↧
Neo-Nazi Indonesia
↧
Foto Berwarna Koleksi Pribadi Akira Takiguchi
Leutnant (pangkat terakhir Oberleutnant) Eugen Kastner dari Grenadier-Regiment 316 / 212. Infanterie-Division di front Volkhov, Uni Soviet. Dia mengenakan jaket kamuflase bolak-balik musim dingin yang biasa disebut sebagai Umkehrbare Winteranzug (Winter Reversible Camo Parka), dengan bagian abu-abunya berada di luar sedangkan bagian putihnya di dalam. Di bagian lengan terjahit insignia pangkat yang biasa dinamakan sebagai tarn-dienstgradabzeichen. Tampaknya foto ini diambil saat Kastner akan melakukan patroli, yang terlihat dari peralatan ski yang dikenakannya serta senapan mesin MP40 (lengkap dengan kantong amunisi) yang tersampir di dadanya. Di latar belakang tampak jalan kereta api dengan bantalan kayu yang melewati belantara Volkhov. Tidak ada keterangan kapan foto ini diambil. Foto ini sendiri merupakan salah satu dari 500+ foto peninggalan Oberleutnant Kastner, dan sekarang menjadi koleksi pribadi Akira Takiguchi
Sumber :
www.wehrmacht-awards.com
↧
↧
Buku "Jejak Hitler di Indonesia" karya Horst Geerken
Penulis : Horst Henry Geerken
Penerbit : Kompas - Gramedia
ISBN : 978-602-412-175-4
Terbit pertama : Januari 2017
Ketebalan : 416 halaman
Ukuran : 15 x 23 cm
Berat : 1 kilogram
Sampul : Soft cover
Buku yang membahas tentang hubungan antara Nazi Jerman dengan Indonesia (juga Hindia Belanda) bisa dibilang masih sedikit jumlahnya dan, dari yang sedikit tersebut, buku ini bisa dibilang merupakan buku pertama yang ditulis oleh orang Jerman dan dibuat dengan menggunakan riset yang mendalam, baik di Indonesia maupun di Jerman.
Herr Geerken adalah sahabat saya yang biasa berkorespondensi melalui e-mail dari sejak beberapa tahun ke belakang, dan ketika beliau memberitahu bahwa saat ini sedang dalam proses penulisan buku tentang hubungan Soekarno dan Hitler, saya langsung merasa bla'em bla'em di sekujur tubuh. Sejak dari buku pertamanya yang diterbitkan disini, "A Magic Gecko: Peran CIA di Balik Jatuhnya Soekarno", saya sudah merasa tertarik dengan hasil karyanya. Beliau telah dengan berbaik hati mengirimkan beberapa buah buku karangannya ke rumah - termasuk buku terakhir yang ditulisnya ini.
Buku ini sendiri diterbitkan dalam tiga bahasa: Jerman (Hitlers Griff nach Asien) - yang sangat detail dalam dua volume; Inggris (Hitler's Asian Adventure); dan Indonesia (Jejak Hitler di Indonesia). Untuk edisi bahasa Indonesia penerbitnya adalah PT. Kompas media Nusantara, dengan penterjemah Thomas Bambang Murtianto serta perancang sampul Wiko Haripahargio.
Banyak hal menarik yang diungkap dalam buku ini, dengan sebagiannya adalah fakta-fakta baru yang untuk pertama kalinya dipublikasikan. beberapa diantaranya adalah:
- Kedekatan Hitler dengan Walther Hewel yang memperkenalkannya pada Indonesia,
- Kisah Emil Helfferich dengan perkebunannya di Jawa dan Sumatera,
- Pelabuhan Sabang di Pulau Weh dan kapal selam Italia,
- Pianis Hitler asal Indonesia,
- Hubungan dagang antara Nazi Jerman dengan Hindia belanda,
- Orang Yahudi di Hindia Belanda,
- Sekolah Jerman di Jawa,
- Makam tentara Jerman di Jawa,
- Tokoh-tokoh Jerman yang terlibat dalam pembangunan Indonesia pasca kemerdekaan,
- Dan lain-lain
Perlu diketahui bahwa rencananya akan ada tiga seri buku ini yang diterbitkan, dengan seri selanjutnya di tahun-tahun mendatang.
Bagaimana? Sangat menarik bukan? Dapatkan bukunya di 150 toko buku Gramedia di seluruh Indonesia (dan juga di Kuala Lumpur) dengan harga Rp 119.000, atau bisa juga memesan langsung melalui email buku@kompas.com
↧
Foto Hitam-Putih Koleksi Akira Takiguchi
Akira Takiguchi adalah seorang kolektor foto-foto Third Reich asal Jepang yang mengemuka karena kualitas koleksinya yang mengesankan, baik dalam masalah kualitas maupun karena kelangkaannya. Selain memiliki website sendiri di alamat www.history.jp, Akira San juga menjadi moderator di www.wehrmacht-awards.com.
Sebuah truk ZIS-5 rampasan dari Rusia sedang mendapat perbaikan oleh para mekanik 58.Infanterie-Division. Lambang di spakbor yang dilingkari adalah lambang divisi tersebut. ZIS-5 sendiri merupakan truk dari jenis 4x2 yang diproduksi oleh pabrik ZIS Moskow dari sejak bulan Oktober 1933. Truk ini merupakan tiruan yang luar biasa serupa dengan Autocar Model CA Amerika. Di tengah keterbatasan suplai yang kronis, truk-truk rampasan jenis ini menjadi sesuatu yang sangat berharga dan karenanya perawatannya mendapatkan perhatian yang seksama
Dalam Pengepungan Cholm (musim dingin 1941/42) di medan tempur Rusia, anggota-anggota polisi dari Polizei-Battailon 65 menderita kehilangan yang besar. Polisi di atas kemungkinan besar adalah pembawa makanan panas untuk prajurit di garis depan. Di lengannya terdapat pita bertuliskan "Deutsche Wehrmacht"
Seorang perwira dari 6. Panzer-Division bersama dengan sepedanya. Dia mengenakan kradmantel (jas hujan) yang biasa dipakai oleh pengendara sepeda motor
Hasil akhir pendaratan amfibi Sekutu yang berujung kegagalan di Dieppe tanggal 19 Agustus 1942: Ketika sebuah bunker beton kokoh bahkan bobol begitu rupa! Di latar belakang adalah reruntuhan kasino Dieppe
Hasil akhir pendaratan amfibi Sekutu yang berujung kegagalan di Dieppe tanggal 19 Agustus 1942: Tank Churchill yang menjadi korban pertempuran sedang diinspeksi oleh pihak Jerman
Hasil akhir pendaratan amfibi Sekutu yang berujung kegagalan di Dieppe tanggal 19 Agustus 1942: Pihak Jerman merawat para korban yang terluka, yang kebanyakannya adalah prajurit Inggris dan Kanada yang notabene merupakan musuh mereka! Salah satu gambaran tindakan mulia dalam sebuah peperangan yang terkenal paling brutal dalam sejarah.. Perhatikan di salah satu foto, seorang wanita pembantu Prancis dari Palang Merah ikut menolong korban yang terluka
Hasil akhir pendaratan amfibi Sekutu yang berujung kegagalan di Dieppe tanggal 19 Agustus 1942: Tampaknya para prajurit malang Sekutu ini HANCUR sebelum sempat keluar dari kapal pendaratnya, kemungkinan besar oleh hantaman artileri atau tembakan senapan mesin berat
Foto koleksi pribadi Akira Takiguchi ini memperlihatkan Oberst Hasso von Manteuffel (tengah) berfoto bersama dengan para staff Panzergrenadier-Regiment 6 di tahun 1942. Manteuffel menjadi komandan resimen yang menjadi bagian dari 7. Panzer-Division ini periode 25 Agustus 1941 s/d 15 Juli 1942. Selanjutnya dia menjadi komandan 7. Panzergrenadier-Brigade (15 Juli 1942 - 4 November 1942) sebelum dipercaya menjadi komandan 7. Panzer-Division (20 Agustus 1943 - 1 Januari 1944)
Foto koleksi pribadi Akira Takiguchi ini memperlihatkan Hauptmann Theodor Schulz (Kommandeur II.Bataillon / Jäger-Regiment 75 / 5.Jäger-Division) dipromosikan menjadi Major oleh Generalleutnant Friedrich Sixt (Kommandeur 5. Jäger-Division) tanggal 17 September 1944. Dari kiri ke kanan: Sixt, Major Dieter Keller (IIa Personalverwaltung 5. Jäger-Division) dan Hauptmann Schulz. Dalam foto ini kita bisa dengan jelas melihat Ehrenblattspange des Heeres (lingkaran merah) yang didapatkan Schulz tanggal 17 Februari 1944, sementara Deutsches Kreuz in Gold di dada kanan yang didapatkannya tanggal 3 Oktober 1942 tidak terlihat dalam foto ini
Oberstleutnant Wolf-Horst Hoppe (2 Juli 1909 - 7 Juli 1997) adalah komandan schwere Panzerjäger-Abteilung 519 yang juga merupakan peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (15 Juli 1944) dan Deutsches Kreuz in Gold (16 Januari 1942). Dalam foto ini, Hoppe (masih berpangkat Major) tampak bertelekan wolchowstock, dan medali DKiG, Panzertruppenabzeichen der Legion Condor serta Spanienkreuz menyembul dari balik seragamnya (dua yang terakhir menandakan bahwa sang penerima adalah veteran perang saudara di Spanyol 1936-1939). Di belakangnya bertengger sebuah mobil staff Mercedes-Benz (jenisnya saya tidak tahu) yang di cat kamuflase putih musim dingin
Seorang penyelam dari TeNo (Technische Nothilfe) yang memperlihatkan lencana Taucher (penyelam) serta ärmelstreifen "Technische Nothilfe" di lengannya. Lencananya berwarna merah di atas dasar biru tua Kriegsmarine. TeNo didirikan pada tanggal 30 September 1919 oleh Otto Lummitzsch dengan tujuan untuk melindungi dan merawat fasilitas-fasilitas yang strategis dan vital (kilang minyak, pabrik gas, pembangkit listrik, kantor pos, jalan kereta api, produksi pertanian dan sebagainya). Pada masa Nazi Jerman (terutama setelah Perang Dunia II pecah), tugas TeNo lebih ke pertahanan sipil seperti penyelamatan dari serangan udara, penanggulangan bencana alam, dan tugas-tugas SAR (Search and Rescue)
Foto ini memperlihatkan Major Erich Bärenfänger (Kommandeur III.Bataillon / Grenadier-Regiment 123 / 50.Infanterie-Division) bersama dengan dua orang perwiranya sedang berbincang-bincang di dekat sebuah scherenfernrohr (teropong gunting) di wilayah Kaukasus akhir tahun 1943. Sebuah peta kecil diselipkan di manset lengan ledermantel (jaket kulit) yang dikenakan oleh sang Bataillonskommandeur (yang memakai einheitsfeldmütze M43 berhiaskan Totenkopf di kepalanya). Di sebelah kanan adalah Oberleutnant Ernst Mertens yang merupakan ajudan dari Bärenfänger. Mertens nantinya akan meraih Deutsches Kreuz in Gold tanggal 27 Januari 1944. Dalam foto ini, Bärenfänger dan Mertens sama-sama mengenakan Krimschild
Close-up dari shield lengan Legiun Turkistani Wehrmacht. Tulisan "Biz Alla Bilen" di shield tersebut artinya adalah "Kami Percaya Allah" (dalam bahasa Turki biasa disebut dengan "Biz Allah Bilenleriz")
kedua orang gadis kecil ini memakai schirmmütze (topi visor) dan knautschmütze (topi remas) Heer, tapi gadis tertua memegang belati SS atau SA (mungkin NPEA), sementara gadis yang lebih muda tampaknya memegang belati Reichsbahn atau bahkan belati DLV/NSFK model awal! Ini adalah dua tipe belati yang dilengkapi dengan bonggol dan tonjolan di gagangnya. Ayah mereka sendiri merupakan seorang perwira Heer yang berasal dari unit kavaleri
kedua orang gadis kecil ini memakai schirmmütze (topi visor) dan knautschmütze (topi remas) Heer, tapi gadis tertua memegang belati SS atau SA (mungkin NPEA), sementara gadis yang lebih muda tampaknya memegang belati Reichsbahn atau bahkan belati DLV/NSFK model awal! Ini adalah dua tipe belati yang dilengkapi dengan bonggol dan tonjolan di gagangnya. Ayah mereka sendiri merupakan seorang perwira Heer yang berasal dari unit kavaleri
Seorang prajurit polisi dari I.Bataillon/Polizei-Regiment "Bozen" dengan bangga memamerkan Eisernes Kreuz II klasse yang baru diraihnya di depan kameraman, Juni 1944
Oberstleutnant Erich Bärenfänger bersama dengan istrinya yang cantik jelita Margot Rücker tak lama setelah pernikahan mereka yang dilangsungkan pada tanggal 28 Oktober 1944. Dalam Pertempuran di timur Berlin tahun 1945 Bärenfänger bertempur sementara istrinya selalu ada di sampingnya! Mereka adalah pasangan Nazi fanatik. Setelah kegagalan usaha untuk melarikan diri dari Berlin yang terkepung di malam tanggal 30 April/1 Mei 1945, dia dan istri serta saudaranya memutuskan untuk bunuh diri di ruang bawah tanah Schultheiss-Brauerei yang terletak di dekat U-Bahnhof Prenzlauer Berg pada tanggal 2 Mei 1945. BTW, kalau diperhatikan wajah istri Bärenfänger mirip banget dengan bintang film bokep eh India Aishwarya Rai! Selain itu, badan Bärenfänger yang tinggi besar kentara terlihat dalam foto ini, dimana meskipun ketiga orang lainnya berada di lantai yang satu tingkat lebih tinggi, mereka masih kalah jangkung dibandingkan dengan sang perwira Heer!
Tiga orang perwira schwere Panzerjäger-Abteilung 519 berfoto bersama di musim gugur 1944. Dari kiri ke kanan: Stabsarzt Dr. Günter Bruns, Oberleutnant der Reserve Julius Strehler (Adjutant schwere Panzerjäger-Abteilung 519), dan Leutnant Pfannkuche (gugur tanggal 20 November 1944). Bruns adalah perwira medis peraih Deutsches Kreuz in Silber (5 September 1944) sementara Strehler adalah peraih Deutsches Kreuz in Gold (2 Juli 1944)
Oberleutnant Guntram Gelferd (2 Februari 1918 - 12 September 1943) memulai karirnya di Panzer-regiment 35. Dia lalu dipindahkan ke unit artileri, pertama ke Artillerie-Lehr-Regiment "Jüterbog" lalu dilanjutkan ke Sturmgeschütz-Abteilung 185, Sturmgeschütz-Abteilung 189 ( tampaknya bersama dengan Fritz Scherer yang nantinya meraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes di StuG.Abt.189), dan Sturmgeschütz-Abteilung 244. Perwira kelahiran Hanau ini gugur dalam pertempuran di Troitzkoje, Rusia, tanggal 12 September 1943. Foto di atas memperlihatkan Gelferd sebagai Leutnant sedang nyengir sambil memakai fellmantel (jaket bulu), 24 Februari 1942
Hauptmann Erwin Kreßmann (lahir 2 Juni 1918) bertugas di Wehrmacht dari sejak tahun 1937. Dia adalah veteran pertempuran di Polandia, Prancis dan Rusia. Pada bulan Juli 1943 dia ditugaskan menjadi komandan kompi pertama dari schwere Panzerjäger-Abteilung 519 yang baru dibentuk, yang dilengkapi dengan Panzerjäger Hornisse yang menakutkan dengan meriam 88mm-nya. Pada tanggal 16 Januari 1944 Kreßmann dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold yang dilanjutkan dengan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes beberapa bulan kemudian (9 Desember 1944). Pada awal bulan Mei 1945, tak lama setelah dia menghancurkan dua buah tank T-34 Rusia menggunakan T-Mine (Teller Mine), Kreßmann terluka parah oleh tembakan mortir. Dahsyatnya, dia masih sempat-sempatnya menyeberangi sungai Elbe untuk menyerahkan diri pada pihak Amerika! Kreßmann dilepaskan pada tahun 1946 dan sampai tulisan ini dibuat (September 2013), orang satu ini masih hidup!
Hauptmann Erwin Kreßmann (lahir 2 Juni 1918) bertugas di Wehrmacht dari sejak tahun 1937. Dia adalah veteran pertempuran di Polandia, Prancis dan Rusia. Pada bulan Juli 1943 dia ditugaskan menjadi komandan kompi pertama dari schwere Panzerjäger-Abteilung 519 yang baru dibentuk, yang dilengkapi dengan Panzerjäger Hornisse yang menakutkan dengan meriam 88mm-nya. Pada tanggal 16 Januari 1944 Kreßmann dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold yang dilanjutkan dengan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes beberapa bulan kemudian (9 Desember 1944). Pada awal bulan Mei 1945, tak lama setelah dia menghancurkan dua buah tank T-34 Rusia menggunakan T-Mine (Teller Mine), Kreßmann terluka parah oleh tembakan mortir. Dahsyatnya, dia masih sempat-sempatnya menyeberangi sungai Elbe untuk menyerahkan diri pada pihak Amerika! Kreßmann dilepaskan pada tahun 1946 dan sampai tulisan ini dibuat (September 2013), orang satu ini masih hidup!
Major Armin Leistner dianugerahi Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS tanggal 25 Oktober 1943 dan Deutsches Kreuz in Gold tanggal 2 Juli 1944, kedua-duanya saat bertugas sebagai Kommandeur schwere Heeres-Panzerjäger-Abteilung 661. Di tahun 1942/1943 dia bertugas di Stab Panzerjäger-Abteilung 17 dilanjutkan dengan Stab schwere Heeres-Panzerjäger-Abteilung A. Leistner dipromosikan sebagai Major tanggal 1 Mei 1943. Dalam "Rangliste des Deutschen Heeres 1944/45" dia tercatat bertugas di Panzergrenadier-Regiment 12 / 4.Panzer-Division
General der Kavallerie Edwin Graf von Rothkirch und Trach
Oberleutnant der Reserve Julius Strehler mendapat Deutsches Kreuz in Gold tanggal 2 Juli 1944 sebagai ajudan komandan schwere Panzerjäger-Abteilung 519, Major Wolf-Horst Hoppe. Foto di atas memperlihatkan Strehler dalam pesta pernikahannya dimana dia memakai seragam parade Wehrmacht lengkap dengan adjutantschnur (tambang ajudan). Perhatikan bahwa posisi DKiG-nya lebih "merosot" dari biasanya. Ini kemungkinan untuk membuat dia tetap kelihatan tanpa harus tertutup posisi adjutantschnur yang berada di posisi normalnya!
General der Kavallerie Edwin Graf von Rothkirch und Trach
Oberleutnant der Reserve Julius Strehler mendapat Deutsches Kreuz in Gold tanggal 2 Juli 1944 sebagai ajudan komandan schwere Panzerjäger-Abteilung 519, Major Wolf-Horst Hoppe. Foto di atas memperlihatkan Strehler dalam pesta pernikahannya dimana dia memakai seragam parade Wehrmacht lengkap dengan adjutantschnur (tambang ajudan). Perhatikan bahwa posisi DKiG-nya lebih "merosot" dari biasanya. Ini kemungkinan untuk membuat dia tetap kelihatan tanpa harus tertutup posisi adjutantschnur yang berada di posisi normalnya!
Sumber :
↧
Foto 4. Torpedobootflottille
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Korvettenkapitän Franz Kohlauf (Chef 4. Torpedobootflottille) yang diselenggarakan pada tanggal 29 Oktober 1943. Pada saat itu, 4. Torpedobootflottille terdiri dari beberapa buah Flottentorpedoboot 1939 (kapal torpedo dari kelas Elbing) berukuran besar. Di malam tanggal 22/23 Oktober 1943, Kohlauf memimpin lima buah Flottentorpedoboot 1939 (T-23, T-26, T-27, T-22 dan T-25) dalam pertempuran laut melawan kapal-kapal Inggris. Dalam aksi tersebut pihaknya berhasil menenggelamkan kapal penjelajah HMS Charybdis serta kapal perusak pengawal HMS Limbourne tanpa kehilangan satu kapal pun! Kohlauf sendiri (kelahiran 3 Desember 1910) adalah seorang komandan unit kapal torpedo Kriegsmarine yang telah kenyang makan asam-garam pertempuran dari sejak tahun 1939. Dia tercatat pernah menjadi kapten kapal Jaguar (April 1939 - Oktober 1939) dan Seeadler (November 1939 - Januari 1942). Kohlauf gugur saat kapalnya, Torpedoboot T-29, tenggelam di Teluk St. Malo (Prancis) pada tanggal 26 April 1944. Saat itu pangkatnya adalah Fregattenkapitän. Jenazahnya kemudian dikebumikan di Deutscher Soldatenfriedhof Ploudaniel-Lesneven (Plot 13, Baris 3, Kuburan No.91), yang menampung sekitar 5.831 prajurit Jerman yang meninggal di tanah Prancis dalam Perang Dunia II. Medali dan penghargaan lain yang telah diterima olehnya: Dienstauszeichnung der Wehrmacht IV.Klasse 4 jahre (1 April 1938); Spanienkreuz in Bronze mit Schwertern (6 Juni 1939); Eisernes Kreuz II.Klasse (6 Desember 1939) und I.Klasse (20 April 1940); serta Zerstörer-Kriegsabzeichen (30 Desember 1940)
Sumber :
www.militariarelics.com
↧
↧
U-403
Setelah kesuksesan yang tidak terduga dari tahun-tahun pertama peperangan serta liputan propaganda secara meluas oleh media radio dan cetak, minat masyarakat Jerman terhadap satuan U-boat dan orang-orangnya menjadi bertambah besar dari waktu ke waktu. Pemerintahan Nasional-Sosialis (Nazi) lalu memanfaatkan minat semacam ini - dan juga entusiasme kaum mudanya - untuk menarik sukarelawan yang diperlukan. Bilamana memungkinkan, U-Bootwaffe mempersilakan warga sipil untuk mengakses kapal-kapal selamnya, sehingga remaja Jerman khususnya dapat melihat langsung apa yang sebelumnya hanya mereka ketahui melalui media. Selain itu, awak kapal yang sukses dalam patrolinya seringkali ditugaskan untuk mengunjungi kota sponsor mereka; dan kapten U-boat berkeliling negeri untuk berpidato di sekolah di hadapan para anggota belia Jungvolk serta Hitlerjugend. Pihak Kriegsmarine memanfaatkan setiap kesempatan yang tersedia untuk dapat memajang kapal-kapal selamnya di hadapan khalayak ramai. Salah satu kesempatan semacam itu adalah acara Zoppoter Woche (Minggu Zoppot) yang diselenggarakan pada musim panas tahun 1941. Zoppot adalah sebuah kota pantai di Teluk Danzig yang terkenal dengan fasilitas spa dan wisatanya. Zoppoter Woche sendiri digelar setiap tahun, dari pertengahan sampai akhir bulan Juli, dan merupakan perayaan olahraga besar dengan kompetisi kapal layar, balap kuda dan berenang. Selama seminggu penuh pusat-pusat keramaian kota spa tersebut disesaki oleh pengunjung. Salah satu lokasi yang tersedia adalah dermaganya, yang membentang sepanjang 500 meter sampai ke Teluk Danzig dan menawarkan pemandangan indah wilayah pantai serta Grand Hotel Zoppot pada para pengunjungnya. Grand Hotel sendiri pernah menjadi kediaman Adolf Hitler selama satu minggu saat berlangsungnya fase pembuka invasi Jerman atas Polandia beberapa bulan sebelumnya. Disanalah tepatnya, selama berlangsungnya perhelatan Zoppoter Woche di bulan Juli 1941, U-403 bersandar untuk menarik perhatian para pengunjung yang datang
U-403 (kapal selam Tipe VIIC) mendapat penugasan pertamanya beberapa waktu sebelumnya, tanggal 25 Juni 1941. Menjadi bagian dari 5. U-Flottille dan dikomandani oleh Kapitänleutnant Heinz-Ehlert Clausen, kapal selam tersebut baru saja menyelesaikan UAK-Abnahme (Ujicoba Penerimaan UAK) pada tanggal 8 Juli 1941. U-403 langsung dikirim ke galangan kapal di Danzig untuk kelengkapan selanjutnya, termasuk pemasangan penahan angin di menara pengawas. Foto berwarna yang ditampilkan disini memperlihatkan dengan jelas emblem U-boat tersebut, yang merupakan Wappen (lambang) dari kota sponsor U-403, Halle an der Saale, dan menampilkan gambar matahari-bulan-bintang yang mirip-mirip simbol Islam. Emblem tersebut dipasang di kiri-kanan menara pengawas. Wappen ini telah dipasang dari sejak penugasan pertama di Danzig-Neufahrwasser.Gambarnya dicat di perisai metal yang kemudian dipasangkan di menara pengawas. Awak U-403 juga memakai emblem ini di topi mereka. Pada bulan Oktober 1941 U-403 menambahkan emblemnya sendiri, lalu pada musim semi tahun 1942 Wappen Halle dicopot dari kedua belah sisi menara pengawas sehingga hanya menyisakan emblem kapal. Di akhir bulan Oktober, U-403 telah menyelesaikan fase pelatihannya di AGRU-Front (juga pelatihan taktis dan persenjataan). Bukannya langsung bertugas ke front, kapal selam tersebut ditugaskan untuk menjadi kapal latihan bersama dengan 27. U-Flottille di Baltik, sehingga menimbulkan ketidakpuasan di kalangan awak dan kaptennya. U-403 digunakan untuk melatih para calon komandan U-boat di Pillau dan Memel. Hari yang ditunggu-tunggu itu tiba ketika pada tanggal 23 Februari 1942 U-403 dipindahkan dari Kiel ke Helgoland, dimana dari sana dia melakukan sorti operasional pertamanya pada tanggal 1 Maret 1942. Kapitänleutnant Clausen menambatkan kapalnya di Narvik 19 hari kemudian. Di musim semi tahun 1943 U-403 telah menyelesaikan lima patroli tambahan dari pangkalannya di Norwegia. Pada tanggal 1 Juli 1942 dia berada di bawah komando 11. U-Flottille di Bergen yang baru dibentuk. Pada tanggal 1 Maret 1943 penugasannya dialihkan ke 9. U-Flottille di Brest. Satu hari kemudian U-403 tiba di pangkalan Angkatan Laut Jerman yang terletak di pantai Samudera Atlantik tersebut dari Trondheim. Di bawah Kapitänleutnant Clausen, U-403 melakukan patroli lainnya pada bulan April-Mei 1943. Meskipun pada bulan Mei 1943 jumlah kehilangan U-boat yang menjadi korban dalam pertempuran begitu besarnya, tapi Clausen berhasil membawa kapalnya kembali ke Brest. Tak lama kemudian terjadi perubahan komando kapal, kemungkinan karena Clausen dianggap tidak terlalu berhasil dalam masa penugasannya, dengan hanya mampu menenggelamkan dua buah kapal dengan total tonase 12.946 ton dalam tujuh patroli. Di bawah komandannya yang baru, Kapitänleutnant Karl-Franz Heine, U-403 berlayar dari Brest untuk melakukan patroli kedelapannya pada tanggal 13 Juli 1943. Pesan terakhir dari kapal tersebut diterima 10 hari kemudian, ketika dia melaporkan telah mendapat serangan udara di posisi 46 N 10 W. Tak ada pesan lagi yang diterima, sehingga kemudian Befehlshaber der Unterseeboote (BdU) menyimpulkan bahwa U-403 telah tenggelam oleh serangan udara pada tanggal 23 Juli. Karenanya, pada tanggal 27 Agustus 1943 kapal tersebut dinyatakan sebagai "x" (kemungkinan tenggelam), dan pada tanggal 18 Mei 1944 sebagai "xx" (hilang). Pada kenyataannya, U-403 telah selamat dari serangan tersebut. Ketiadaan pesan radio lanjutan kemungkinan besar dikarenakan peralatan radionya rusak dalam serangan tersebut. U-403 pada akhirnya tenggelam, tapi tidak sampai empat minggu kemudian pada tanggal 18 Agustus 1943 di dekat pantai Afrika Barat, setelah mendapat serangan pesawat Wellington dari Nr. 344 Squadron yang dipiloti oleh orang Prancis. Dari 50 orang awaknya, tak ada satu orangpun yang selamat. Ternyata, komandan baru U-403 tidak membawa keberuntungan bagi para awaknya...
Komandan U-403, Kapitänleutnant Heinz-Ehlert Clausen, difoto di dermaga Teluk Danzig selama berlangsungnya Zoppoter Woche (Minggu Zoppot) di bulan Juli 1941. Kapal selamnya berada di kanan latar belakang. Di hari yang sama Clausen menggunakan kameranya untuk mengabadikan dua buah foto berwarna U-403 yang ikut ditampilkan disini. Kapitänleutnant Clausen (lahir tanggal 12 Juli 1909) selamat sampai dengan akhir perang dan meninggal pada tanggal 24 Maret 1987. Patroli perangnya hanya dijalani bersama dengan U-403 (7 patroli dan 191 hari di lautan), dengan dua kapal ditenggelamkan (total tonase 12.946 ton). Medali dan penghargaan yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (26 Mei 1940) und I.Klasse (4 Oktober 1942); Kriegsabzeichen für Minensuch-, U-Boot-Jagd- und Sicherungsverbände (23 Oktober 1941); U-Boots-Kriegsabzeichen (26 Februari 1942); serta Kriegsverdienstkreuz II.Klasse mit Schwertern (1 September 1944)
Sumber :
Majalah "U-Boot im Focus" edisi no.5 - 2009
↧
Program Jermanisasi dan Lebensborn (Benih Kehidupan)
Reichsführer-SS Heinrich Himmler (kiri) bersama dengan seorang anak Ukraina yang akan dimasukkan ke Program Lebensborn. Foto diambil oleh Walter Frentz di Minsk (Belorusia) tanggal 15 Agustus 1941. Di sebelah kiri adalah SS-Obersturmführer Josef "Sepp" Kiermaier (supir pribadi sekaligus bodyguard Himmler), sementara di tengah berdiri SS-Gruppenführer Karl Wolff (Chef des Hauptamtes Persönlicher Stab Reichsführer-SS). Lebensborn (Benih Kehidupan) sendiri adalah program Nazi yang dicanangkan oleh Himmler untuk memberi perlindungan terhadap anak-anak yatim-piatu, janda tentara SS serta wanita yang hamil di luar nikah dengan cara menyediakan tempat pengasuhan untuk anak-anak mereka. Program ini secara ketat hanya memasukkan anak-anak yang dianggap "pantas" secara rasial. Lebih lengkapnya tentang Lebensborn bisa dilihat DISINI... eh, DISINI!
Jermanisasi di Untersteiermark/Lower Styria (Yugoslavia): Para anggota Höhere SS- und Polizeiführer Alpenland memisahkan anak-anak dari ibu mereka yang menangis histeris di Celje - di halaman dari apa yang sekarang menjadi Sekolah Dasar I. Anak-anak ini nantinya akan dibawa secara paksa ke kamp-kamp di Jerman, dididik ulang, dan selanjutnya dibesarkan sebagai orang Jerman. Foto diambil pada bulan Agustus 1942 oleh Josip Pelikan
Sumber :
www.bandenkampf.blogspot.com
↧
Tank Desant (Infanteri Numpang di Panzer)
Sebuah Panzerkampfwagen III Ausf.J terlihat dalam foto ini. Bagian samping kubahnya diperlebar dan dibor untuk dipasangkan kait-kait penarik, sementara lapisan baja dasarnya dipertebal menjadi 50mm. Perhatikan pula rantai-rantai roda cadangan yang digunakan untuk menutup setiap permukaan yang tersedia demi menambah perlindungan dari senjata anti-tank Soviet. Panzer ini tampaknya telah menemukan "kawan" di kalangan pasukan infanteri yang sangat menghargai kehadirannya di wilayah operasi mereka
Panzerkampfwagen III Ausf.J ini bergerak menuju front pertempuran dengan membawa tidak kurang dari 20 orang prajurit infanteri diatasnya! Perhatikan jentera kemudi model baru (pertama diperkenalkan di Ausf.H), roda sekunder serta perpanjangan kubah, yang dibor untuk menempatkan kait-kait pengait. Terdapat pula lampu Notek yang terlihat di sela-sela prajurit yang duduk di dekat spatbor; perhatikan pula bahwa kedua bagian spatbornya tidak dilengkapi dengan lipatan plat anti lumpur. Foto ini diambil pada tanggal 21 Maret 1942 pada saat berlangsungnya Pertempuran Rzhev oleh Kriegsberichter Böhmer dari Propaganda-Kompanie (PK) 697
Sumber :
Buku "Panzer Vor: German Armor At War 1939-45" kaya Frank V. De Sistowww.en.wikipedia.org
↧
Foto Sd.Kfz.222 (Sonderkraftfahrzeug 222)
Diantara aset kendaraan bermotor pertama dari Leibstandarte SS Adolf Hitler dan SS-Verfügungstruppe (cikal bakal Divisi Das Reich) adalah Aufklärungstruppe (pasukan pengintai/pengamat). Banyak dari kader pertama unit ini yang mendapat pelatihan mereka dari sekolah-sekolah Heer (Angkatan Darat). Dalam foto ini kita bisa melihat seorang Aufklärer SS yang sedang dilatih menggunakan ranpur ringan Sd.Kfz.222, salah satu kendaraan yang tersedia dalam jumlah besar pada saat itu. Kita bisa mengatakan bahwa ini adalah salah satu foto awal Aufklärer SS karena seragam hitam Panzertruppen Heer hasil modifikasi yang dikenakannya (yang digunakan sebelum Perang Dunia II saat Waffen-SS masih belum memperkenalkan seragam panzer hitamnya sendiri). Topinya juga adalah topi hitam Allgemeine-SS hasil modifikasi, yang digunakan sebelum diperkenalkannya side cap khusus untuk SS-Verfügungstruppen dan Leibstandarte pada tahun 1938
Sumber :
Buku "Scouts Out: A History of German Armored Reconnaissance Units in World War II" karya Robert Edwards, Michael H. Pruett dan Michael Olive
↧
↧
UPDATE! DVD Dokumenter Perang Dunia II (Februari 2017)
BERMINAT MENDAPATKANNYA? UNTUK CARA PEMESANAN SILAKAN LIHAT DISINI!
APOCALYPSE : HITLER (2011)
Menceritakan tentang kehidupan Adolf Hitler, mulai dari sebagai pelukis yang gagal, aktivis sayap kanan, hingga pemilihannya sebagai Kanselir Jerman yang mengarah pada peningkatan kekuasaan tanpa henti dan mencapai puncaknya pada awal Perang Dunia II. 2 Episode dalam 1 DVD, teks Indonesia
Menceritakan tentang kehidupan Adolf Hitler, mulai dari sebagai pelukis yang gagal, aktivis sayap kanan, hingga pemilihannya sebagai Kanselir Jerman yang mengarah pada peningkatan kekuasaan tanpa henti dan mencapai puncaknya pada awal Perang Dunia II. 2 Episode dalam 1 DVD, teks Indonesia
APOCALYPSE : WORLD WAR I (2014)
Rekaman sejarah berwarna Perang Dunia Pertama dalam 5 Episode. Menggambarkan jelas tidak hanya pertempuran Flanders dan Perancis yang terkenal, tetapi juga pertempuran yang tidak pernah diketahui seperti Italia-Austria, Jerman-Polandia-Rusia, Jepang-Jerman, Ottoman Empire- Sekutu dan Koloni Jerman Afrika, serta front pertempuran lain yang terlupakan. 2 DVD tanpa teks
Rekaman sejarah berwarna Perang Dunia Pertama dalam 5 Episode. Menggambarkan jelas tidak hanya pertempuran Flanders dan Perancis yang terkenal, tetapi juga pertempuran yang tidak pernah diketahui seperti Italia-Austria, Jerman-Polandia-Rusia, Jepang-Jerman, Ottoman Empire- Sekutu dan Koloni Jerman Afrika, serta front pertempuran lain yang terlupakan. 2 DVD tanpa teks
BRITAIN AT WAR (2014)
Film dokumenter tentang pasukan Inggris yang bertempur dalam Perang Dunia Kedua ini menampilkan pergerakan komprehensif mereka dari kekalahan menuju kemenangan dengan mengatasi masa kesulitan yang sangat ekstrim. Terdiri dari 6 seri yang dikemas dalam 3 DVD, tanpa teks (narasi Inggris)
D-DAY LOST FILMS / D-DAY IN HD (2014)
Menggambarkan tentang pertempuran dahsyat di Normandia saat pendaratan D-Day, dengan format berwarna yang baru ditemukan! Banyak adegan yang belum pernah dpublikasikan sebelumnya. Untuk pertama kalinya, pemirsa dapat melihat serangan amfibi terbesar dalam sejarah dan sepenuhnya dalam gambar warna dan kualitas HD. Disana ada 5.000 kapal Sekutu mendarat dan lebih dari 160.000 tentara disekitar 50 mil pantai Normandia. Ditampilkan pula beberapa saksi mata yang selamat yang menceritakan awal dari kejatuhan Nazi di Front Barat. 2 DVD, teks Indonesia
Menggambarkan tentang pertempuran dahsyat di Normandia saat pendaratan D-Day, dengan format berwarna yang baru ditemukan! Banyak adegan yang belum pernah dpublikasikan sebelumnya. Untuk pertama kalinya, pemirsa dapat melihat serangan amfibi terbesar dalam sejarah dan sepenuhnya dalam gambar warna dan kualitas HD. Disana ada 5.000 kapal Sekutu mendarat dan lebih dari 160.000 tentara disekitar 50 mil pantai Normandia. Ditampilkan pula beberapa saksi mata yang selamat yang menceritakan awal dari kejatuhan Nazi di Front Barat. 2 DVD, teks Indonesia
D-DAY TO BERLIN – GOERGE STEVENS (1994)
D-Day to Berlin adalah sebuah film dokumenter Perang Dunia II yang berfokus pada realitas perjalanan perang. George Stevens mengajak penonton untuk melihat ke garis depan, mulai dari peristiwa D-Day sampai kengerian Holocaust (termasuk kamp konsentrasi Dachau). Video langka ini secara dramatis menampilkan dampak dan kehancuran perang pada kehidupan manusia, yang dibuat sendiri oleh George Stevens dalam format berwarna dengan resolusi yang tinggi. Rekaman ini akhirnya terkenal setelah 50 tahun lamanya tersimpan di gudang! 1 DVD teks Indonesia
D-Day to Berlin adalah sebuah film dokumenter Perang Dunia II yang berfokus pada realitas perjalanan perang. George Stevens mengajak penonton untuk melihat ke garis depan, mulai dari peristiwa D-Day sampai kengerian Holocaust (termasuk kamp konsentrasi Dachau). Video langka ini secara dramatis menampilkan dampak dan kehancuran perang pada kehidupan manusia, yang dibuat sendiri oleh George Stevens dalam format berwarna dengan resolusi yang tinggi. Rekaman ini akhirnya terkenal setelah 50 tahun lamanya tersimpan di gudang! 1 DVD teks Indonesia
DIE SS: EINE WARNUNG DER GESCHICHTE (2002)
SS - dua huruf yang identik dengan pembunuhan massal berdarah dingin, prajurit-prajurit kejam tanpa ampun, serta kesetiaan fanatik pada Adolf Hitler. Semuanya diceritakan kembali oleh Guido Knopp (sineas dokumenter terkemuka Jerman) dalam dokumentasi gambar hidup yang komprehensif. 6 Episode dalam 3 DVD, teks Indonesia
SS - dua huruf yang identik dengan pembunuhan massal berdarah dingin, prajurit-prajurit kejam tanpa ampun, serta kesetiaan fanatik pada Adolf Hitler. Semuanya diceritakan kembali oleh Guido Knopp (sineas dokumenter terkemuka Jerman) dalam dokumentasi gambar hidup yang komprehensif. 6 Episode dalam 3 DVD, teks Indonesia
WORLD WAR II THE LAST HEROES (2011)
Kisah-kisah pribadi dari para prajurit yang bertempur di Perang Dunia II, tentang bagaimana mereka terlibat dalam pertempuran yang begitu dahsyat dan dimana mereka harus kehilangan orang-orang yang tercinta. Digambarkan juga bagaimana mereka bertahan hidup dan selamat dari perang tersebut. Menampilkan adegan rekonstruksi dengan amunisi dan bom yang nyata. 6 Episode dalam 3 DVD, teks Indonesia
Kisah-kisah pribadi dari para prajurit yang bertempur di Perang Dunia II, tentang bagaimana mereka terlibat dalam pertempuran yang begitu dahsyat dan dimana mereka harus kehilangan orang-orang yang tercinta. Digambarkan juga bagaimana mereka bertahan hidup dan selamat dari perang tersebut. Menampilkan adegan rekonstruksi dengan amunisi dan bom yang nyata. 6 Episode dalam 3 DVD, teks Indonesia
↧
UPDATE: Medali Jerman For Sale!
Produk terbaru Bandung Army Hobby yang mencakup medali-medali masa Perang Dunia Pertama dan Kekaisaran Jerman. Untuk cara pembelian silakan lihat DISINI.
GROSSKREUZ DES EISERNEN KREUZES (GRAND CROSS OF THE IRON CROSS)
HARGA: Rp 300.000,-
Grosskreuz (Salib Akbar) adalah penghargaan yang diberikan pada jenderal-jenderal Prusia dan Jerman yang berjaya dalam peperangan. Medali ini adalah level tertinggi dari seri Eisernes Kreuz (II.Klasse dan I.Klasse). Bersama dengan Eisernes Kreuz, Grosskreuz pertama kali dikeluarkan pada tanggal 10 Maret 1813 selama berlangsungnya Perang Napoleon. Saat Prusia berperang dengan Prancis tahun 1870, medali ini diperbaharui kembali, dan sekali lagi pada tahun 1914 saat Perang Dunia Pertama pecah. Pada tahun 1939, saat Adolf Hitler merubah Eisernes Kreuz sebagai medali Jerman (dan bukannya Prusia lagi), status Grosskreuz pun ikut dirubah. Medali prestisius ini mempunyai ukuran dua kali lipat ukuran Eisernes Kreuz, dan biasanya dikenakan menggunakan pita khusus di leher.
↧
Foto Hiwi (Hilfswilliger)
Generalleutnant Walther Hahm (tengah, Kommandeur 260. Infanterie-Division) tampak akrab saat berbincang-bincang dengan seorang Hiwi (sukarelawan asing yang diperbantukan di unit militer Jerman) asal Rusia yang berdiri di sebelah kiri. Di sebelah kanan Hahm adalah Obergefreiter Michael Korn yang merupakan Jäger pribadi sang Divisionskommandeur. Tergantung di pagar di sebelah kanan adalah winterstiefel (sepatu musim dingin)
Sumber :
www.wordpress.260id.de
↧
Lukisan-Lukisan Hasil Karya Arturo Ricci
Arturo Ricci (19 April 1854 - 1919) adalah seorang pelukis yang berasal dari Italia. Dia belajar seni di Firenze di bawah bimbingan Tito Conti (1842-1924), seorang pelukis yang karya-karyanya terkenal dalam hal "...keanggunan figur-figurnya, ketepatan penggambaran serta kekuatan warnanya" (Ricci nantinya akan melampaui gurunya di kesemua hal tersebut!). Diantara lukisan-lukisan Ricci yang paling terkenal adalah: Veduta di Viareggio; Il Ciabattino; Il pranzo di nozze; Il fanatico for the musica; La visita alla figlia; L'ultima lettera amorosa; Risposta all'ultima lettera amorosa; Ritorno dalla guerra; Il pranzo di nozze; dan Il Ritorno degli sposi dalla Chiesa.
Lukisan cat minyak karya Arturo Ricci (1854–1919) berjudul 'Sala Artistica' (Aula Seni) ini dibuat pada tahun 1884 dan berukuran 106 x 79 cm. 'Sala Artistica', yang dibuat dalam periode "sutera dan satin", memberi ruang pada Ricci untuk memperlihatkan keahliannya yang mengagumkan dalam hal penggambaran zaman Rococo yang telah berlalu 100 tahun sebelumnya, terutama pakaian dan ornamen di masa itu. Lukisan ini menggambarkan seorang seniman lukis yang menggunakan waktu luangnya untuk bermain catur melawan seorang gadis bangsawan yang cantik, dengan ditemani oleh ayah si gadis yang memperhatikan dengan seksama dari samping. Tampaknya si seniman sebelumnya telah mendapatkan order untuk melukis si gadis bangsawan tersebut, yang terlihat dari lukisan yang masih belum selesai di sebelah kiri serta sketsa wajah yang berserakan di bawah kaki si gadis. Selain titik sentral di tengah lukisan, kita juga bisa melihat beberapa detail lain yang tak kalah menarik seperti lipatan karpet di bawah kaki si seniman, bulu-bulu berwarna eksotis yang tersimpan di vas bunga di sebelah kanan (lengkap dengan cermin mewahnya), buku-buku, kipas, tempat menyimpan kuas, serta ruang ganti pakaian di latar belakang
Lukisan cat minyak karya Arturo Ricci (1854–1919) yang berjudul 'Afternoon Tea' (Teh Petang) ini dibuat pada tahun 1900 dan berukuran 77 x 104 cm. Disini diperlihatkan banyak ornamen interior khas abad ke-18 yang merupakan ciri khas dari karya-karya Ricci, dan utamanya adalah sutera, tirai, lukisan, patung, serta porselen. Dua pasang manusia yang ditampilkan dalam lukisan ini seakan melambangkan kemewahan dari kehidupan bangsawan di masa itu, seperti misalnya wanita yang sedang duduk sambil memegang kipas, sementara di sebelahnya seorang perwira muda berusaha untuk merayunya. Di belakang mereka seorang gadis pelayan sedang menawarkan biskuit kepada lelaki 'gentleman' lain yang mengenakan kain satin mahal, yang umumnya hanya dikenakan oleh kaum bangsawan dan keluarga kerajaan. Sebagai pelengkap, teh telah disediakan di atas meja guéridon. Semua yang ada disini mewakili Eropa abad ke-18, hanya saja jenis pedang yang dikenakan oleh si perwira sendiri berasal dari awal abad ke-19 - dan merupakan satu-satunya 'cacat' dari lukisan ini
Lukisan cat minyak karya Arturo Ricci (1854–1919) yang berjudul 'The Suitor' (Pelamar) ini berukuran 83.8 x 63.5 cm, dan tidak ada keterangan kapan dibuatnya. Disini digambarkan saat seorang pemuda bangsawan melamar gadis pujaan hatinya di depan ayah si gadis. Sang gadis yang terlihat berseri-seri - kontras dengen ekspresi ayahnya yang serius - merupakan personifikasi dari "kriteria" kecantikan di masa itu, yang lebih menyukai wanita berisi (alias montok) daripada langsing! Mereka bertiga mengenakan wig khas, yang dinamakan sebagai periwig, yang merupakan hiasan populer di Eropa di abad ke-17 dan 18. Sang pelukis sendiri - yang berasal dari Firenze, Italia - mempunyai spesialisasi dalam penggambaran elegan kaum borjuis Eropa di abad ke-18 - suatu tema yang banyak diminati oleh para nouveau-riche (orang kaya baru) di abad ke-19. Abad ke-18 sendiri dianggap sebagai masa keemasan dari kehidupan elegan para kaum bangsawan, baik cara hidupnya maupun pakaian yang mereka kenakan. Ricci mendapatkan popularitas di masa hidupnya sebagai seorang pelukis figur-figur manusia, terutama wanita, yang dibalut oleh kostum abad ke-18. Latar belakang lukisannya (biasanya berada di dalam ruangan) selalu kaya akan ornamen serta dekorasi yang menggambarkan masa itu. Sebagai contoh adalah lukisan ini, dimana detail yang njelimet seakan tersaji begitu mudahnya di tangan Arturo Ricci, baik ornamen pakaian, karpet maupun dinding. Bahkan lukisan di latar belakang pun dibuat dengan ketelitian yang sama sehingga seolah-olah menjadi "lukisan dalam lukisan"!
Lukisan cat minyak karya Arturo Ricci (1854–1919) yang berjudul 'The Suitor' (Pelamar) ini berukuran 83.8 x 63.5 cm, dan tidak ada keterangan kapan dibuatnya. Disini digambarkan saat seorang pemuda bangsawan melamar gadis pujaan hatinya di depan ayah si gadis. Sang gadis yang terlihat berseri-seri - kontras dengen ekspresi ayahnya yang serius - merupakan personifikasi dari "kriteria" kecantikan di masa itu, yang lebih menyukai wanita berisi (alias montok) daripada langsing! Mereka bertiga mengenakan wig khas, yang dinamakan sebagai periwig, yang merupakan hiasan populer di Eropa di abad ke-17 dan 18. Sang pelukis sendiri - yang berasal dari Firenze, Italia - mempunyai spesialisasi dalam penggambaran elegan kaum borjuis Eropa di abad ke-18 - suatu tema yang banyak diminati oleh para nouveau-riche (orang kaya baru) di abad ke-19. Abad ke-18 sendiri dianggap sebagai masa keemasan dari kehidupan elegan para kaum bangsawan, baik cara hidupnya maupun pakaian yang mereka kenakan. Ricci mendapatkan popularitas di masa hidupnya sebagai seorang pelukis figur-figur manusia, terutama wanita, yang dibalut oleh kostum abad ke-18. Latar belakang lukisannya (biasanya berada di dalam ruangan) selalu kaya akan ornamen serta dekorasi yang menggambarkan masa itu. Sebagai contoh adalah lukisan ini, dimana detail yang njelimet seakan tersaji begitu mudahnya di tangan Arturo Ricci, baik ornamen pakaian, karpet maupun dinding. Bahkan lukisan di latar belakang pun dibuat dengan ketelitian yang sama sehingga seolah-olah menjadi "lukisan dalam lukisan"!
Sumber :
↧
↧
Paul von Hindenburg, Pahlawan Jerman dalam Perang Dunia Pertama
Paul Ludwig Hans Anton von Beneckendorff und von Hindenburg (2 Oktober 1847 – 2 Agustus 1934) adalah jenderal dan politisi Jerman terkemuka, veteran Perang Austria-Prusia (1866), Perang Prancis-Prusia (1870-1871), dan Perang Dunia I (1914-1918) yang kemudian menjadi Presiden Jerman kedua pada tahun 1925-1934. Meskipun sebenarnya telah pensiun dari kemiliteran pada tahun 1911, Hindenburg dipanggil kembali oleh Kaiser Wilhelm II untuk bertugas saat Perang Dunia Pertama pecah, dan tak lama kemudian membuktikan kemampuannya yang gemilang sebagai panglima militer dengan menghancurkan pasukan Rusia dalam Pertempuran Tannenberg serta Pertempuran Danau Masuria, meskipun notabene dia sudah berusia 66 tahun! Pada tahun 1916 dia diangkat sebagai Kepala Staff Jenderal Angkatan darat, dan sejak saat itu (bersama dengan deputinya Erich Ludendorff) menjadi diktator militer Jerman secara de facto sampai dengan berakhirnya perang. Hindenburg pensiun untuk kedua kalinya pada tahun 1919, tapi masuk lagi kancah politik pada tahun 1925. Namanya yang harum di seantero Jerman membuat dia tanpa kesulitan menjadi presiden negara tersebut pada tahun 1925 (sebuah jabatan yang dipegangnya sampai dengan meninggalnya pada tahun 1934). Pada tahun 1933, sang pahlawan gaek dipaksa untuk mengangkat Kanselir yang baru - yang sangat tidak disukainya - setelah mendapat tekanan akibat ketidakstabilan politik yang melanda Jerman. Kanselir baru itu bernama Adolf Hitler, dan hanya dalam tempo setahun dia telah mampu mengkonsolidasikan kekuatannya, sehingga ketika Hindenburg meninggal pada usia 86 tahun, Hitler langsung menggantikan tempatnya sebagai diktator baru Jerman sampai dengan tahun 1945. Foto diambil pada tahun 1914 oleh fotografer kenamaan Nicola Perscheid
------------------------------------------------------------------------
MASA MUDA DAN MASA KEKAISARAN
------------------------------------------------------------------------
MASA MUDA DAN MASA KEKAISARAN
1860: Paul von Hindenburg sebagai seorang kadet militer Prusia di Wahlstatt (sekarang bernama Legnickie Pole dan menjadi bagian dari Polandia). Pada saat itu usianya baru menginjak 13 tahun. Hindenburg sendiri sudah menyukai segala hal yang berbau militer dari sejak kecil, ditambah lagi dengan dukungan orangtuanya, sehingga baginya perang bukanlah sebuah hal yang mengerikan, melainkan sesuatu yang "indah dan romantis". Minatnya diperdalam oleh sahabatnya di masa kecil, seorang tukang kebun tua yang pernah menjadi pemukul drum dalam pasukan Friedrich der Große, raja Prusia terkemuka abad ke-18 yang juga terkenal sebagai jenius militer. Sebagai seorang kadet, Hindenburg disegani karena komitmennya pada tugas-tugas yang diberikan, obsesi pada detail yang membuat seragamnya selalu tampak rapi dengan semua kancing kuningannya rutin dipoles sampai kinclong, serta ketangguhan fisik yang diatas standar. Meskipun begitu, dia dianggap mempunyai kecerdasan yang biasa-biasa saja dan tidak mempunyai "sense of humor". Intinya, Hindenburg di masa muda adalah orang yang serius sekaligus membosankan!
Paul von Hindenburg sebagai seorang Major yang bertugas di Grosser Generalstab di tahun 1888. Di tahun itu Kekaisaran Jerman dipimpin oleh tiga orang Kaiser: Wilhelm I, Friedrich III, dan Wilhelm II. Ketika Wilhelm I meninggal pada bulan Maret 1888, Hindenburg menjadi salah satu Penjaga Kehormatan dalam upacara pemakamannya. Dia menyempatkan diri untuk mengambil satu buah potongan marmer abu-abu dari lantai Katedral Berlin tempat sang raja disemayamkan, dan sejak saat itu potongan tersebut selalu dibawanya kemana-mana sebagai pengingat dari "rajaku"!
Paul von Hindenburg sebagai seorang Generalmajor dan Chef des Generalstabes (foto diambil tahun 1896-1897). Jenjang kenaikan pangkat yang diraihnya: Leutnant (7 April 1866), Oberleutnant (13 April 1872), Hauptmann (1878), Major (1881), Oberstleutnant (14 Februari 1891), Oberst (Maret 1894), Generalmajor (14 Agustus 1896), Generalleutnant (1897), dan General der Infanterie (22 Juni 1905). Hindenburg pensiun pada tanggal 18 Maret 1911, tapi kemudian dipanggil kembali untuk bertugas ketika Perang Dunia Pertama pecah, dan langsung diserahi tanggungjawab sebagai Panglima 8. Armee di Front Timur pada tanggal 22 Agustus 1914. Setelah itu pangkatnya naik lagi menjadi Generaloberst (26 Agustus 1914), dan akhirnya Generalfeldmarschall (27 November 1914)
Foto yang diambil pada tanggal 2 Oktober 1897 ini memperlihatkan para perwira dari Kaiserliche Armee (Angkatan Darat Kekaisaran Jerman) berfoto bersama di depan Hotel Schaeidt di sela-sela acara Kaisermanöver (latihan perang) yang diadakan di Lebach/Saarland. Latihan tersebut rutin diselenggarakan setiap tahun dan biasanya digelar di musim gugur. General der Kavallerie Gottlieb Graf von Haeseler (Kommandierender General XVI. Armeekorps yang bermarkas di Metz) berada nomor dua dari kanan, sementara Generalmajor Paul von Hindenburg (Chef des Generalstabes VII. Armeekorps yang bermarkas di Koblenz) adalah orang yang berdiri nomor lima dari kanan (tangan di dalam baju dan memegang pedang). BTW, hari foto ini diambil bertepatan juga dengan ulangtahun ke-50 dari sang jenderal! Pada penyelenggaraan Kaisermanöver tahun 1908, Hindenburg melakukan sesuatu yang tak terbayangkan dan dianggap melanggar "peraturan tidak tertulis" yang harus diaati oleh semua personil militer Jerman: unit di bawah komandonya (IV. Armeekorps) mengalahkan unit militer pimpinan Kaiser Wilhelm II. Walaupun kemudian di akhir acara sang Kaisar memberikan ucapan selamat atas prestasi Hindenburg, tersebut tapi kejadian ini ternyata berbuntut panjang: sang jenderal kemudian diblok dari jabatan prestisius di staff jenderal AD, dan tak lama kemudian harus pensiun!
Paul von Hindenburg sebagai seorang Major yang bertugas di Grosser Generalstab di tahun 1888. Di tahun itu Kekaisaran Jerman dipimpin oleh tiga orang Kaiser: Wilhelm I, Friedrich III, dan Wilhelm II. Ketika Wilhelm I meninggal pada bulan Maret 1888, Hindenburg menjadi salah satu Penjaga Kehormatan dalam upacara pemakamannya. Dia menyempatkan diri untuk mengambil satu buah potongan marmer abu-abu dari lantai Katedral Berlin tempat sang raja disemayamkan, dan sejak saat itu potongan tersebut selalu dibawanya kemana-mana sebagai pengingat dari "rajaku"!
Paul von Hindenburg sebagai seorang Generalmajor dan Chef des Generalstabes (foto diambil tahun 1896-1897). Jenjang kenaikan pangkat yang diraihnya: Leutnant (7 April 1866), Oberleutnant (13 April 1872), Hauptmann (1878), Major (1881), Oberstleutnant (14 Februari 1891), Oberst (Maret 1894), Generalmajor (14 Agustus 1896), Generalleutnant (1897), dan General der Infanterie (22 Juni 1905). Hindenburg pensiun pada tanggal 18 Maret 1911, tapi kemudian dipanggil kembali untuk bertugas ketika Perang Dunia Pertama pecah, dan langsung diserahi tanggungjawab sebagai Panglima 8. Armee di Front Timur pada tanggal 22 Agustus 1914. Setelah itu pangkatnya naik lagi menjadi Generaloberst (26 Agustus 1914), dan akhirnya Generalfeldmarschall (27 November 1914)
Foto yang diambil pada tanggal 2 Oktober 1897 ini memperlihatkan para perwira dari Kaiserliche Armee (Angkatan Darat Kekaisaran Jerman) berfoto bersama di depan Hotel Schaeidt di sela-sela acara Kaisermanöver (latihan perang) yang diadakan di Lebach/Saarland. Latihan tersebut rutin diselenggarakan setiap tahun dan biasanya digelar di musim gugur. General der Kavallerie Gottlieb Graf von Haeseler (Kommandierender General XVI. Armeekorps yang bermarkas di Metz) berada nomor dua dari kanan, sementara Generalmajor Paul von Hindenburg (Chef des Generalstabes VII. Armeekorps yang bermarkas di Koblenz) adalah orang yang berdiri nomor lima dari kanan (tangan di dalam baju dan memegang pedang). BTW, hari foto ini diambil bertepatan juga dengan ulangtahun ke-50 dari sang jenderal! Pada penyelenggaraan Kaisermanöver tahun 1908, Hindenburg melakukan sesuatu yang tak terbayangkan dan dianggap melanggar "peraturan tidak tertulis" yang harus diaati oleh semua personil militer Jerman: unit di bawah komandonya (IV. Armeekorps) mengalahkan unit militer pimpinan Kaiser Wilhelm II. Walaupun kemudian di akhir acara sang Kaisar memberikan ucapan selamat atas prestasi Hindenburg, tersebut tapi kejadian ini ternyata berbuntut panjang: sang jenderal kemudian diblok dari jabatan prestisius di staff jenderal AD, dan tak lama kemudian harus pensiun!
Kaisar Jerman Wilhelm II bersama dengan para jenderal "top notch"-nya dalam Perang Dunia Pertama (klaim Getty Images menyebutkan bahwa foto hasil sotosop zaman baheula ini diambil pada tahun 1910). Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Karl Wilhelm Paul von Bülow (1846-1921), Generalfeldmarschall Anton Ludwig Friedrich August von Mackensen (1849-1945), Generalfeldmarschall Rupprecht Maria Luitpold Ferdinand von Wittelsbach Kronprinz von Bayern (1869-1955), Generaloberst Helmuth Johannes Ludwig von Moltke (1848-1916), Generalfeldmarschall Albrecht Maria Alexander Philipp Joseph Herzog von Württemberg (1865-1939), General der Infanterie Friedrich Wilhelm Viktor August Ernst von Hohenzollern Kronprinz von Preußen (1882-1951), Oberster Kriegsheer Kaiser Wilhelm Viktor Albert von Preußen (1859-1941), General der Infanterie Hermann Karl Bruno von François (1856-1933), Generaloberst Alexander Heinrich Rudolf von Kluck (1846-1934), General der Infanterie Erich Friedrich Wilhelm Ludendorff (1865-1937), General der Infanterie Albert Theodor Otto von Emmich (1848-1915), General der Infanterie Erich Georg Alexander Sebastien von Falkenhayn (1861-1922), Generaloberst Karl Wilhelm George August Gottfried von Einem gennant von Rothmaler (1853-1934), Generalfeldmarschall Gottlieb Ferdinand Albert Alexis Graf von Haeseler (1836-1919), Generaloberst Hans Hartwig von Beseler (1850-1921), Generalfeldmarschall Paul Ludwig Hans Anton von Beneckendorff und von Hindenburg (1847-1934), Kanzler Theobald Theodor Friedrich Alfred von Bethmann-Hollweg (1856-1921), Generaloberst Josias Oskar von Heeringen (1850-1926), dan Großadmiral Alfred Peter Friedrich von Tirpitz (1849-1930)
Foto ini dibuat pada tahun 1912 saat Paul von Hindenburg sudah pensiun dari dinas ketentaraan dengan pangkat terakhir General der Infanterie, tapi kemudian populer di masa Perang Dunia I setelah direproduksi sebagai kartu pos untuk penduduk Jerman. Tulisan berbahasa Prancis di atasnya berbunyi: "Le maréchal Hindenburg, nommé chef d'état-major en remplacement de Falkenhayn" (Marsekal Hindenburg, terpilih sebagai Kepala Staff menggantikan Falkenhayn). Hindenburg sendiri diangkat sebagai Chef des Generalstabes des Feldheeres (Kepala Staff Jenderal AD Lapangan) pada tanggal 29 Agustus 1916, dan jabatan tersebut terus dipegangnya sampai dengan akhir perang
Kartu pos Keluaran Wohlfahrts-Postkarte dengan nomor urut 23 ini menjadi salah satu seri "Deutsche Heerführer" (Pimpinan AD Jerman), dan di belakangnya tertulis "ausgegeben vom Verein für Wohlfahrtsmarken" (dikeluarkan oleh Asosiasi Kesejahteraan Marks). Aslinya, foto ini dijepret oleh fotografer Albert Meyer (1857-1924) dari Hanover - yang juga merupakan tempat tinggal Hindenburg - antara tahun 1911 (pensiunnya sang jenderal) dan 1913 (dijualnya studio foto Meyer ke Hugo Julius). Kartu pos ini sendiri diterbitkan oleh Gustav Liersch & Co., Berlin S.W. 48, sementara untuk tempat percetakannya mengambil tempat di "Tiefdruck der Rotophot A.G. Berlin"
------------------------------------------------------------------------
PERANG DUNIA PERTAMA
Foto Paul von Hindenburg yang diambil pada tahun 1914. Posisi dan jabatan yang pernah dipegangnya: Sekondelieutenant di 3. Garde Regiment zu Fuss (7 April 1866 - 1873); mengikuti kursus perwira lanjutan di Kriegsakademie Berlin (1873 - 1876); bertugas di Grossen Generalstab (1877 - 1878); Stab II. Armeekorps (9 Juli 1878 - 1881); Stab 1. Division (5 Mei 1881 - 1884); Bertugas di Infanterie-Regiment Nr. 3 (1884 - 14 Juli 1885); Bertugas di II.Abteilung / Kriegsministerium (1890); Kommandeur Infanterie-Regiment Nr. 91 (1893 - 1896); Chef des Generalstabes VIII. Armeekorps (1896 - 1900); Kommandeur 28. Infanterie-Division (Juli 1900 - 27 Januari 1903); Kommandierender General IV. Armeekorps (27 Januari 1903 - 18 Maret 1911); pensiun (18 Maret 1911 - Agustus 1914); diapnggil kembali untuk bertugas dan menjadi Oberbefehlshaber 8. Armee (22 Agustus 1914 - 18 September 1914) Oberbefehlshaber 9. Armee (18 September 1914 - 1 November 1914); Oberbefehlshaber Ost (1 November 1914 - 29 Agustus 1916); Chef des Generalstabes des Feldheeres (29 Agustus 1916 - 25 Juni 1919); Chef des Generalstabes des Heeres (25 Juni 1919 - 3 Juli 1919); pensiun untuk kedua kalinya dari dinas militer (3 Juli 1919)
Generaloberst Paul von Hindenburg (ketiga dari kiri, Oberbefehlshaber 8. Armee) dalam sebuah percakapan dengan perwira tinggi Jerman lainnya, sementara prajurit yang mengenakan helm pickelhaube di kiri-kanan mereka memberi hormat. Tak ada keterangan lain yang bisa dicomot, tapi tampaknya foto yang diambil pada tahun 1914 ini memperlihatkan kunjungan perwira tinggi tersebut ke markas Hindenburg yang berada di Front Timur
Generaloberst Paul von Hindenburg (Oberbefehlshaber 8. Armee) berpose bersama dengan para staff-nya di depan markas besar mereka di Posener Schlosse (Kastil Poznań), Polandia, awal musim gugur tahun 1914. Dari kiri ke kanan: Rittmeister de la Croix (Ordonnanzoffizier), Major von Baehr (Kommandant des Hauptquartiers), Hauptmann Moritz Fleischmann von Theissruck (Verbindungsoffizier atau Perwira Penghubung dari Austria), Leutnant von Bismarck, Hauptmann Caemmerer, Generalmajor Erich Ludendorff (Chef des Generalstabes), Oberleutnant der Reserve Markau, Paul von Hindenburg, Hauptmann Frantz, Oberstleutnant im Generalstab Max Hoffmann (Chef der Operationsabteilung), Oberleutnant der Reserve Steinicke (Ordonnanzoffizier), Hauptmann von Waldow, dan Hauptmann Alfred von Vollard-Bockelberg. Foto diambil oleh Sendker (tidak ada keterangan nama pertamanya)
Foto hasil karya Sendker ini memperlihatkan para staff dari 8. Armee - yang merupakan kekuatan utama Jerman di Front Timur - berfoto bersama di anak tangga Posener Schlosse (Kastil Poznań), Polandia, yang menjadi markas besar mereka dalam pertempuran melawan pasukan Rusia di tahun 1914 (foto ini sendiri diambil pada awal musim gugur di tahun tersebut). Baris depan dari kiri ke kanan: Generalmajor Erich Ludendorff (Chef des Generalstabes), Generaloberst Paul von Hindenburg (Oberbefehlshaber), dan Oberstleutnant im Generalstab Max Hoffmann (Chef der Operationsabteilung). Baris belakang: Oberleutnant der Reserve Markau, Hauptmann Frantz, Oberleutnant der Reserve Steinicke, dan Hauptmann von Waldow
Generaloberst Paul von Hindenburg (Oberbefehlshaber 8. Armee) dan para staff dari 8. Armee mengawasi kondisi medan tempur dalam Pertempuran Pertama Danau Masuria (7 - 14 September 1914) antara pasukan Jerman dan Rusia, yang berlangsung di perbatasan Prussia Timur dan Polandia (lokasi tepatnya adalah di Przasnysz, antara Łaniętami dan Mchowa). Hindenburg sendiri berdiri kedua dari kiri, sementara yang meneropong dengan scherenfernrohr adalah Oberstleutnant im Generalstab Max Hoffmann (Chef der Operationsabteilung 8. Armee), dan sebelahnya yang ikut meneropong menggunakan fernglas adalah Generalmajor Erich Ludendorff (Chef des Generalstabes 8. Armee). Perwira dengan topi kepi yang berdiri ketiga dari kanan adalah Hauptmann Moritz Fleischmann von Theissruck (Verbindungsoffizier atau Perwira Penghubung dari Austria). Foto hasil jepretan Bauernfreund ini diambil dari majalah "Illustrierten Zeitung"
Para staff 8. Armee mengawasi kondisi medan tempur di Przasnysz, antara Łaniętami dan Mchowa, dalam Pertempuran Pertama Danau Masuria yang berlangsung tanggal 7 s/d 14 September 1914 antara pasukan Jerman dan Rusia. Yang lagi ngintip banci mandi dengan menggunakan scherenfernrohr (teropong gunting) adalah Oberstleutnant im Generalstab Max Hoffmann (Chef der Operationsabteilung 8. Armee), sementara yang berdiri dengan posisi paling tinggi di belakangnya adalah Generaloberst Paul von Hindenburg (Oberbefehlshaber 8. Armee). Di sebelah kanan bawah Hindenburg adalah Generalmajor Erich Ludendorff (Chef des Generalstabes 8. Armee), dan yang nongkrong paling kanan dengan pedang tersampir adalah Hauptmann Moritz Fleischmann von Theissruck (Verbindungsoffizier atau Perwira Penghubung dari Austria). Foto hasil jepretan Bauernfreund ini diambil dari buku "Grenadier Kronpinz Regimentsgeschichte"
Para staff 8. Armee mengawasi kondisi medan tempur di Przasnysz, antara Łaniętami dan Mchowa, dalam Pertempuran Pertama Danau Masuria yang berlangsung tanggal 7 s/d 14 September 1914 antara pasukan Jerman dan Rusia. Yang lagi ngintip banci mandi dengan menggunakan scherenfernrohr (teropong gunting) adalah Oberstleutnant im Generalstab Max Hoffmann (Chef der Operationsabteilung 8. Armee), sementara yang berdiri dengan posisi paling tinggi di belakangnya adalah Generaloberst Paul von Hindenburg (Oberbefehlshaber 8. Armee). Ketiga dari kanan adalah Generalmajor Erich Ludendorff (Chef des Generalstabes 8. Armee), dan yang nongkrong paling kiri di belakang Hoffmann adalah Hauptmann Moritz Fleischmann von Theissruck (Verbindungsoffizier atau Perwira Penghubung dari Austria). Foto hasil jepretan Hugo Vogel ini diambil dari buku "Sammelbild der Immalin-Werke"
Generalfeldmarschall Paul von Hindenburg (Oberbefehlshaber Ost) memperhatikan peta pertempuran di markas besarnya di Kaunas/Kowno (Lithuania), tahun 1915. Sebagai seorang komandan militer serta peracik strategi perang, kemampuan Hindenburg bisa dikatakan biasa-biasa saja alias 'medioker'. Dalam laga akbar melawan Rusia di Front Timur, staff-nya yang lebih banyak berperan, terutama Erich Ludendorff (Deputi Hindenburg) dan Max Hoffmann (Kepala Operasi). Foto ini diambil dari buku "Bildstelle 5. Division; 1.Weltkrieg"
Foto ini dibuat pada tahun 1912 saat Paul von Hindenburg sudah pensiun dari dinas ketentaraan dengan pangkat terakhir General der Infanterie, tapi kemudian populer di masa Perang Dunia I setelah direproduksi sebagai kartu pos untuk penduduk Jerman. Tulisan berbahasa Prancis di atasnya berbunyi: "Le maréchal Hindenburg, nommé chef d'état-major en remplacement de Falkenhayn" (Marsekal Hindenburg, terpilih sebagai Kepala Staff menggantikan Falkenhayn). Hindenburg sendiri diangkat sebagai Chef des Generalstabes des Feldheeres (Kepala Staff Jenderal AD Lapangan) pada tanggal 29 Agustus 1916, dan jabatan tersebut terus dipegangnya sampai dengan akhir perang
Kartu pos Keluaran Wohlfahrts-Postkarte dengan nomor urut 23 ini menjadi salah satu seri "Deutsche Heerführer" (Pimpinan AD Jerman), dan di belakangnya tertulis "ausgegeben vom Verein für Wohlfahrtsmarken" (dikeluarkan oleh Asosiasi Kesejahteraan Marks). Aslinya, foto ini dijepret oleh fotografer Albert Meyer (1857-1924) dari Hanover - yang juga merupakan tempat tinggal Hindenburg - antara tahun 1911 (pensiunnya sang jenderal) dan 1913 (dijualnya studio foto Meyer ke Hugo Julius). Kartu pos ini sendiri diterbitkan oleh Gustav Liersch & Co., Berlin S.W. 48, sementara untuk tempat percetakannya mengambil tempat di "Tiefdruck der Rotophot A.G. Berlin"
------------------------------------------------------------------------
PERANG DUNIA PERTAMA
Foto Paul von Hindenburg yang diambil pada tahun 1914. Posisi dan jabatan yang pernah dipegangnya: Sekondelieutenant di 3. Garde Regiment zu Fuss (7 April 1866 - 1873); mengikuti kursus perwira lanjutan di Kriegsakademie Berlin (1873 - 1876); bertugas di Grossen Generalstab (1877 - 1878); Stab II. Armeekorps (9 Juli 1878 - 1881); Stab 1. Division (5 Mei 1881 - 1884); Bertugas di Infanterie-Regiment Nr. 3 (1884 - 14 Juli 1885); Bertugas di II.Abteilung / Kriegsministerium (1890); Kommandeur Infanterie-Regiment Nr. 91 (1893 - 1896); Chef des Generalstabes VIII. Armeekorps (1896 - 1900); Kommandeur 28. Infanterie-Division (Juli 1900 - 27 Januari 1903); Kommandierender General IV. Armeekorps (27 Januari 1903 - 18 Maret 1911); pensiun (18 Maret 1911 - Agustus 1914); diapnggil kembali untuk bertugas dan menjadi Oberbefehlshaber 8. Armee (22 Agustus 1914 - 18 September 1914) Oberbefehlshaber 9. Armee (18 September 1914 - 1 November 1914); Oberbefehlshaber Ost (1 November 1914 - 29 Agustus 1916); Chef des Generalstabes des Feldheeres (29 Agustus 1916 - 25 Juni 1919); Chef des Generalstabes des Heeres (25 Juni 1919 - 3 Juli 1919); pensiun untuk kedua kalinya dari dinas militer (3 Juli 1919)
Generaloberst Paul von Hindenburg (ketiga dari kiri, Oberbefehlshaber 8. Armee) dalam sebuah percakapan dengan perwira tinggi Jerman lainnya, sementara prajurit yang mengenakan helm pickelhaube di kiri-kanan mereka memberi hormat. Tak ada keterangan lain yang bisa dicomot, tapi tampaknya foto yang diambil pada tahun 1914 ini memperlihatkan kunjungan perwira tinggi tersebut ke markas Hindenburg yang berada di Front Timur
Generaloberst Paul von Hindenburg (Oberbefehlshaber 8. Armee) berpose bersama dengan para staff-nya di depan markas besar mereka di Posener Schlosse (Kastil Poznań), Polandia, awal musim gugur tahun 1914. Dari kiri ke kanan: Rittmeister de la Croix (Ordonnanzoffizier), Major von Baehr (Kommandant des Hauptquartiers), Hauptmann Moritz Fleischmann von Theissruck (Verbindungsoffizier atau Perwira Penghubung dari Austria), Leutnant von Bismarck, Hauptmann Caemmerer, Generalmajor Erich Ludendorff (Chef des Generalstabes), Oberleutnant der Reserve Markau, Paul von Hindenburg, Hauptmann Frantz, Oberstleutnant im Generalstab Max Hoffmann (Chef der Operationsabteilung), Oberleutnant der Reserve Steinicke (Ordonnanzoffizier), Hauptmann von Waldow, dan Hauptmann Alfred von Vollard-Bockelberg. Foto diambil oleh Sendker (tidak ada keterangan nama pertamanya)
Foto hasil karya Sendker ini memperlihatkan para staff dari 8. Armee - yang merupakan kekuatan utama Jerman di Front Timur - berfoto bersama di anak tangga Posener Schlosse (Kastil Poznań), Polandia, yang menjadi markas besar mereka dalam pertempuran melawan pasukan Rusia di tahun 1914 (foto ini sendiri diambil pada awal musim gugur di tahun tersebut). Baris depan dari kiri ke kanan: Generalmajor Erich Ludendorff (Chef des Generalstabes), Generaloberst Paul von Hindenburg (Oberbefehlshaber), dan Oberstleutnant im Generalstab Max Hoffmann (Chef der Operationsabteilung). Baris belakang: Oberleutnant der Reserve Markau, Hauptmann Frantz, Oberleutnant der Reserve Steinicke, dan Hauptmann von Waldow
Generaloberst Paul von Hindenburg (Oberbefehlshaber 8. Armee) dan para staff dari 8. Armee mengawasi kondisi medan tempur dalam Pertempuran Pertama Danau Masuria (7 - 14 September 1914) antara pasukan Jerman dan Rusia, yang berlangsung di perbatasan Prussia Timur dan Polandia (lokasi tepatnya adalah di Przasnysz, antara Łaniętami dan Mchowa). Hindenburg sendiri berdiri kedua dari kiri, sementara yang meneropong dengan scherenfernrohr adalah Oberstleutnant im Generalstab Max Hoffmann (Chef der Operationsabteilung 8. Armee), dan sebelahnya yang ikut meneropong menggunakan fernglas adalah Generalmajor Erich Ludendorff (Chef des Generalstabes 8. Armee). Perwira dengan topi kepi yang berdiri ketiga dari kanan adalah Hauptmann Moritz Fleischmann von Theissruck (Verbindungsoffizier atau Perwira Penghubung dari Austria). Foto hasil jepretan Bauernfreund ini diambil dari majalah "Illustrierten Zeitung"
Para staff 8. Armee mengawasi kondisi medan tempur di Przasnysz, antara Łaniętami dan Mchowa, dalam Pertempuran Pertama Danau Masuria yang berlangsung tanggal 7 s/d 14 September 1914 antara pasukan Jerman dan Rusia. Yang lagi ngintip banci mandi dengan menggunakan scherenfernrohr (teropong gunting) adalah Oberstleutnant im Generalstab Max Hoffmann (Chef der Operationsabteilung 8. Armee), sementara yang berdiri dengan posisi paling tinggi di belakangnya adalah Generaloberst Paul von Hindenburg (Oberbefehlshaber 8. Armee). Di sebelah kanan bawah Hindenburg adalah Generalmajor Erich Ludendorff (Chef des Generalstabes 8. Armee), dan yang nongkrong paling kanan dengan pedang tersampir adalah Hauptmann Moritz Fleischmann von Theissruck (Verbindungsoffizier atau Perwira Penghubung dari Austria). Foto hasil jepretan Bauernfreund ini diambil dari buku "Grenadier Kronpinz Regimentsgeschichte"
Para staff 8. Armee mengawasi kondisi medan tempur di Przasnysz, antara Łaniętami dan Mchowa, dalam Pertempuran Pertama Danau Masuria yang berlangsung tanggal 7 s/d 14 September 1914 antara pasukan Jerman dan Rusia. Yang lagi ngintip banci mandi dengan menggunakan scherenfernrohr (teropong gunting) adalah Oberstleutnant im Generalstab Max Hoffmann (Chef der Operationsabteilung 8. Armee), sementara yang berdiri dengan posisi paling tinggi di belakangnya adalah Generaloberst Paul von Hindenburg (Oberbefehlshaber 8. Armee). Ketiga dari kanan adalah Generalmajor Erich Ludendorff (Chef des Generalstabes 8. Armee), dan yang nongkrong paling kiri di belakang Hoffmann adalah Hauptmann Moritz Fleischmann von Theissruck (Verbindungsoffizier atau Perwira Penghubung dari Austria). Foto hasil jepretan Hugo Vogel ini diambil dari buku "Sammelbild der Immalin-Werke"
Generalfeldmarschall Paul von Hindenburg (Oberbefehlshaber Ost) memperhatikan peta pertempuran di markas besarnya di Kaunas/Kowno (Lithuania), tahun 1915. Sebagai seorang komandan militer serta peracik strategi perang, kemampuan Hindenburg bisa dikatakan biasa-biasa saja alias 'medioker'. Dalam laga akbar melawan Rusia di Front Timur, staff-nya yang lebih banyak berperan, terutama Erich Ludendorff (Deputi Hindenburg) dan Max Hoffmann (Kepala Operasi). Foto ini diambil dari buku "Bildstelle 5. Division; 1.Weltkrieg"
Generalfeldmarschall Paul von Hindenburg dalam foto yang diambil pada tahun 1916. Seperti hampir semua foto dirinya yang diambil di masa Perang Dunia Pertama, sang marsekal tidak lupa membawa serta preußische Marschallstab (Tongkat Marsekal Prusia) di lengan kirinya, sementara lengan kanannya memegang pickelhaube, helm runcing khas Prusia yang kemudian ditiru oleh sebagian besar militer negara bagian Jerman lainnya. BTW, untuk kumpulan quote yang pernah diucapkan oleh Hindenburg dapat dilihat DISINI
Tiga orang penentu kebijakan militer Jerman dalam Perang Dunia Pertama, dari pertengahan sampai akhir perang, dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Paul von Hindenburg (Chef des Generalstabes des Feldheeres), Kaiser Wilhelm II, dan General der Infanterie Erich Ludendorff (1. Generalquartiermeister und Stellvertreter Hindenburg). Foto diambil pada tanggal 8 Januari 1917 di Grote Hoofdkwartier di Schloss Pleß (kini berganti nama menjadi Pszczyna dan menjadi bagian dari Polandia)
Paul von Hindenburg dalam sebuah foto studio pada tahun 1917 yang diambil untuk merayakan hari jadinya yang ke-70 (2 Oktober 1917). Disini dia mengenakan seragam Generalfeldmarschall, lengkap dengan segambreng medali serta pedang kehormatan yang ditangkup oleh kedua tangannya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa foto ini diambil pada tahun 1914 - tak lama setelah kesuksesannya dalam Pertempuran Tannenberg - tapi informasi ini salah alias nggak bener, beibeh! Daftar medali dan penghargaan yang diraih oleh Hindenburg selama karirnya: Roter Adler Orden IV.Klasse mit Schwertern (19 Juni 1866, untuk prestasinya dalam Pertempuran Königgrätz); Eisernes Kreuz II. Klasse (12 September 1870, untuk prestasinya dalam Pertempuran Gravelotte); Österreichisches Eisernen Krone III. Klasse (1883); Russisches St. Stanislaus Orden II. Klasse (1883); Königlich Preussischer Kronen Orden Kreuz III. Klasse (1888); Grossherzoglich Badisches Komturkreuz II. Klasse des Ordens vom Zähringer Löwen (1894); Roter Adler Orden III.Klasse mit der Schleife und Schwertern am Ringe (19 Januari 1896); Ehrenkreuz II.Klasse des schaumburg-Lippe Haus-Ordens (Maret 1896); Königlich Kronen Orden II.Klasse (17 Januari 1897); Roter Adler Orden II.Klasse mit Eichenlaub und Schwertern am Ringe (10 September 1897); Groß-Offizierkreuz des italien. St. Mauritius- und Lazarus-Ordens (Oktober 1897); Kommandeurkreuz I.Klasse des badisches Ordens vom Zähringer Löwen (November 1899); Ehren-Großkreuz des Oldenburgisches Haus- und Verdienst-Ordens des Herzogs Peter Friedrich Ludwig (Oktober 1900); Großkreuz des Großherzoglich Sächsisches Haus-Ordens der Wachsamkeit oder vom weißen Falken (Juni 1901); Stern zum Roten Adler Orden II.Klasse mit Schwertern (19 Januari 1902); Großkreuz des Württembergisches Friedrichs-Ordens (Juni 1902); Großkreuz des badisches Ordens vom Zähringer Löwen (April 1903); Roter Adler Orden I.Klasse mit Eichenlaub und Schwertern am Ringe (11 September 1903); Großkreuz des Sächsisches Sachsen-Ernestinischen Haus-Ordens (November 1903); Großkreuz des Anhaltinisches Haus-Ordens Albrechts des Bären (September 1904); Großkreuz des spanischen Militär-Verdienst-Ordens (April 1906); Großkreuz des Königlich Sächsisches Albrechts-Ordens (Agustus 1906); Großkreuz des Roten Adler Ordens mit Eichenlaub und Schwertern am Ringe (20 Januari 1907); Bayer. Militär-Verdienst-Orden I. Klasse (Februari 1907); Krone zum Großkreuzzeichen des anhalt. Haus-Ordens Albrechts des Bären (Juni 1907); Schwarzer Adler Orden (18 Maret 1911); Eisernes Kreuz I. Klasse (29 Agustus 1914); Orden Pour le mérite (8 September 1914, untuk prestasinya dalam Pertempuran Tannenberg); Großkreuz des ungarisches St. Stephan-Ordens (13 September 1914); Österreichisches Militär-Verdienstkreuz mit der Kriegsdekoration (13 September 1914); Großkreuz des bayer. Militär-Max-Joseph-Ordens (30 November 1914); Ritter und Kommandeur I. Klasse des Königlich Sächsisches Militär-St. Heinrichs-Ordens (21 Desember 1914); Eichenlaub zum Orden Pour le mérite (23 Februari 1915, untuk prestasinya dalam pertempuran musim dingin di Danau Masuria); Großkreuz des badisches militärischen Karl-Friedrich -Verdienst-Ordens (5 September 1915); Großkreuz des Eisernen Kreuzes (9 Desember 1916); Großkreuz des Königlich Sächsisches Militär-St. Heinrichs-Ordens (27 Desember 1916); Türkischer Osmanije Orden in Brillanten (29 Desember 1916); Verdienstkreuz für Kriegshilfsdienst (18 Januari 1917); Österreichisches Militär-Verdienstkreuz I. Klasse mit der Kriegsdekoration (27 Januari 1917); Ritter des Johanniter-Ordens (21 Juli 1917); Kreuz und Sterne der Großkomture des Haus-Ordens von Hohenzollern mit Schwertern (2 Agustus 1917); Brillanten zum Österreichisches Militär-Verdienstkreuz I. Klasse mit Kriegsdekoration (7 November 1917); Großkreuz des Eisernes Kreuzes mit goldenen Strahlen des Blüchersterns (24 Maret 1918); Großkreuz des Österreichisches Militär-Maria-Theresien-Ordens (26 Maret 1918); serta Ehren-Kommendator des Johanniter-Ordens
------------------------------------------------------------------------
REPUBLIK WEIMAR
------------------------------------------------------------------------
REPUBLIK WEIMAR
Upacara penghormatan militer untuk memperingati ulangtahun ke-85 Reichspräsident Paul von Hindenburg yang diselenggarakan di depan istana kepresidenan di Wilhelmstrasse, Berlin, tanggal 2 Oktober 1932. Hindenburg berjalan paling kanan menginspeksi pasukan penjaga kehormatan, sementara di belakangnya menyusul para petinggi Reichswehr: General der Infanterie Kurt von Schleicher (Reichswehrminister), Oberst Oskar von Hindenburg (1. militärischen Adjutant des Reichspräsidenten), General der Infanterie Kurt von Hammerstein-Equord (Chef der Heeresleitung), dan Admiral Dr.phil.h.c. Erich Raeder (Chef der Marineleitung)
------------------------------------------------------------------------
ERA HITLER
Dari kiri ke kanan: Reichspräsident Paul von Hindenburg (Staatsoberhaupt), Charakter als General der Infanterie Werner von Blomberg (Reichswehrminister), dan Reichskanzler Adolf Hitler. Mereka berkumpul bersama di Potsdam tanggal 21 Maret 1933 dalam acara "Tag von Potsdam", sebuah acara pengambilan sumpah simbolis antara Reichspräsident Von Hindenburg dengan para menteri kabinet Hitler yang baru dilantik tanggal 5 Maret 1933 sebelumnya. Acara ini mengikuti tradisi pertemuan para anggota Reichstag yang baru diangkat dengan Kaiser Wilhelm zaman Kekaisaran Jerman. Di latar belakang kita bisa melihat bangunan Garnisonkirche (Gereja Garnisun). Acara pengambilan sumpahnya tidak dilakukan di Garnisonkirche ataupun Reichstag melainkan di bangunan Krolloper di Berlin karena bangunan Reichstag (yang biasa digunakan untuk acara serupa) telah terbakar tanggal 27 Februari sebelumnya. Foto-foto Hindenburg dan Adolf Hitler lainnya bisa dilihat DISINI
Para veteran perwira tinggi Kaiserliche Armee (Angkatan Darat Kekaisaran) dari Perang Dunia Pertama berkumpul bersama di Tannenberg-Denkmal (Monumen Tannenberg) di Hohenstein untuk memperingati 19 tahun kemenangan Jerman melawan Rusia dalam Pertempuran Tannenberg, bulan Agustus 1933. Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall August von Mackensen, Generalmajor Oskar von Hindenburg (tertutup oleh Ludendorff), General der Infanterie Erich Ludendorff, tidak diketahui, Generalfeldmarschall Paul von Hindenburg, dan Generaloberst Hans von Seeckt. Diantara Ludendorff dan Hindenburg berdiri perwira militer yang tidak diketahui namanya. Dari pickelhaube berujung bulat yang dikenakannya (dikenal dengan nama kugelhelm), maka kemungkinan besar dia adalah seorang perwira artileri. Muka yang paling mirip dengan do'i adalah General der Artillerie Friedrich von Scholtz, cuma yang jadi masalah: Scholtz sudah "is death" dari tahun 1927, sementara foto ini diambil pada tahun 1933! Jadi?? Kemungkinan besar itu adalah arwahnya yang gentayangan! Iiiiiy bla'em bla'em....
Para veteran perwira tinggi Kaiserliche Armee (Angkatan Darat Kekaisaran) dari Perang Dunia Pertama berkumpul bersama di Tannenberg-Denkmal (Monumen Tannenberg) di Hohenstein untuk memperingati 19 tahun kemenangan Jerman melawan Rusia dalam Pertempuran Tannenberg, bulan Agustus 1933. Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall August von Mackensen, Generalmajor Oskar von Hindenburg (tertutup oleh Ludendorff), General der Infanterie Erich Ludendorff, tidak diketahui, Generalfeldmarschall Paul von Hindenburg, dan Generaloberst Hans von Seeckt. Diantara Ludendorff dan Hindenburg berdiri perwira militer yang tidak diketahui namanya. Dari pickelhaube berujung bulat yang dikenakannya (dikenal dengan nama kugelhelm), maka kemungkinan besar dia adalah seorang perwira artileri. Muka yang paling mirip dengan do'i adalah General der Artillerie Friedrich von Scholtz, cuma yang jadi masalah: Scholtz sudah "is death" dari tahun 1927, sementara foto ini diambil pada tahun 1933! Jadi?? Kemungkinan besar itu adalah arwahnya yang gentayangan! Iiiiiy bla'em bla'em....
Pemakaman Presiden sekaligus pahlawan Jerman Paul von Hindenburg pada bulan Agustus 1934. Dua orang penjaganya merupakan veteran Perang Dunia Pertama, yang terlihat dari medali yang tertempel di seragamnya. Kematian Von Hindenburg pada tanggal 2 Agustus 1934 membuka jalan bagi Reichskanzler Adolf Hitler untuk menjadi diktator Jerman yang memiliki kekuasaan absolut
------------------------------------------------------------------------
LUKISAN DAN PATUNG
Lukisan yang dibuat berdasarkan foto tahun 1914 karya Nicola Perscheid (lihat foto pertama paling atas!). Lukisan ini kemudian disebarluaskan ke masyarakat Jerman melalui kartupos produksi Verlag Gerhard Stalling di Oldenburg. Seperti semua memorabilia bertema Hindenburg lainnya, kartu pos seri ini pun laris manis dibeli oleh rakyat Jerman yang menganggapnya sebagai salah satu pahlawan terbesar mereka dalam Perang Dunia Pertama
------------------------------------------------------------------------
LUKISAN DAN PATUNG
Lukisan yang dibuat berdasarkan foto tahun 1914 karya Nicola Perscheid (lihat foto pertama paling atas!). Lukisan ini kemudian disebarluaskan ke masyarakat Jerman melalui kartupos produksi Verlag Gerhard Stalling di Oldenburg. Seperti semua memorabilia bertema Hindenburg lainnya, kartu pos seri ini pun laris manis dibeli oleh rakyat Jerman yang menganggapnya sebagai salah satu pahlawan terbesar mereka dalam Perang Dunia Pertama
Sumber :
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.bundesarchiv.de
www.bundesarchiv.de
↧
Foto Grenadier-Brigade 92 / Panzergrenadier-Brigade 92
Berdasarkan keterangan dari berita propaganda Jerman, wanita anggota Partisan Yugoslavia yang bernama Rajna Radić ini tertangkap oleh pasukan Wehrmacht dan kemudian menjadi pengkhianat dengan menunjukkan lokasi persembunyian teman-temannya. Berdasarkan keterangan yang sama, dia bahkan menawarkan diri untuk ikut bersama dengan tentara Jerman menuju ke lokasi yang dimaksud, dengan berkata: "Disanalah mereka berada, di lembah itu. Saya sendiri yang akan mengantarkan kalian kesana!" Dia ditangkap oleh para anggota dari Grenadier-Regiment 92 (yang memakai topi tropis di latar belakang), sementara interogasi terhadap dirinya dilakukan oleh orang-orang dari 7. SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division "Prinz Eugen" (terlihat di sebelah kiri) yang, karena kebanyakannya lahir di Yugoslavia, berbicara dengan bahasa yang sama. Foto ini diambil oleh Walter Henisch pada tahun 1944 di sebuah tempat yang tidak diketahui di Yugoslavia
Sumber :
www.bandenkampf.blogspot.com
↧
Buku Pertama Karya Alif Rafik Khan : 1000+ FAKTA NAZI JERMAN
Tahukah anda:
Orang-orang Nazi benci disebut 'Nazi'?
Terdapat 42 kali percobaan pembunuhan terhadap pemimpin Nazi Adolf Hitler?
Ilmuwan Nazi mengembangkan tank raksasa, pesawat raksasa, dan bahkan kelinci raksasa?
Terdapat rumah sakit khusus Yahudi di Berlin yang dibiarkan beroperasi sampai akhir perang?
Pilot tempur, komandan kapal selam, dan komandan tank dengan kill terbanyak berasal dari Jerman?
Dan banyak lagi fakta-fakta menarik lainnya yang terangkum dalam buku:
1000+ FAKTA NAZI JERMAN
Karya: Alif Rafik Khan dan Yusup Somadinata
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tebal: 160 halaman
Harga toko: 90.000
Dilengkapi dengan ilustrasi di setiap halamannya dan full color.
Bisa didapatkan di Gramedia serta toko buku terdekat, juga bisa dipesan secara online melalui link-link berikut:
↧
UPDATE! DVD Nazi Jerman (Agustus 2017)
UNTUK CARA PEMESANAN SILAKAN LIHAT DISINI
WEREWOLF HUNT (2009)
Perwira Tentara Merah Mayor Sedov memimpin sekelompok pasukan untuk beroperasi jauh di belakang garis musuh demi mengumpulkan data-data intelijen di bunker Werewolf, markas baru Adolf Hitler di Ukraina yang diduduki oleh Nazi. Bunker satu ini terkenal tidak bisa dihancurkan, bahkan oleh pesawat pengebom sekaligus karena lokasinya yang diluar jangkauan. Berhasilkah usaha mereka? 1 DVD teks Indonesia
THE LAST RESCUE (2015)
Setelah D-Day, tiga tentara Amerika dan dua orang perawat terdampar di belakang garis musuh. Mereka menawan seorang perwira tinggi Wehrmacht sebagai tahanan mereka, dan mencoba untuk mengatur upaya pelarian dari wilayah yang dikuasai oleh Jerman. 1 DVD teks Indonesia
ROAD 47 / THE LOST PATROL (2013)
Pertemuan yang tidak biasa antara tiga pembelot dari kebangsaan yang berbeda (Brazil, Jerman dan Italia) selama Perang Dunia II. Kini mereka menanggung tugas hukuman yang mustahil untuk membersihkan ranjau di jalan 47 untuk membantu kelancaran transportasi Sekutu. 1 DVD teks Indonesia
SABOTEURS / THE HEAVY WATER WAR (2015)
Cerita di balik rencana Hitler untuk mendapatkan teknologi bom atom selama Perang Dunia II, dan juga usaha sabotase Sekutu di Rjukan, Norwegia, untuk menggagalkan rencana Hitler tersebut. Dilihat dari empat sudut pandang: sisi Jerman, Sekutu, penyabot, dan pihak perusahaan. 3 DVD teks Indonesia
SUGIHARA CHIUNE (2015)
Kisah seorang diplomat dari Negara Matahari Terbit, yang diberi julukan "Japanese Schindler", yang telah mengambil keputusan untuk menyelamatkan nyawa lebih dari 6.000 orang Yahudi dari Ghetto Kaunas, Lithuania, dengan mengeluarkan mereka dari wilayah pendudukan Jerman secara diam-diam. 1 DVD teks Indonesia
REICHSFÜHRER-SS (2015)
Reichsführer-SS Heinrich Himmler adalah tokoh Nazi yang paling setia pada Hitler, dan juga merupakan salah satu orang yang paling ditakuti di Third Reich. Melalui perantaraan Jenderal Hans Schellenberg, Hitler berusaha menguji kesetiaan Himmler dengan memaksa dia untuk membunuh seorang tahanan Polandia dengan menggunakan tangannya sendiri. 1 DVD tanpa teks
MISSION TO DEATH (1966)
Di tempat yang jauh dan dalam di wilayah Perancis yang diduduki Nazi, pasukan tentara Amerika mendapati diri mereka terjebak dalam pertempuran brutal melawan musuh yang buas. Misi mereka adalah menyusup ke garis Jerman dan menghancurkan instalasi radar rahasia mereka, sehingga memudahkan pesawat-pesawat Sekutu melancarkan serangannya. 1 DVD tanpa teks
THEIRS IS THE GLORY: MEN OF ARNHEM (1946)
Pada tahun 1944, Jenderal Montgomery memutuskan untuk menerjunkan dua divisi Airborne Amerika Airborne dan Divisi Airborne Pertama Inggris di belakang garis musuh di Belanda untuk menguasai jembatan yang akan membuka jalan ke dataran Jerman. Tujuan utama Inggris adalah Arnhem, titik paling utara dari rencana Montgomery, dan film ini menggambarkan secara rinci para "Men of Arnhem", Airborne Inggris Pertama. 1 DVD tanpa teks
THE THOUSAND PLANE RAID (1969)
Pada tahun 1943, Kolonel Greg Brandon (Christopher George), ditempatkan di sebuah unit bomber 8th Air Force Amerika yang berpangkalan di Inggris. Dia berulang kali mencoba untuk membujuk atasannya dengan mengatakan bahwa pengeboman besar-besaran di siang hari akan mempercepat akhir Perang Dunia II. Dengan kesulitan yang ekstrim, akhirnya rencana pun dilakukan dengan fokus terhadap pabrik pesawat-pesawat Luftwaffe. 1 DVD tanpa Teks
LA CATTURA / THE RAVINE (1969)
McCallum adalah seorang sniper dan juga agen khusus Jerman pada Perang Dunia II yang duitugaskan untuk menangkap seorang Sniper wanita dari kelompok Partisan Tito di Yugoslavia. Setelah misinya berhasil, mereka malah terlibat dalam hubungan asmara dan mulai melupakan perang, tugas, dan siapa diri mereka sebenarnya. 1 DVD tanpa teks
↧
↧
Foto 148. Reserve-Division / 148. Infanterie-Division
Tiga orang prajurit muda dari 148. Reserve-Division yang terbunuh saat pasukan dari salah satu kompi 551st Parachute Infantry Battalion Amerika menyerbu sarang senapan mesin mereka di La Turbie, Alpes-Maritimes, tenggara Prancis, pada tanggal 30 Agustus 1944. Pertempuran kecil ini adalah salah satu baku-tembak terakhir antara pihak Jerman dan Sekutu di wilayah Riviera Prancis. Kopral Joe Cicchinelli dari 551st mengambil foto para prajurit malang ini (yang mengenakan Waffenrock alias seragam parade) dari Soldbuch mereka.
Sumber :
Buku "Messengers of the Lost Battalion: The Heroic 551st and the Turning of the Tide at the Battle of the Bulge" karya Gregory Orfalea
↧
Update! DVD Film Perjuangan Terbaru (September 2017)
UNTUK CARA PEMESANAN SILAKAN LIHAT DISINI
7 WANITA DALAM TUGAS RAHASIA (1983)
Kisah ini berlatar belakang saat IbuKota RI pindah ke Yogyakarta. Di Jawa Barat ada dua kekuatan yang sama-sama memberontak terhadap pemerintahan Republik, yaitu DI/TII dan gerombolan misterius pimpinan Gozali yang frustrasi. Untuk mengatasinya diterjunkan Laskar Wanita yang dipimpin oleh Mayor Meity. Laskar ini mengemban tugas rahasia untuk menyusup ke daerah sasaran dan menghancurkan musuh dari dalam. Berhasilkah tugas mereka?
DARAH DAN DOA / LONG MARCH (1950)
Mengisahkan perjalanan panjang (long march) prajurit Republik yang diperintahkan untuk kembali ke pangkalan semula, dari Yogyakarta ke Jawa Barat. Rombongan hijrah prajurit dan keluarga itu dipimpin oleh Kapten Sudarto (Del Juzar). Ditunjukkan ketegangan sepanjang jalan dan dalam menghadapi serangan udara dari Belanda, juga ketakutan dan penderitaan lainnya. Tak ketinggalan disinggung adanya pengkhianatan diantara sesama rekan seperjuangan
DJAKARTA 1966 (1982)
Film ini secara kronologis membeberkan proses lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) di tahun 1966. Setelah peristiwa G-30S-PKI tahun sebelumnya, Presiden Soekarno tidak segera melakukan penyelesaian politik yang memuaskan. Hari-hari itu Jakarta dipenuhi demonstrasi mahasiswa yang tergabung dalam KAMI dan KAPPI. Mereka mencetuskan Tritura: pembubaran PKI, perombakan kabinet, dan penurunan harga. Sewaktu keadaan makin genting, Soekarno akhirnya memberi wewenang berupa Supersemar pada Letjen Soeharto untuk memulihkan keamanan negara. Berdasar kewenangan inilah Soeharto memerintahkan pembubaran PKI
GURU BANGSA TJOKROAMINOTO (2015)
Setelah lepas dari era tanam paksa di akhir tahun 1800-an, Hindia Belanda memasuki babak baru yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakatnya, yaitu dengan gerakan politik etis yang dikeluarkan oleh penjajah. Faktanya, kemiskinan masih banyak terjadi, rakyat banyak yang belum mengenyam pendidikan, dan kesenjangan sosial antaretnis serta kasta masih terlihat jelas. Melihat keadaan ini, Tjokroaminoto muda tidak hanya berdiam diri. Meskipun dalam keluarga dan lingkungan keturunan ningrat yang hidup dengan nyaman, beliau berani mengambil keputusan dengan meninggalkan status kebangsawannya dan memulai kerja sebagai kuli pelabuhan dan ikut merasakan penderitaan rakyat-rakyat jelata. Beliau pun menjadi pendiri dari Sarekat Dagang Islam ( SDI ) dan beliau juga menjadi guru bagi beberapa pemuda yang kelak menjadi tokoh-tokoh besar Indonesia dengan berbagai ideologi seperti Presiden pertama Indonesia Soekarno (yang juga sempat menjadi menantunya), Kartosuwiryo (DI/TII), serta para tokoh Partai Komunis Indonesia ( PKI ) seperti Alimin, Musso dan Tan Malaka
JENDERAL SOEDIRMAN (2015)
Film JENDERAL SOEDIRMAN bercerita tentang pengkhianatan Belanda yang menyatakan secara sepihak sudah tidak terikat dengan perjanjian Renville, sekaligus menghentikan gencatan senjata atau perdamaian yang telah disepakati sebelumnya. Pada tanggal 19 Desember 1948, Jenderal Simon Hendrik Spoor Panglima Tentara Belanda memimpin Agresi militer ke II menyerang Yogyakarta yang saat itu menjadi ibukota Republik. Jenderal Soedirman lah yang memimpin gerilya untuk menghadapi agresi militer Belanda II untuk menunjukkan pada dunia bahwa TNI masih ada dan akan terus mempertahankan kedaulatnnya
KAMP TAWANAN WANITA (1983)
Dalam masa akhir penjajahan Jepang, Amelia adalah salah satu wanita yang ditahan bersama dengan para wanita lainnya di suatu kamp tahanan. Ia selalu berusaha menjalin hubungan dengan para pejuang gerilyawan Indonesia yang dipimpin oleh Kapten Slamet. Sebagai salah satu taktiknya, ia berhasil dekat dengan Letnan Nakamura. Ternyata keduanya kemudian saling jatuh cinta. Kewibawaan Nakamura dirusak oleh para anak buahnya sendiri, Sersan Tukigawa dan Kopral Seikeki yang suka mempermainkan wanita tahanan. Ketika situasi semakin genting dengan adanya serangan Sekutu, Amelia tidak menyia-nyiakan kesempatan. Di pihak manakah akhirnya dia berpijak?
KOMANDO SAMBER NYAWA (1985)
Peleton Serma Hasyim dari Kompi Letnan Widodo adalah pasukan yang terdiri dari orang-orang pemberani. Untuk menggantikan anak buah Sersan Hasyim yang gugur, maka didatangkanlah Kopral Abimanyu. Abimanyu suka berpakaian perlente, tidak banyak bicara dan tidak disukai Serma Hasyim. Hasyim mengira Abimanyu cuma pandai bersolek dan tak mampu bertempur. Kenyataannya ternyata berbeda...
LEBAK MEMBARA (1982)
Dengan latar belakang zaman penjajahan Jepang, di daerah Lebak dekat Cirebon tersebutlah seorang pemuda perkasa bernama Herman. Ia ditahan di markas tentara Jepang karena membela gurunya yang dianggap bersalah. Penahanan Herman tidak berlangsung lama karena pihak Jepang khawatir kalau kawan-kawannya akan membalas dendam. Tetapi, tanpa sepengetahuan komandannya, sejumlah serdadu Jepang memperkosa Marni, kekasih Herman. Kejadian itu membuat Herman naik pitam dan mengamuk sehingga membunuh beberapa serdadu Jepang. Dia kembali menjadi buron, dan kali ini pihak penjajah tidak segan-segan untuk membunuhnya
MERAH PUTIH II - DARAH GARUDA (2010)
Sebuah cerita mengenai kelompok heroik para kadet yang bergerilya di pulau Jawa pada tahun 1947.Terpecah oleh rahasia-rahasia mereka di masa lalu, konflik yang tajam dalam hal kepribadian serta kelas sosial dan agama, keempat lelaki muda bersatu untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kamp tawanan milik Belanda, demi menyelamatkan para perempuan yang mereka cintai. Para kadet ini terhubung dengan kantor pusat Jendral Sudirman dimana mereka diberi sebuah tugas sangat rahasia di belakang garis musuh di Jawa Barat: sebuah serangan gaya komando pada lapangan udara vital yang dapat membalikkan perlawanan para pemberontak melawan kezaliman yang telah dilakukan oleh Jendral Van Mook pada bulan Agustus 1947
MERAH PUTIH III - HATI MERDEKA (2011)
Dengan latar belakang masa revolusi di awal tahun 1948, sekelompok kadet menjadi pasukan gerilya elit setelah kejadian pembunuhan massal para calon prajurit di tahun 1947. Setelah menyelesaikan misi yang berakhir tragis dengan kehilangan salah satu anggotanya, kesetiaan kelompok ini kembali diuji dengan mundurnya pimpinan mereka dari Pada akhirnya para kadet ini mendapat kesempatan untuk membuktikan kemampuan mereka dalam melawan Belanda dalam perjalanan misi ke Pulau Dewata Bali
OPERASI TRISULA - PENUMPASAN SISA-SISA PKI DI BLITAR SELATAN (1986)
Sebuah upaya untuk mengisahkan kembali penumpasan anggota gerakan G-30-S PKI yang melarikan diri dari Jakarta dan berbagai daerah. Mereka kemudian bertahan dan menyusun gerakan dari wilayah tandus, berbukit, dan bergua-gua di Blitar Selatan. Mereka dilukiskan merampok, melakukan sabotase serta meresahkan penduduk. Sebuah operasi militer dengan sebutan Operasi Trisula dibentuk untuk membasmi mereka
PEDJUANG (1960)
Di sekitar tahun 1947, sebuah peleton pimpinan Letnan Amin mendapat tugas untuk mempertahankan sebuah jembatan yang sangat strategis. Di balik pasukan itu, berlindung sejumlah pengungsi. diantara mereka adalah Irma, anak keluarga menengah yang sinis terhadap perjuangan kemerdekaan. Antara Amin dan Irma terjalin hubungan kasih, yang mereka sembunyikan. Sersan mayor Imron (Bambang Hermanto) yang urakan juga menaruh hati atas Irma. Bagaimanakah akhir kisah cinta segitiga ini, yang terjalin di masa perang kemerdekaan?
SANG KIAI (2013)
Tahun 1942 Jepang melakukan ekspansi ke Indonesia. Di Jawa Timur, beberapa Kiai dari berbagai pondok pesantren ditangkapi karena melakukan perlawanan. KH Hasyim Asy'ari sebagai pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng ikut ditangkap juga karena dianggap menentang Jepang. Penangkapan ini akhirnya memicu kerusuhan di pesantren terkemuka tersebut. Bagaimanakah akhir dari peristiwa ini?
SERANGAN FAJAR (1981)
Kisah Perang Kemerdekaan, menampilkan beberapa fakta sejarah yang terjadi di daerah Yogyakarta. Peristiwa-peristiwa patriotik itu ialah: penaikan bendera Merah Putih di Gedung Agung, penyerbuan markas Jepang di Kota Baru, penyerbuan lapangan terbang Maguwo, dan serangan beruntun di waktu fajar ke daerah sekitar Salatiga, Semarang. Semua peristiwa di atas dirangkai dengan kehadiran Temon, seorang anak laki-laki kecil yang masih lugu, di sela-sela perang bersama dengan neneknya tercinta. Terselip pula kisah keluarga bangsawan Yogyakarta, di mana sang suami ikut gigih membantu pejuang sementara istrinya selalu ketakutan akan kehilangan kastanya sebagai bangsawan
SOEKARNO (2013)
Dulunya dia bernama Kusno. Tubuhnya kurus dan sering sakit-sakitan. Oleh bapaknya lalu Nama Kusno diganti dengan Sukarno. Besar harapan bahwa anak kurus itu akan menjelma menjadi ksatria layaknya Adipati Karna. Harapan bapaknya terpenuhi: umur 24 tahun Sukarno telah berhasil mengguncang podium dengan lantang berteriak : "Kita Harus Merdeka. Sekarang!!!" Akibatnya dia harus dipenjara, dengan dituduh menghasut dan memberontak. Tapi keberanian Sukarno tidak pernah padam
SOEKARNO - KETIKA BUNG DI ENDE (2013)
Karena aktivitas politiknya yang dianggap berbahaya, Soekarno diasingkan oleh Belanda ke Ende pada tahun 1934. Ia pergi bersama dengan istrinya Inggit Garnasih, anak angkatnya Ratna Djuami alias Omi, serta ibu mertuanya Amsi. Masa awal di pengasingan itu dilalui dengan sulit. Yang paling menyakitkan adalah rakyat setempat tidak ada yang berani bertegur-sapa dengannya dan kemana-mana ia selalu diikuti oleh polisi. Sedikit demi sedikit ia mulai bisa bergaul (ia memulainya dengan mengadakan pengajian) dan banyak membaca di perpustakaan pastoran Ende. Di sini pula ia banyak berdiskusi dengan Pastor Huytink yang meramalkannya bahwa ia akan jadi presiden. Pastor ini pula yang membelanya ketika Soekarno mengajak kawan-kawan barunya itu untuk berlatih sandiwara dengan naskah yang ditulisnya sendiri
SURAT CINTA UNTUK KARTINI (2016)
Berlatar di awal tahun 1900-an, Tokoh Kartini adalah sosok wanita dari kaum ningrat yang tidak sombong dengan statusnya. Sementara itu, Sarwadi adalah seorang petugas pos yang sering mengantarkan surat untuk Kartini yang berasal dari teman-teman korespondennya di Belanda. Mereka kemudian saling jatuh cinta, meskipun pada akhirnya terhalang oleh tembok tebal, terutama saat Kartini mendapat lamaran dari seorang Bupati yang telah memiliki tiga istri...
TAPAK-TAPAK KAKI WOLTER MONGINSIDI (1982)
Kisah salah seorang pahlawan kemerdekaan di Sulawesi Selatan, Wolter Monginsidi. Dia dilukiskan sebagai pemuda yang flamboyan, berani terkadang nekat, serta agak emosional. Ia dan pasukannya selalu mengganggu Belanda, dan diburu-buru, sampai akhirnya tertangkap. Ayahnya meminta agar ia menandatangani permohonan grasi yang diajukan penjajah, tapi Wolter Monginsidi tegas menolak. Akhirnya sang pahlawan gugur dieksekusi oleh Belanda
THE ACT OF KILLING (2012)
Film ini mengisahkan tentang kehidupan salah satu tukang jagal yang bernama Anwar Congo dan Adi Zulkadry. Pada waktu PKI masih berjaya mereka bekerja sebagai penjual tiket bioskop, tapi kemudian berubah menjadi salah satu pimpinan dari sebuah kelompok jagal anti-PKI di Sumatera Utara. Anwar Congo adalah orang yang dulu sempat diberikan sebuah jabatan sebagai sayap kiri dari organisasi paramiliter bernama Pemuda Pancasila yang dulu berada di barisan terdepan dalam menumpas PKI. Dalam salah satu wawancaranya, Anwar berkata bahwa ia secara pribadi telah membunuh lebih dari seribu orang!
↧
Foto 208. Infanterie-Division
Dari kiri ke kanan: Generalleutnant Hans Piekenbrock (Kommandeur 208. Infanterie-Division) dan Major Klaus Sinram (Führer Grenadier-Regiment 309 / 208.Infanterie-Division) menginspeksi pasukan dari unit mereka dalam upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Sinram, tanggal 1 November 1944. Sang Mayor sendiri telah mendapatkan berita penganugerahannya dari tanggal 23 Oktober 1944. Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Lucke
Sumber :
www.audiovis.nac.gov.pl
↧