikabarkan menikahi anak perempuan Franz, Erna Hanfstaengl. Namun, Hitler membantah dan mengatakan “aku hanya kawin dengan seluruh rakyat Jerman!”

Ernst pernah belajar di Universitas Harvard dan berteman dengan Franklin D. Roosevelt. Mereka anggota New York Harvard Club. Ernst lulus kuliah tahun 1909 dan melanjutkan usaha ayahnya di Amerika Serikat. Dia menikah dengan Helene Niemeyer, seorang Amerika berdarah Jerman.

Pada 1919, Ernst kembali ke Jerman dan menjadi doktor ilmu filsafat dari Universitas München. Hitler menunjuk Ernst sebagai kepala Biro Pers Luar Negeri di Amerika karena relasinya yang bagus.

Namun, hubungan Ernst dengan Hitler kemudian retak. Dia berbeda pendapat dengan Menteri Propaganda Goebbels yang menceritakan hal-hal buruk tentang Ernst kepada Hitler. Puncak rusaknya hubungan mereka karena Unity Mitford, perempuan cantik teman dekat Hitler dan Goebbels. Setelah bercerai dengan Helene, Ernst mendekati Unity yang membuat Hitler tidak senang.

Merasa nyawanya terancam, Ernst lari ke Swiss kemudian ke Inggris. Ketika Perang Dunia II meletus, dia ditahan di Kanada. Pada 1942, dia dikirim ke Amerika atas permintaan pribadi Roosevelt. Dan Roosevelt mengangkatnya sebagai penasihat politik.

Siapa yang menggantikan Ernst sebagai pianis Hitler?

Dalam buku "Jejak Hitler di Indonesia" (2016), Horst H. Geerken mengungkap bahwa pianis pengganti Ernst adalah Abu Bakar dari Hindia Belanda (Indonesia). Sebelumnya, Geerken menulis pengalaman tinggal dan kerja di Indonesia selama 18 tahun dalam buku "A Magic Gecko".

Geerken mengetahuinya setelah mendapatkan informasi dari Iwan Ong Santosa, wartawan Kompas yang menekuni sejarah. Iwan dan ibunya menceritakan bahwa pada 1990-an mereka ingin membeli rumah di Bogor lalu ditawari sebuah rumah di Jalan Raya Bogor milik Abu Bakar yang berusia sekitar 80 tahun. Abu Bakar mengajar les piano dan biola.

“Tembok rumahnya tertutup oleh foto-foto dari guntingan koran berbahasa Jerman dan Indonesia yang memperlihatkan Abu Bakar sedang berpose bersama Hitler; dan Abu Bakar sedang memainkan piano dengan Hitler dan Eva Braun di dekatnya,” tulis Geerken.

Kendati gagal membeli rumah itu karena Abu Bakar memutuskan tidak mau menjualnya, Iwan mendapatkan kisah menarik sang pemilik rumah. Abu Bakar bercerita kepada Iwan dan ibunya bahwa dia pernah tinggal di Jerman tahun 1937 dan selama perang paling lama di paviliun tambahan di kediaman Hitler di Obersalzberg. Dia secara teratur pergi menghibur Hitler dan istrinya, Eva Braun, ketika mereka bersantai dengan mendengarkan musik di petang hari.

Bagaimana Abu Bakar bisa pergi ke Jerman? Menurut Geerken barangkali tidak akan pernah diperoleh jawaban yang pasti. “Dalam pikiran saya, kuncinya ada di Walther Hewel,” kata Geerken.

Sampai tahun 1936, Hewel tinggal di perkebunan Neglasari (Neglasari Estate Plantation), dekat Garut, Jawa Barat. Hewel juga penggemar berat musik klasik sebagaimana terlihat dalam catatan di buku hariannya. Dia mengenal Abu Bakar karena sering konser eksklusif di hadapan bos-bos perkebunan. Hewel kemungkinan mendengar kaburnya Ernst dan mengatur agar Abu Bakar bisa berangkat ke Jerman.

Abu Bakar kembali ke Indonesia setelah tahun 1950. Dia hidup membujang dan kesepian di usia tua. Dia menjual rumahnya pada 1994. Jejaknya lenyap seperti bekas rumahnya yang telah menjadi kebun penuh pepohonan.

Abu Bakar tidak mendapat kekayaan dari hasil bermusik bagi elite Nazi Jerman. “Namun, masa-masa berada dekat Hitler dan kalangan elitenya, membuat dia banyak dihormati orang di Bogor dan kisah-kisahnya tentang Hitler dan Obersalzberg selalu diterima baik oleh para tetanganya,” kata Geerken.


Sumber :
Viewing all 1111 articles
Browse latest View live